March 16, 2014

[CHARACTER SHEET] PETRA ARCADIA - THE BLADE MAESTRO

IDENTITAS DASAR
Penulis : Billy Bagus Doxa
Nama : Petra Arcadia
Julukan : Gilgamesh, The Blade Maestro
Pekerjaan : Guardian of Realm
Umur : 24 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Ras : Hybrid (Elven + Terrestrial)
Tipe Petarung : Jarak menengah/dekat
Kegemaran : Hal-hal yang rumit (untuk dipecahkan—dan dia kerap berhasil melakukannya), Wanita oriental, segala jenis masakan berbahan mie.
Ketidaksukaan : Produk dairy (keju, susu dan coklat), orang lebay, bau menyengat dan pengkhianatan.
Kepribadian : Tenang, pendiam dan memiliki charisma misterius yang membuat semua orang penasaran terhadapnya.

DESKRIPSI FISIK DAN PENAMPILAN
Tinggi/Berat : 169 cm/55 kg
Kepala : Rambut hitam panjang, diikat buntut kuda, wajah dingin namun penuh kewaspadaan, ekspresi cenderung datar dengan wajah khas Asia (sipit, hidung tidak terlalu mancung) namun memiliki aura khas yang membuatnya memiliki daya tarik mutlak (apapun maksudnya..)
Tubuh : Proporsi pas, tidak lebih tidak kurang, kulit coklat, cukup berotot namun Bahasa tubuh kerap rileks, terkesan tidak siaga namun elegan, tangan kiri tidak pernah jauh dari pinggang di mana kedua senjata tergantung. Mengenakan yukata praktis berwarna ungu bercorak hexagon dengan armor berbentuk yori (Zirah Samurai Jepang) di dalamnya. Meski mengambil bentuk tradisional, armor tersebut konon terbuat dari batu dragonite yang memiliki tingkat pertahanan 110% terhadap material padat dan panas, mulai dari api, besi hingga laser dan peluru.
Senjata : Dua buah pedang Katana bernama Moira dan Mivune, Moira memancarkan pijar kebiruan dan Mivune memancarkan pijar kemerahan. Huruf kuno terukir di sepanjang tubuh pedang dan ikut menyala seiring semakin lamanya waktu bertempur, beberapa orang mengatakan kedua pedang tersebut memiliki jiwa tersendiri. Keduanya merupakan artefak kuno yang telah dimiliki Petra sejak kemunculannya dan ia masih bungkam ketika ditanya mengenai asal-muasalnya. Sepasang Shape shifter Orb yang mengelilingi tubuhnya selama bertempur (penjelasan lebih lanjut di bawah).

KEMAMPUAN DAN KELEMAHAN
Kemampuan :
  • Di jagad asalnya, Ridema, Petra Arcadia adalah nama besar di dalam dunia peperangan. Kemunculannya yang entah dari mana, penampilan dan cara bertarung yang unik serta keahlian tingkat tinggi dalam ilmu pedang membuat Petra tidak mendapatkan kesulitan untuk memenangkan duel-duel dengan para ahli pedang lainnya. Petra bahkan terbukti mampu bertahan sendirian menghadapi gempuran para prajurit pengendara naga Dragonia yang terkenal kuat dan cekatan. Dia adalah seorang dual-wielder (ahli pedang-ganda) sejati dengan prinsip ‘pertahanan menyerang’, dan kemampuannya membaca arah pertarungan, Pergerakan lawan serta kreativitasnya sudah menjadi momok menakutkan. Sebagai petarung jarak dekat, Petra memiliki sejumlah serangan tak terduga dengan kecepatan mencengangkan, misteri yang menaungi tentang asal-usulnya serta senjata yang dipakainya juga membuat batas kekuatan Petra belum dapat diukur secara pasti.
  • Petra juga menguasai seni perang rahasia di mana dirinya memiliki kemampuan untuk mengendalikan dua buah shape shifting orbs dengan dia sebagai orbitnya. Kedua orb tersebut dapat memadatkan diri menjadi tajam sebagai senjata tambahan dan semuanya dapat dikendalikan penuh oleh Petra dalam satu pertarungan, orbs tersebut memiliki jangkauan cukup luas (radius 1 km) serta memiliki kemampuan regenerasi dan juga dapat bertambah kuat dengan menyerap material sejenis besi ketika bertempur, bahkan pedang dan peluru milik lawan. Karena inilah, Petra dikenal sebagai ‘Quadra’, penjelmaaan Gilgamesh, sang Dewa Pedang bertangan empat yang belum tertandingi.
Kelemahan :
  • Pertahanan. Secara alami, Petra tidak mempunyai alat pertahanan, dia bergantung sepenuhnya pada kemampuan menyerang sehingga ada celah yang bisa dimanfaatkan untuk membuatnya goyah.
  • Fisik. Petra bukanlah petarung bertubuh ‘badak’, satu atau dua saja serangan mematikan yang tembus dapat membahayakan nyawanya.
  • Non-Magic. Petra tidak memiliki kemampuan sihir sehingga di saat terdesak, tidak ada wild card yang mampu digunakan olehnya untuk mengubah arah pertarungan, kecuali keberadaan dua orbs yang dikendalikan oleh pikiran dan sensor motoriknya, dan itu sama sekali tidak menghabiskan MP (Magic Point).
  • Weapon-heavy. Selain intuisi, refleks dan kemampuannya membaca pertarungan, Petra sangat mengandalkan keempat senjatanya, sehingga nyaris tak ada yang dapat dilakukan olehnya ketika empat senjatanya tidak dapat digunakan, terlebih apa bila secara bersamaan.
  • Pancaindera. Petra memiliki sensor motorik dan sinkronisasi syaraf di atas insan normal, ini mempengaruhi seluruh panca inderanya, termasuk penciuman. Bau yang tidak enak atau terlalu menyengat, suara yang bising dan menyayat akan membuat konsentrasinya terganggu, setidaknya untuk beberapa saat.

LATAR BELAKANG
Realms : Ridema
Realms Trademark : Sebuah Realm yang terdiridari 7 Kerajaan dan berbagai macam hal, mulai dari naga, bajak laut, sihir, mesin, demokrasi, politik, hingga cinta.
Kehidupan Sebelum Turnamen : Petra adalahsalahsatu Guardian of Realm di Ridema, terakhir dia menjabat sebagai salah satu dari Four Commanders di kerajaan Dragonia di bawah pimpinan Raja Drogald Brazenthrall.
Cerita Kematian : Dalam pencarian mengenai jati dirinya, Petra terdampar di the Land of Voidus, di sana ia menjumpai sesosok entitas kuno bernama Solvaros yang mengklaim dirinya memiliki jawaban atas seluruh pertanyaan Petra, yang akan dibeberkannya bila Petra mampu mengalahkannya dalam duel satu lawan satu. Petra menerima tantangan tersebut dan kalah (Solvaros dengan licik membuatnya bertarung melawan diri sendiri). Jiwanya direnggut oleh Solvaros untuk dijadikan salah satu sumber energi, namun suatu entitas lain mengintervensi hal ini dan Petra pun lepas dari cengkraman Solvaros, kini jiwanya tengah berkelana di ‘Pilgrimage Road’, sebuah alam antara (Limbo) di mana setiap jiwa terpilih memiliki secercah harapan untuk kembali ke raga yang mereka tinggalkan.
Motivasi : Selain rasa penasaran? Di benak ini sedang tertanam sebuah saga tentang perang dan harapan dengan banyak karakter sebagai penopang, sebenarnya lebih utama untuk menambah pengalaman dan melatih konsistensi dalam menulis dan menciptakan sebuah karakter secara mendalam dengan harapan dapat menjadi sesosok karakter yang ikonik dan berkesan. Hal lain yang tengah dilatih juga? Kreativitas, improvisasi dan spontanitas (dalam konteks penulisan). Harapan untuk karakter? Hidup kembali!

Share this character sheet:

1 comment:

Silakan meninggalkan komentar. Bagi yang tidak memiliki akun Gmail atau Open ID masih bisa meninggalkan komentar dengan cara menggunakan menu Name/URL. Masukkan nama kamu dan juga URL (misal URL Facebook kamu). Dilarang berkomentar dengan menggunakan Anonymous dan/atau dengan isi berupa promosi produk atau jasa, karena akan langsung dihapus oleh Admin.

- The Creator -