February 15, 2015

[FINAL ROUND] URSARIO - 'TILL THE BEARY END

[Final Round] Ursario
"Till the Beary End"

Written by Heru S. Zainurma

---



Catatan dari penulis:
"Kilas balik" ini adalah ringkasan cerita dari apa yang dijalani Ursario mulai dari Pra-Turnamen, kemudian Ronde 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan berlanjut sampai Semi-Final. Semua poin penting kanon Ursario saya rangkum di sini.

Anda boleh membaca ini sekadar untuk kembali mengenang perjalanan Ursario, babak demi babak. Namun kiranya Anda sudah tiada memerlukan semua cuplikan itu, maka bolehlah Anda melewatinya. Jika demikian, maka saya sarankan Anda langsung membaca mulai dari "Prolog Menuju Final"

Terima kasih dan selamat menikmati Final BoR4 Afterlife versi Ursario ;)



-Kilas Balik-
"Hell's Whisper"


Ini cerita tentang Ursario.

Beberapa tahun silam, dia masihlah sesosok Demonlord penguasa Ursa-Regalheim yang dihuni kaum Ursa-Demon di suatu region Netherworld Neda. Namun petaka datang dari kaum Luxa-Demon, musuh abadi mereka.

Dipimpin Magnanimous Demonlordess Lumina (atau ringkasnya, Mag-Lumina), kaum Luxa-Demon berniat menjadi penguasa seluruh Netherworld Neda. Kebetulan kursi Overlord dari Netherworld Neda ini telah lama kosong, yang dengan itu memicu peperangan untuk mengincar gelar terhormat tersebut.

Namun sungguh sayang. Justru Demonlord Ursario dan pasukan Ursa-Demon, yang dikatakan sebagai salah satu kandidat terkuat perebut titel Overlord, malah menjadi yang pertama tersingkir dari peperangan ini. Rupanya region Ursa-Regalheim adalah sasaran pertama dari invasi besar kaum Luxa-Demon. Dan kaum ini punya sihir cahaya yang dahsyat. Sangat efektif melawan Ursa-Demon yang secara natural lemah terhadap elemen tersebut.


Kala itu, Demonlord Ursario justru memimpin bala tentaranya untuk balas menyongsong serbuan dari depan. Mungkin karena sifat keras kepalanya, Demonlord Ursario menolak untuk bertarung dengan lebih "cerdas". Dia tak suka banyak berstrategi. Bisa ditebak hasilnya. Inilah awal dari kehancuran kaum Ursa-Demon.

Kaum Ursa-Demon terbantai. Sebagian kecil yang tersisa pun terusir dari tanah Ursa-Regalheim. Sedangkan Demonlord Ursario ...

... dia musnah.

Atau setidaknya, raganya yang musnah.

Ursario tetap keras kepala dan menolak untuk mati begitu saja. Dia masih sempat memantra keselamatan jiwanya, tepat sebelum tubuhnya hancur lebur. Jiwanya pun terlempar dari Netherworld Neda ke dunia Manusia, yakni Nedagaia. Di sana, dia mencari wadah untuk menampung jiwanya.

Setelah melalui proses survei singkat, Ursario akhirnya menambatkan jiwanya pada sesosok boneka beruang mungil.

Boneka beruang itu kemudian hidup dan menjadi boneka beruang terkutuk, alias Beary. Dalam wujud barunya ini, Ursario tetap menyimpan ambisi untuk kembali ke Netherworld Neda dan membuat perhitungan kepada Mag-Lumina serta kaum Luxa-Demon.

Ah, mungkin karena pengaruh wujudnya yang sekarang ... entah mengapa sifatnya menjadi lebih ceria. Suaranya pun terdengar seperti boneka yang lucu. Jauh dari wibawa aslinya sebagai Demonlord.

***

Sebagai Beary, satu-satunya sumber energi Ursario adalah energi jiwa. Namun tubuh bonekanya tidak bisa memproduksi itu sehingga mau tak mau Ursario harus terus menyerap energi jiwa dari makhluk hidup lain. Dia terus memburu. Entah itu hewan buas ataupun petarung tersohor, semua diincarnya. Energi jiwa mereka menjadi saripati kekuatan Ursario.

Setelah beberapa lama berkelana dan bertempur, barulah Ursario tersadar kalau Nedagaia bukanlah tempat yang ideal untuk memanen energi jiwa. Tak banyak petarung tangguh yang memiliki energi jiwa yang kuat.

Ursario tak sabar. Peperangan di Netherworld Neda terus berkecamuk sementara dia berleha-leha di sini. Maka dari itu, Beary itu memutuskan untuk mencari jalan pintas.

Terdengarlah suatu bisikan oleh telinga beruangnya. Disebutkan kalau pada suatu Netherworld nan asing, berkumpullah para petarung tangguh dari segala semesta. Dan kabarnya, mereka akan bertempur satu sama lain, menjalani turnamen hidup-mati. Ursario tidak tahu kalau turnamen ini dikhususkan bagi 54 jiwa tertentu yang dijarah oleh penguasa Netherworld itu dari Ranah Persimpangan Jiwa. Itu adalah Turnamen Akhirat, tempat bertarungnya mereka-mereka yang seharusnya sudah mati.

Tak terlalu peduli dengan detail itu, Ursario pun menyusupkan jiwanya ke dimensi itu. Dan beruntung, karena satu dan lain sebab, ternyata dia dianggap sebagai peserta juga oleh sistem. Dia menjadi petarung ke-55.

Yang tidak Ursario ketahui adalah perihal Turnamen Akhirat ini yang dikuasai oleh Overlord Thurqk yang memiliki kemampuan tiada terkira. Di Netherworld Nanthara ini, kekuatan [Kehendak] dari sang Overlord sudah cukup untuk menundukkan petarung setangguh apapun.

Termasuk Ursario.

Maka dari itu, tak ada jalan lain. Ursario terpaksa mengikuti sistem dan menjalani ronde demi ronde yang diadakan oleh Thurqk. Setidaknya sampai dia punya cukup energi jiwa untuk menolak [Kehendak] dari sang Overlord.



R1—Taley of the Nottedy Beary

Turnamen Akhirat dimulai.

Pada ronde pembuka, Ursario langsung ditandingkan dengan 4 peserta lain. Mereka adalah Manggale, boneka sigale-gale dari Tanah Batak; Cherilya Janette, pemanah ulung dengan sejumlah teknik magis; Zany Skylark, makhluk Imagyn yang mampu mematerialisasikan imajinasi; serta Nemaphila, wanita tumbuhan penabur benih. Mereka diwajibkan saling bantai untuk menghibur Thurqk. Arenanya adalah suatu hutan, habitat dari monster-monster tumbuhan serupa Nemaphila.

Di sini Ursario menyadari kalau kekuatannya sebagai Beary ternyata sangatlah terbatas. Dia tak berkutik melawan Manggale sehingga terpaksa melarikan diri ke hutan. Ursario bahkan harus menjebak Manggale agar terkena panah liar dari Cherilya. Setelah Manggale lumat, barulah Ursario memanen jiwa petarung Batak itu.

Ursario membiarkan petarung lain saling bertempur sambil mencari celah untuk mencuri jiwa mereka. Kesempatan datang saat Zany terluka oleh serangan benih dari Nemaphila. Kemampuan regenerasi Zany bahkan tak mampu berbuat banyak ketika seluruh tubuhnya dijangkiti tumbuhan parasit. Saat wanita Imagyn ini hendak beristirahat, Ursario hadir dan memberikan hadiah tembakan perpisahan. Jiwa Zany pun direnggut.

Setelah energi jiwanya dirasa cukup, Ursario memanfaatkan itu untuk mengubah wujudnya, meminjam kekuatan dari suku Ursa-Demon yang terpatri di dirinya. Beary itu menjadi sosok boneka beruang kutub dan sukses membantai Nemaphila dan Cherilya dalam satu sergapan untung-untungan.

Ketika ronde pertama berakhir, Ursario sudah memiliki empat jiwa petarung tangguh di dalam tubuhnya. Beary itu pun menikmati pertambahan kekuatan dirinya. Sekarang dia bisa menggunakan sedikit dari teknik para petarung yang diserapnya.



R2—Taley of the Not-So-Slothy Beary

Ronde kedua masih sama. Lima petarung dikumpulkan untuk bertempur sengit. Ursario mendapat lawan-lawan baru, yakni: Salvatore Jackson, si monyet pengamen antar-galaktika; duet Claude-Claudia, sang Dullahan ganda; Major Yvika Gunhildr, sang prajurit tangguh; serta Bara si Tumpara, makhluk pengguna Roh Batu dari Planet Skyemeria.

Kali ini, kepulauan Satha Praghatak yang menjadi panggungnya. Ursario bukan hanya harus bertempur melawan tangguhnya para petempur, dia juga dipaksa menghadapi tipuan dari pulau yang disinggahinya. Pulau Mhyr menawarkan nikmatnya bermalas-malasan.

Walaupun demikian, pada akhirnya para petarung kembali pada akal sehat mereka. Pertempuran pun pecah.

Masih berbekal teknik membokong seperti biasa, Ursario sukses merenggut jiwa Salvatore dan Yvika yang gugur dalam pertarungan mereka melawan peserta lain. Sayangnya, Ursario gagal merampas jiwa Claude-Claudia karena dihalangi oleh Bara.

Klimaks ronde kedua ini adalah ketika Ursario dan Bara bertempur dalam aneka wujud kuat berkat pinjaman energi jiwa yang melimpah dari Empat Batu Roh. Pada akhirnya, Ursario menang juga.

Anehnya, untuk kali ini saja, Ursario memutuskan untuk tidak merenggut jiwa Bara meskipun Beary itu memiliki kesempatan.

Pada akhirnya, Ursario hanya menambah dua koleksi jiwa petarung di dalam tubuhnya.



R3—Beary Watery Duelly

Ronde ketiga adalah saat tabir kekuatan misterius Ursario mulai terkuak. Bahkan Beary itu sendiri tak menduganya.

Saat dihadapkan dengan tangguhnya Reeh Al-Sahr'a beserta alunan anginnya, Ursario mendengar suara aneh dari dalam tubuhnya. Dalam pertarungan satu lawan satu di dalam ruang siksaan Khmaranaka ini, satu jiwa petarung mencuat keluar dari tubuh sang Beary.

Itu adalah jiwa Zany.

Dan Zany ternyata muncul dalam wujud boneka beruang terkutuk seperti halnya Ursario!

Dikepung dua Beary sekaligus, Reeh takluk juga. Sesuai ikrarnya, Reeh turut merelakan jiwanya untuk direnggut oleh sang lawan.



R4—Seveney Jolly Beary

Ursario sungguh tak mengerti. Ternyata teknik penyerapan jiwa yang dimantranya tidaklah sempurna. Alih-alih meleburkan jiwa para petarung menjadi ekstrak energi jiwa, justru semua jiwa itu masih utuh. Zany, Manggale, Nema, Cheril, Yvika, Sal, dan Reeh ... mereka semua malah mewujud menjadi boneka-boneka beruang terkutuk seperti Ursario.

Itulah awal hadirnya Pasukan Beary. Dan ronde keempat adalah panggung mereka.

Ursario digiring ke suatu labirin gigantik berjuluk Vishala Rashta. Dia harus menyusuri rumitnya labirin dan mengatasi setiap Monster Neraka yang menghadangnya, seperti Cerberus dan Mangamyr yang mereka dapati sedang mengejar trio putri tersasar di dalam labirin.

Pasukan Beary sukses mengatasi duet Cerberus dan Mangamyr, namun mereka lantas dihadapkan dengan kenyataan bahwa trio putri itu sesungguhnya juga merupakan Monster Neraka yang harus mereka lawan. Kelengahan itu membuat kesadaran Pasukan Beary diambil alih.

Menyisakan Ursario saja.

Dia harus melawan Pasukan Beary yang selama ini menjadi sumber energinya. Bagaimanapun, Ursario beruntung. Dia masih bisa memanfaatkan medan labirin untuk merancang strategi.

Dia melarikan diri dan membiarkan Pasukan Beary terpencar. Barulah setelah itu Ursario mengalahkan satu demi satu Beary itu dan menyadarkan mereka.

Pada akhirnya, Ursario dan ketujuh Beary sukses mengatasi trio monster burung Gamayun, Sirin, dan Alkonost.

Sampailah mereka di pusat labirin. Sempat Ursario bertemu dengan duet Marid dan Cherufe yang ternyata merupakan Monster Neraka lainnya. Namun kedua monster ini tidak agresif. Mereka justru memberikan kartu nama agar pada suatu saat Ursario bisa memanggil keduanya kalau-kalau tiba momennya untuk berperang.



R5—Lordy and Lordessy of Ursa-Demony

Ronde demi ronde berlalu, semakin banyak peserta yang tersingkir. Mereka bahkan tak pernah menyangka kalau selama ini kehadiran mereka, pertarungan hidup-mati mereka melawan peserta lain, semuanya direkam oleh kamera rahasia yang dipasang Thurqk di segala sudut Nanthara.

Segala kegilaan itu ternyata dijadikan sebagai komoditi bisnis. Dan di balik semuanya perputaran uang itu, niatan Thurqk sejak awal adalah untuk menarik perhatian para Overlord lain.

Thurqk bermaksud membantai segala Overlord "lemah" yang selama ini sudah mengubah Netherworld menjadi tempat Demon menggilai uang. Thurqk akan menghancurkan sistem kapitalistik itu! Dia berniat mengembalikan Netherworld seperti sediakala, sebagaimana patutnya.

Semakin lama, rencana Thurqk semakin dekat dengan keberhasilan. Kesuksesan Thurqk mengelola bisnis Turnamen Akhirat membuat sejumlah Overlord menjadi pelanggan setianya.

***

Turnamen berlanjut.

Ronde kelima adalah saat Nolan pertama kali memunculkan diri ke hadapan para peserta. Dia mengaku memiliki plot untuk menggulingkan Thurqk dan untuk itu dia menginginkan kerja sama dari para peserta.

Tentu saja, tak ada yang terlalu memedulikan Nolan pada saat itu. Tidak semudah itu dia mendapatkan kepercayaan.

Pertempuran terus bergulir. Kali ini tiap peserta dihadapkan dengan lima petarung yang telah gugur.

Ursario terlempar ke salah satu semesta, yakni reruntuhan Jakarta. Di sana, lima petarung sudah menanti. Mereka adalah Richella 'Elle' Eleanor, gnome mekanik yang cebol dan tembam; Leonidas 'Leon' E. Leonhart, ketua KPK peniru Squall; Lucia, sang cewek brutal dari Final Fight; Rex, si ksatria zirah putih yang histeris; serta Baikai Kuzunoha, pemanggil Demon dari serial Shin Megami Tensei.

Namun keanehan terjadi.

Yang hadir di reruntuhan Jakarta ternyata bukan hanya Ursario, Pasukan Beary, dan kelima petarung. Turut muncul pula Ursula yang mengacaukan segalanya.

Ursula adalah Demonlordess penguasa Ursa-Regalheim, satu generasi sebelum Ursario berkuasa. Sama seperti Ursario, seharusnya Ursula juga sudah mati. Dia menderita sakit parah, sesaat sebelum pengangkatan Ursario sebagai Demonlord. Namun Ursula juga menolak untuk mati. Dia memantra keselamatan jiwanya ... membiarkan jiwanya utuh dan bersemayam di Ursus Cemetary.

Ketika invasi Mag-Lumina dan kaum Luxa-Demon terus melebar hingga sudah melebihi setengah wilayah Netherworld Neda, maka Ursula merasa ini saatnya dia keluar dari persemayamannya. Segera dia mencari Ursario dengan memanfaatkan tubuh wanita Manusia sebagai medium. Harapan Ursula adalah agar dia bersama Ursario bisa segera merancang serangan balik melawan Luxa-Demon.

Namun setelah bertemu dengan Ursario yang kini berwujud sebagai boneka beruang, Ursula justru tampak begitu kecewa. Dia tidak bertemu dengan Demonlord Ursario yang gagah. Yang dia lihat hanyalah boneka lemah.

Akhirnya Ursula memutuskan untuk menghabisi Ursario saat itu juga, demi menjaga citra baik kaum Ursa-Demon.

Tentu saja Ursario melawan. Namun saat itu, Ursula terlalu tangguh untuk dia tandingi. Terjadi kejar-kejaran yang seru antara Ursula serta Ursario dan Pasukan Beary. Malang, jiwa para Beary malah tertangkap Ursula, satu demi satu.

Ursario baru bisa benar-benar meloloskan diri ketika hampir seluruh Pasukan Beary sudah dihisap Ursula. Akan tetapi, Ursario belum menyerah begitu saja. Sambil bersembunyi, dia merencanakan suatu strategi.

Ketika Ursula sedang mencari buruannya, dia justru mendapatkan buruan lain. Kelima petarung yang dijadwalkan bertempur melawan Ursario malah dihadapkan dengan musuh baru, yakni Ursula. Dan bukan main kekuatan Ursula. Kelima petarung itu dengan mudah dia lumpuhkan.

Namun saat itulah rencana Ursario berjalan. Lima petarung yang dikalahkan Ursula ternyata sudah ditandai oleh Ursario dengan sihirnya. Dengan demikian, segera setelah mereka kalah, jiwa mereka langsung terserap oleh Ursario.

Duel Ursario-Ursula pecah juga.

Pelan-pelan Ursula terdesak karena jiwa-jiwa Beary yang dihisapnya ternyata tidak bisa diserap dan dijadikan ektrak energi jiwa. Itu adalah jiwa-jiwa yang terkutuk, hanya bisa diserap oleh sesama Beary. Dan pada akhirnya, jiwa-jiwa yang dihisap Ursula pun terlepas.

Dengan energi jiwa dari dua belas petarung, Ursario mampu mencapai wujud Lord. Setelah melewati pertempuran sengit, Ursario sukses menundukkan Ursula. Bahkan sang Beary Lord sempat mengutuk jiwa Ursula sehingga Lady Ursa-Demon itu ikut mewujud sebagai Beary sekarang.

Ursula kesal karena dalam wujud ini kekuatannya tentu jauh berkurang. Tapi singkat cerita, dia memutuskan untuk mengikuti Ursario dan membantu sampai agenda di Nanthara selesai. Ursula dan kelima petarung (yang juga turut dikutuk menjadi Beary) membentuk Pasukan Beary B.



R6—Battley of the Godsy

Ronde keenam bertempat di suatu arena di dalam kastil Devasche Vadhi, ditonton langsung oleh Overlord Thurqk.

Pada kesempatan itu, lagi-lagi Ursario dihadapkan pada lawan berat. Kali ini dia harus mengatasi perlawan sengit dari Nurin yang bertindak sebagai avatar dari Nyarlathotep—makhluk kosmis setara Overlord.

Saat itu, Ursula bergerak terpisah. Dia dan Pasukan Beary B menyusup ke dalam kastil, mencari informasi apapun yang bisa mereka temukan. Mereka sempat menemukan gudang tempat Thurqk menyimpan segala stok dagangannya, mulai dari VHS, VCD, DVD, sampai Red-Ray. Semua itu adalah video rekaman pertarungan para peserta dari babak-babak terdahulu, yang dijual kembali oleh Thurqk dengan harga neraka.

Maka Ursula dan Pasukan Beary B pun membakar gudang film itu.

Hal itu memaksa Thurqk melepaskan pengawasan sebentar dari arena, untuk mengecek kondisi dalam kastil. Saat Ursula ketahuan, terjadilah kucing-kucingan yang seru antara dirinya dan Thurqk.

Pada momen yang sama, di arena, pertarungan Ursario dan Nurin-Nyarlathotep sudah semakin menggila. Ketika Ursula yang dikejar-kejar Thurqk malah tiba di arena, Ursario pun meminjam paksa lima jiwa Beary di tubuh Ursula.

Ursario mode Lord kembali hadir.

Bagaimanapun, itu belum cukup untuk mengalahkan Nurin-Nyarlathotep. Hingga akhirnya, Ursario harus memutus paksa hubungan kosmis antara Nurin dan Nyarlathotep.

Ursario menang, sekalipun harus menanggung resiko yang tak bisa ditolaknya.

Thurqk tersadar akan identitas Pasukan Beary A dan B. Mereka adalah para petarung yang seharusnya menjadi properti pribadi, miliknya seorang. Maka Thurqk pun merebut kembali apa yang memang jadi miliknya.

Sementara itu, plot Nolan tampaknya sudah hampir pasti gagal. Dia tertangkap oleh Thurqk. Setelah dipaksa menyaksikan duel R6, Nolan pun dijebloskan ke penjara bawah tanah.

Bagaimanapun, sepertinya dia belum menyerah. Dia masih menyimpan harapan dan satu rencana terakhir.

Dia menunggu penuh harap untuk diselamatkan ....


R7—Bearyvolution

Semi final harus dijalani Ursario tanpa pasokan energi jiwa dari para Beary. Sekali lagi Ursula harus meninggalkan Ursario karena Lady Beary itu masih belum puas menjelajahi kastil.

Maka bertarunglah Ursario seorang diri, hanya berbekal seperangkat senjata api dibeli tunai dari Hvyt Mart.

Lawan Ursario kali ini adalah Lazuardi. Arenanya adalah seluruh daratan Cachani Vadhi, padang rumput kemerahan yang dihuni serangga-serangga raksasa. Ketika Ursario bertemu dengan Lazuardi, ternyata makhluk jelly biru itu tengah menggila akibat kematian Safirem, sosok yang penting bagi Lazuardi.

Susah-payah Ursario memanfaatkan semua persenjataannya untuk menghadapi Lazuardi yang kerap mengubah-ubah wujudnya mulai dari kupu-kupu biru-transluen raksasa, hingga kumbang tanduk berwarna serupa.

Sempat terjadi pertempuran udara yang sengit ketika Ursario yang menaiki sejumlah serangga seraya terus menembakkan senjata. Ketika pada akhirnya Ursario berhasil mengebom Lazuardi, ternyata makhluk jelly biru itu masih belum mati.

Bahkan dia sampai pada tingkat perubahan gila selanjutnya.

Lazuardi meminjam wujud Emils dan terus berganti-ganti rupa hingga tak bisa dikira. Pada saat itulah Ursario menangkap sejumput cahaya merah di tubuh biru lawannya. Ketika titik merah itu ditembak, semua kegilaan Lazuardi berakhir.

Itu membuat Lazuardi kembali ke akal sehatnya. Dan ternyata, hal tersebut malah menjadikan jelly biru ini tambah berbahaya. Pertarungan terus berlanjut.

Ursario terdesak dan terus terdesak. Ketika dia sudah benar-benar kehabisan trik dan amunisi, tiba-tiba padang Cachani bergetar hebat. Rupanya selama ini, Cachani bereaksi terhadap energi Demonic yang dipancarkan Ursario. Saat itulah sang Beary teringat, kalau dia adalah boneka terkutuk penyerap energi jiwa. Dan energi jiwa bisa didapatnya dari apapun yang berjiwa, baik itu Manusia, Demon, monster, bahkan dari tumbuh-tumbuhan ataupun seonggok tanah.

Jika jiwa itu kuat, maka Ursario harus terlebih dulu membunuh si pemilik jiwa sebelum energinya bisa direnggut. Namun untuk jiwa lemah seperti rerumputan, tanah, dan sejenisnya, maka Ursario bisa meminjam energi mereka secara paksa.

Bahkan, berkat sihir manipulasi jiwa, Ursario juga bisa mengutuk jiwa-jiwa kuat dalam pengendaliannya menjadi serupa sepertinya, menjadi Beary.

Dan itu yang akan dilakukannya pada akhir babak ini.

Pertarungan sengit melawan Lazuardi yang menjelma menjadi "Thurqk-Biru KW Super" akhirnya dimenangkan oleh Ursario. Sejumput jiwa Lazuardi yang tersisa pun dihancurkan sehingga jiwa itu terlepas dari mantra Thurqk dan akhirnya bisa beristirahat dengan tenang di Perhentian Terakhir (atau setidaknya begitulah yang seharusnya terjadi).

Selanjutnya, Ursario meminjam seluruh energi jiwa Cachani sebagai sumber kekuatan untuk mengutuk segenap Netherworld Nanthara.

Jiwa-jiwa lemah yang selama ini terkekang di penjuru Nantara, baik itu di penjara Khmaranaka, di lika-liku labirin Vishala, di tujuh pulau Satha Pragathak, bahkan jiwa-jiwa para petarung terpilih yang selama ini terkurung dalam kristal-kristal jiwa di ruang rahasia milik Thurqk, semuanya terbebaskan! Mereka berontak dari segala sudut, dalam wujud boneka-boneka beruang terkutuk.

Saat itu, Ursula sudah sukses membebaskan 12 Beary yang ditahan di penjara bawah tanah Kastil Devasche. Bonusnya, Nolan ikut terbebaskan. Dengan demikian, rencana Nolan masih bisa berjalan.

***

Cuplikan cerita Ursario berakhir sampai di sini.

Sekarang, kita sampai pada penghujung dari segala petualangan si boneka beruang di Netherworld Nanthara.

Kehebohan apa saja yang akan terjadi?

Mari kita saksikan bersama-sama.



-Prolog Menuju Final-
"AKUMA Drops"


Gelora itu seolah menggetarkan seluruh Nanthara.

Daratan meretak. Penjara bawah tanah Ythana Khauri Khmaranaka telah runtuh. Gerombolan Beary mencuat keluar menuju permukaan tanah, kemudian muncul tepat di wilayah Jagatha Vadhi. Di sana, mereka mendengar jelas seruan dari Boss Beary, yaitu Ursario.

"Sudah kupinjamkan raga baru untuk kalian, maka ikut mengamuklah bersamaku, burahahahaha! Inilah Bearyvolution!!"

"BUROOAAAAAAWWWWRRR!!!" mereka pun menyahut dengan raungan semangat.

Kemudian melesatlah Ursario mengendarai kupu-kupu Swallowtail raksasa. Di belakangnya, terbanglah ratusan serangga lain yang juga datang dari Cachani Vadhi. Mereka memberikan tumpangan gratis pada gerombolan Beary.

Langit pun riuh oleh dengung serangga, diiringi oleh gemuruh sorak para Beary.

Tujuan mereka hanya satu, yaitu melumat Thurqk.

...

Di sisi lain, Thurqk juga telah siap sedia. Baru saja dia membantai sejumlah Overlord yang selama ini menjadi pelanggan setianya. Mereka terjebak dan tertipu oleh keramahan Thurqk sang Entrepreneur. Sejak awal, Thurqk memang tak berniat untuk menjadi tuan rumah yang baik.

Hanya si misterius Tamon Ruu—Overlord Berkepala Kuda—yang selamat dari malapetaka ini dan berhasil melarikan diri (untuk selanjutnya menjadi panitia BoR5).

Thurqk sudah siap untuk lepas landas. Dia hendak mengarungi jagat-jagat Netherworlds untuk memburu para Overlord lainnya dan mengembalikan semesta-semesta para Demon ini ke asalnya, menjadi tanah peperangan dan pertumpahan darah.

Namun sebelum itu, dia harus beberes dulu. Ada sedikit kekacauan yang tersisa di sini, di Netherworld Nanthara.

Thurqk berdiri gagah di puncak Kastil Devasche Vadhi. Di belakangnya sudah berjajar entah berapa ribu Hvyt. Semuanya siap bertempur. Hadir pula duo leluhur legendaris para Hvyt, yakni Hvyto dan Hvyta, yang dipanggil khusus untuk memeriahkan suasana.

Mereka semua menyambut kedatangan Ursario.



-I-
"Song of the Gods"


Dialah Thurqk♪! (Wkwokwowko!)
Oh, dialah Thurqk♪!! (Wkwokwowko!!)

Dia Overlord! Di atas segala Overlord~♪!
Sungguh ganteng, Lord~♪ rupawan, my Lord~♪!
Kejam nan memesona, merah lagi membara, Looord~♪♪

Dia Overlord! Membantai segala Overlord~♪!
Sungguh licik, Lord~♪ penipu, our Lord~♪!
Sejuta pengikutnya, sejuta pula musuhnya, oh Looorrrrrdddd~~♪♪

Turnamen ini, sudahlah sudah~ sudah~ sudah~♪
Siapapun pemenangnya, sudahlah sudah~♪
Yang jaya hanyalah Overlord Thurqk, oh Looooooorrrddddd~~~♪♪♪

Dialah Thurqk♪! (Wkwokwowko!)
Oh, dialah Thurqk! (Wkwokwowko!!)
Dialah Thurqk♪! (Wkwokwowko!)
Oh, dialah Thurqk♪!! (Wkwokwowko!!)

Lagu itu terus berulang melaui suatu pemutar kaset. Lagu itu terus menggema dari puncak istana. Alunannya bahkan terdengar sampai ke seluruh penjuru Nanthara.

Pikir Thurqk, apa yang lebih tepat untuk mengiringi laga pamungkas Turnamen Akhirat ini selain lagu spesial yang dikarangnya? Bukankah setiap aksi dalam film apapun selalu diiringi musik latar? Hell, bahkan para Hvyt pun sudah bernyanyi dan menari, memeriahkan suasana.

"Wkwokwowko! Ayo! Mainin terus gaya kalian!" seru Thurqk.

Sang Overlord terus terbawa irama. Dia tertawa riang sambil bertepuk tangan sesuai ritme musik. Begitupun dengan para Hvyt di sekelilingnya.

Seolah, kehadiran Ursario dan laksar udara Beary tiada berarti di sana.

Dengan mengendarai serangga-serangga raksasa, laskar udara Beary telah berjibaku dengan sepasukan Hvyt (yang tidak bernyanyi dan tidak berjoget). Mereka saling bertubrukan, baku hantam di angkasa, lantas berguguran satu demi satu.

Dia Overlord! Di atas segala Overlord~♪!
Sungguh ganteng, Lord~♪ rupawan, my Lord~♪!
Kejam nan memesona, merah lagi membara, Looord~♪♪

"BuraaaAAAHH! Brengsek! Hentikan lagu jelek ini!!"

Urat boneka di dahi Ursario mencuat. Tak sabar lagi dirinya dengan bising musik yang disetel Thurqk. Boss Beary itu langsung membidik.

Sedetik kemudian, senapannya sudah meletupkan energi kegelapan yang penuh dengan kemurkaan. Arahnya tepat mengincar puncak istana. Niatnya sih ingin meledakkan Thurqk, sekaligus istananya, sekaligus selera musik buruknya.

Namun apa daya?

Belumlah tembakan itu melesat jauh, sudah ada puluhan Hvyt yang menghadang. Mereka menjadi martir. Terciptalah kembang api hitam nan menggelegar.

Hvyt-Hvyt itu tumbang dan terjun bebas dengan badan gosong berasap tebal. Tetapi di sana, di puncak istana, Thurqk dan pasukan Hvyt utamanya (yang terdiri dari para Ãœber-Hvyt dan Hvyt Lord) masih asik berdendang dan bergoyang.

Dia Overlord! Membantai segala Overlord~♪!
Sungguh licik, Lord~♪ penipu, our Lord~♪!
Sejuta pengikutnya, sejuta pula musuhnya, oh Looorrrrrdddd~~♪♪

Ursario semakin kesal. Terutama ketika dia menatap apa yang ada di hadapannya. Tampak barisan Hvyt, berlapis-lapis. Entah ada berapa lapis. Ratusan? Mungkin lebih. Ursario harus menerobos semua Hvyt itu sebelum bisa sampai pada posisi Thurqk.

Swallowtail yang ditunggangi Ursario dipaksa untuk berayun ke kiri dan ke kanan demi menghindari serbuan Hvyt yang terus berdatangan ke arahnya. Belum lagi di sekeliling, laskar udara Beary tumbang satu demi satu. Mereka jelas kalah jumlah.

Turnamen ini, sudahlah sudah~ sudah~ sudah~♪
Siapapun pemenangnya, sudahlah sudah~♪
Yang jaya hanyalah Overlord Thurqk, our Looooooorrrddddd~~~♪♪♪

Tak ada jalan lain. Untuk bisa berjaya, Ursario harus mulai bermain strategi.

"Semuanya, dengar!" titah Ursario. "Kita bentuk formasi [Bear-Satu]!"

Para Beary yang tersisa pun menoleh heran.

"Formasi apa pula itu, Boss Bura??"
"B-bukannya pasukan kita baru aja dibentuk satu chapter yang lalu? Me-memangnya kita pernah latian formasi?"

Mendengar protes dari anak buahnya, Ursario pun memaki, "Buraah, bawel kalian! Pokoknya, semua ke sini! Menyatu! SEKARANG!!"

Tanpa membantah lagi, seluruh laskar udara Beary bergerak. Mereka yang tadinya terpencar-pencar kini berkumpul di satu tempat, dengan Ursario sebagai pusatnya.

Para Hvyt pun terkejut.

Saat ini yang tampak adalah kerumunan Beary yang saling melekat seolah menjadi satu tubuh raksasa, yakni tubuh beruang. Tepatnya, Beruang Terbang!

"Maju, buraaAAARRGH!!"

Beruang Terbang itu segera mendobrak tembok pertahanan para Hvyt, lapisan demi lapisan. Setiap cakarannya menghempaskan puluhan Hvyt ke berbagai arah. Bukan hanya itu. Dalam wujud [Bear-Satu] ini, pertahanan laskar udara Beary meningkat drastis. Segala terjangan para Hvyt yang menyasar tubuh Beruang Terbang ini langsung terpentahkan begitu saja.

Dialah Thurqk♪! (Wkwokwowko!)
Oh, dialah Thurqk♪!! (Wkwokwowko!!)

Sedikit demi sedikit, Ursario dan pasukannya mulai mendekat ke posisi Thurqk. Namun alunan musik itu terus saja membuat kuping Ursario panas.

Dialah Thurqk♪! (Wkwokwowko!)
Oh, dialah Thur——

"Jangan mau kalah sama musik Thurqkey ini! Kita juga ayo nyanyi, buraaah!" buru-buru Ursario berseru. "Lantunkan Beary [Bearsong]!"

Lagi-lagi para Beary terheran mendengar titah dari Boss mereka. Namun kali ini semua Beary itu menurut saja. Dengan mengandalkan naluri, mereka mengikuti setiap lirik dan nada yang diserukan Ursario.

Lagu dibalas dengan lagu!

Beary beary, kami bukanlah teddy beary~♫
Beary teddy beary, kami bukanlah teddy beary~
Jiwa terkutuk, beary bear~♫
Jiwa terbebas, hei beary bear~
Beary smally beary, kami Pasukan Beary~~~♫!
(Bura! Bura! Bura!)

Hanya bermodalkan semangat, alunan vokal para Beary pelan-pelan bisa menyaingi gemuruh musik latar Thurqk. Beary-Beary itu terus melaju, menerobos barisan Hvyt. Mereka pun terus melagukan lirik sederhana itu. Sederhana, namun mampu mengusik kesenangan sang Dewa Merah.

"Hei, apa-apaan ituh?" omel Thurqk. "Kagak boleh ada dua lagu dalam satu klimaks!"

Para Hvyt di sekeliling Thurqk menghentikan acara goyang-nyanyi mereka. Mereka menyaksikan kalau mood sang Dewa Merah sudah berganti. Hvyt-Hvyt itu turut berganti ekspresi. Mereka segera bersiaga dan menyiapkan barisan.

Sebentar lagi, para Beary akan sampai ke hadapan Thurqk dan pasukan elitnya. Barisan prajurit Hvyt sudah diterobos dari satu titik. Mereka tak bisa menghentikan amukan (dan nyanyian) boneka-boneka beruang dalam formasi tempur itu.

Maka saatnya para petinggi Hvyt untuk mengambil alih.

Satu barisan Ãœber-Hvyt dari sisi kanan. Satu lagi barisan Hvyt Lord dari sisi sebaliknya. Mereka mengepung formasi lawan dari dua arah sambil membidikkan senapan mereka, yaitu "Hvyterbuster". Dengan komando dari salah satu Hvyt Lord, mereka mulai membombardir.

Langit kembali bergemuruh oleh rentetan ledakan merah.

Sedikit demi sedikit formasi Ursario pun pecah setelah terus-menerus digempur. Para Beary berhamburan, terhempas seperti dedaunan yang tertiup badai. Nyanyian riang mereka pun terbungkam. Hingga pada satu momen, satu ledakan merah raksasa meruntuhkan formasi itu secara total. [Bear-Satu] kini tercerai-berai.

Semua Beary terlontar ke segala arah. Serangga tunggangan mereka juga takluk dan tak mampu lagi terbang. Namun dalam semua keriuhan itu, satu Beary masih melesat maju mengendarai kupu-kupu langka.

Dialah Ursario.

Tampaknya para petinggi Hvyt lengah, menduga kalau serangan mereka sudah melumat segalanya. Momen singkat itu dimanfaatkan Ursario untuk menyerbu secepat kilat, langsung ke hadapan Thurqk.

Ursario mengumpulkan segenap aura Demonic pada pucuk Ursus-Blaster miliknya. Kemudian dia menembak, tepat ke muka Thurqk.

Akan tetapi, bukan Thurqk namanya kalau tidak bisa mengatasi serangan mendadak begitu. Sang Dewa Merah malah terkekeh.

"Kekeh, kekeh! Nggak secepet itu, boneka!"

Dengan penuh percaya diri, Thurqk bersiap menerima langsung tembakan energi kegelapan dari Ursario. Kemudian sang Dewa Merah meninjunya!

Walhasil, tembakan energi itu kini teralihkan ke samping. Lesatan energi itu kemudian terlempar menuju salah satu menara Kastil Devasche. Letupan membahana pun bergema, menghancurleburkan menara itu.

Thurqk terkekeh lagi. Tapi tidak lama. Dia segera menyadari kalau suasana tiba-tiba menjadi sepi. Tak terdengar lagi musik latar apapun. Hanya suara batu dan kerikil yang berjatuhan.

Rupanya, tembakan Ursario tadi—ketika akhirnya melenceng—malah sukses menghancurkan sound system kebanggaan sang Dewa Merah.

"Bangke! Dasar boneka butut!!" maki Thurqk. "Belinya tuh mahal banget, tau!!"

Terpaut beberapa meter di depan sang Dewa, tampak Ursario bersiap menembak untuk kali kedua. Namun kini para petinggi Hvyt tak mau kecolongan. Secepat kilat mereka mengepung Boss Beary itu dari segala penjuru.

"S-sialan, buraa ..."

Ursario celingak-celinguk, tak mendapati celah untuk berkelit ataupun celah untuk membidik Thurqk. Boss Beary itu langsung bersiaga. Sebentar lagi dirinya akan diserbu oleh pasukan Hvyt terkuat yang mengepungnya. Atau setidaknya, begitulah yang diperkiraan si boneka.

Namun Hvyt-Hvyt itu hanya melayang dalam diam, bersedekap. Tak ada satupun yang maju. Dan yang terjadi selanjutnya adalah—

—Thurqk sendiri yang melompat ke hadapan Ursario!

Bogem api sang Dewa sudah siap untuk meninju ....

Tentu saja Ursario buru-buru bereaksi untuk mengangkat senjata. Sayangnya, kali ini tubuhnya tak bisa diajak bekerja sama. Seluruh badannya gemetar, begitu sulit untuk digerakkan.

Dia telah tersandera oleh kekuatan [Kehendak] sang Dewa Merah.

"Kehkowkowokkwo! Jangan ngelunjak ya, boneka! Boleh aja situ nantangin sini," ujar Thurqk. "Tapi bukan cuman situ yang punya hak buat ngelawanku, tau! Masih ada dua peserta lain di bawah sana."

"Bura? Dua??"

"Kenapa kalian nggak ketemuan dulu sana, sebagai sesama peserta," lanjut Thurqk. "Kalian gelut bertiga, terus yang menang yang bakal dapetin hak tunggal ngelawanku. Atau, wkwokwowko, kalian bertiga boleh aja berkomplot buat bareng-bareng ngeroyokku. Yang manapun nggak masalah."

Jotosan neraka dari sang Dewa menyapa juga. Tinju kanan Thurqk menghantam telak muka Ursario hingga wajah si boneka amblas. Detik berikutnya, akibat tenaga luar biasa dari pukulan itu, Ursario langsung terhempas begitu kencang. Boneka beruang itu terlempar sangat-sangat jauh ....

Thurqk tertawa untuk beberapa detik, lalu dia memerintahkan, "Sekarang saatnya kita lepas jangkar!!"

"Siap, Tuanku!!" seru sejumlah Hvyt, kompak.

"Terus, kalian berdua!" Thurqk menoleh pada duo Hvyt legendaris yang rupanya malah asik bersila sambil minum kopi neraka di atap kastil. "Kalian kupanggil ke sini bukan buat bulan madu!"

Hvyto dan Hvyta pun bangkit. "Tuanku punya perintah untuk kami?"

"Ermm ...," Thurqk mengelus-elus dagu seraya berpikir, "... sekarang sih belom ada, kayaknya. Kalo gitu lanjutin aja deh acara minum kopi tadi. Sekalian aku minta segelas."

"Suatu kehormatan bagi kami," jawab pasangan Hvyt itu.

Setelah itu, Hvyt-Hvyt lainnya langsung bergerak untuk menyiapkan sesuatu. Beberapa dari mereka masuk ke suatu ruangan di salah satu menara. Ketika mereka menekan sejumlah tombol dan menarik tuas tertentu, tahu-tahu seluruh Kastil Devasche mulai bergetar hebat.

Getaran itu semakin kuat, diiringi bunyi gemuruh yang riuh. Kemudian Kastil itu pun meruntuh. Batu-batu yang menyusun dinding kastil terlepas satu demi satu. Jendela dan pintu berhancuran. Dalam waktu sekejab saja, Kastil Devasche sudah menjadi tumpukan puing.

Kemudian dari reruntuhan itu, mencuatlah suatu bahtera merah yang perlahan-lahan melayang ke angkasa. Tampak Thurqk dan pasukan Hvyt terbaiknya sudah memenuhi bahtera itu, siap berlayar.

Bahtera ini merupakan alat transportasi lintas-dimensi kebanggaan Thurqk. Rupanya dia sudah berniat untuk meninggalkan Nanthara ini demi mengobarkan perang di semesta-semesta Netherworld lain. Namun, bahtera itu masih belum lepas landas sepenuhnya.

Thurqk rupanya masih menunggu.

Siapakah peserta yang nantinya akan berhasil menyusulnya ke sini? Hanya pertarungan epiklah yang pantas menjadi "pesta perpisahan" Thurqk sebelum dirinya angkat kaki dari Netherworld merah ini.

Sambil menanti, kembali dia (dan seluruh Hvyt di sana) menyanyikan lagu sang Dewa, walaupun tanpa diiringi musik.

Dia bisnismen, Lord~♪ jutawan, your Lord~♪
Tapi itu semua, tak ada artinya lagi~♪
Dia hanya ingin, Lord~♪
——tetes keringat! Darah! Dan air mataaa, Ooverlooorrrddd~~~♪♪♪

Dialah Thurqk♪! (Wkwokwowko!)
Oh, dialah Thurqk! (Wkwokwowko!!)



-II-
"A Flock of Lambs"


Saat Kastil Devasche mulai meruntuh, Ursula, Nolan, dan 12 Beary masih berada di dalam. Mereka berada di ruang perpustakaan di lantai dasar. Nolan baru saja menyalakan suatu program di laptopnya yang terhubung pada jaringan Devasche. Nolan menyebut programnya dengan nama "Innocent", entah program apa itu sebenarnya ....

"Sabar," ujar Nolan. "Ini bakal aku jelaskan, kok. Jadi perlu kalian ketahui, para Hvyt yang selama ini selalu setia pada si biadab Thurqk ternyata merupakan keturunan dari dua Demon legendaris yang mengabdi pada keluarga Iylich di masa lampau—"

"Tunggu, kenapa KAMU malah mulai bercerita?!" potong Ursula dengan ekspresi setengah murka.

Beberapa Beary pun ikut bereaksi.

"Nuom? Kenapa Tante Ursula seperti marah begitu, nom?" tanya Elle Beary kepada rekan Beary di sebelahnya.

"Err ... 'bercerita' itu merupakan trademark si tante. Pasti dia kesal karena perannya diambil alih," jawab Baikai Beary.

"Si Lady emang doyan cerita. Tapi cerita darinya, ending-nya pasti MATI semua," cibir Lucia.

"—duo Demon leluhur Hvyt ini terikat kontrak sihir untuk terus mengabdi kepada keluarga Iylich," Nolan melanjutkan ceritanya, tak peduli ada yang mendengarkan atau tidak. "Dan Thurqk sebagai pewaris satu-satunya dari keluarga Iylich, turut mewarisi kontrak ini. Maka dari itu, duo leluhur Hvyt ini, beserta seluruh Hvyt, semuanya patuh pada Thurqk."

Dinding dan atap perpustakaan itu bergoncang kencang, lemari pun berjatuhan. Ruangan itu mulai ambruk.

"INTINYA, sekarang aku akan membatalkan kontrak sihir itu secara paksa. Melalui programku ini," jelas Nolan.

"Nggak ada waktu lagi, bocah!" seru Yvika Beary, langsung menyeret Nolan dari meja. "Kita pergi sekarang juga!"

"Semuanya, dobrak jendela itu!" titah Ursula.

Nolan mencoba berontak, "T-tunggu, programku baru berjalan 5 perse—"

Ruangan itu sudah runtuh sepenuhnya. Beruntung, Nolan dan kawanan Beary masih sempat melompat keluar menerobos kaca jendela. Mereka pun terguling-guling di pelataran kastil. Buru-buru mereka bangun dan berlarian, mencoba menghindari hujan puing batu.

...

Akhirnya mereka sampai pada pinggiran Jagatha Vadhi.

Betapa terkejutnya mereka ketika menyaksikan apa yang tampak di hadapan mereka. Sosok-sosok yang bergelimpangan itu ....

"Nuoom! Ada banyak Beary nom yang pingsan nom!!" jerit Elle.

"Astaga!" seru Reeh. "Gerangan apa yang kiranya terjadi tatkala tadi kita berada di dalam kastil?"

"Sembarangan sekali dia menggunakan mantra pengutuk itu," keluh Ursula.

"A-apa?! Jadi boneka beruang bernama Ursario itu bisa melakukan kutukan sampai sejauh ini? Seberapa besar skalanya? J-jangan-jangan dia mengutuk seluruh Nanthara??" Nolan panik.

"Tidak seluruhnya, tentu," jelas Ursula. "Ada sejumlah batasan."

"Ini ... agak merusak rencanaku," keluh Nolan.

"Tapi ini bagus, lho," sahut Nema dengan nada sinis. "Lihat. Sekarang kita jadi punya BANYAK saudara. Aku sampai terharu."

Wah, imut-imut banget mereka. Pengen deh kukarungin beberapa buat dibawa pulang, batin Cheril, melupakan kalau dia sendiri sudah jadi boneka yang sama.

"Bentar, bentar. Ini saatnya si monyet ganteng ini beraksi," ujar Sal. Kemudian Monkey Beary itu memainkan seruling ajaibnya, melantunkan nada-nada penyembuh.

Satu demi satu, Pasukan Beary itu tersembuhkan dan tersadar.

Setelah itu, Leon langsung maju ke depan untuk menginterogasi. "Jadi, di mana boneka beruang itu sekarang?"

"Maksudmu Boss Bura? E-entahlah. Aku termasuk yang paling awal tersingkir tadi, burehehehe ....," jawab salah satu Beary.

"Terakhir kulihat sih ... si Boss terlempar jauh ke arah timur. Kena tonjokan Dewa," urai Beary lainnya.

Setelah mendapatkan informasi tersebut, Ursula dan Pasukan Beary Utama memulai rapat mendadak.

"Jadi gimana, Tante?" tanya Manggale kepada sang Lady Beary. "Mesti kita kejarkah si Ursa itu?"

Ursula menggeleng, "Dia tidak perlu bantuan kita untuk saat ini. Mending kita tolong dulu kamerad-kamerad baru kita ini, sebagai sesama Beary. Semakin banyak jumlah kita, mungkin semakin bagus juga peruntungan kita nantinya."

Akhirnya Ursula dan Pasukan Beary Utama sepakat untuk merawat para Beary yang terkapar di sana.

Bagaimanapun, tak lama berselang, muncul sejumlah sosok ke hadapan mereka. Sosok-sosok itu turun dari langit. Kekhasan mereka tak pernah berubah: rambut mohawk trendi, sayap hitam legam membentang, serta badan berwarna merah darah. Mereka adalah para Hvyt!

Melihat kedatangan musuh, Ursula dan rekan-rekan Beary spontan menyiapkan diri untuk sebuah pertempuran. Mereka sudah menghunus senjata masing-masing. Namun Nolan tiba-tiba mencegah.

"T-tunggu!" kata Nolan. "Mereka ini adalah ... Hvyt yang sudah ku-murni-kan."

Kawanan Beary jelas terheran. Namun mereka teringat tentang apa yang tadi dilakukan Nolan. Berarti, program aneh itu ternyata berhasil? Satu-satunya yang berbeda dari penampilan Hvyt-Hvyt itu adalah tidak adanya lagi garis-garis aneh di tubuh mereka.

Salah satu Hvyt mendekati Nolan, lantas berkata dengan sopan, "Jadi engkaukah yang mencabut paksa kontrak kami dengan keluarga Iylich?"

"Ya," angguk Nolan, "t-tapi karena programku baru berjalan sebanyak 5 persen, cuma sebanyak kalianlah yang berhasil kuretas."

Kawanan Beary langsung menghitung. Ternyata hanya ada sekitar beberapa puluh. Dan kebanyakan hanya Hvyt berlevel rendah saja. Tak ada Ãœber-Hvyt ataupun Hvyt Lord di sana. Namun Nolan tetap mencoba peruntungannya untuk mengorek informasi.

"Katakanlah pada kami cara untuk mengalahkan Thurqk!"

Hvyt-Hvyt itu menggelengkan kepala. Kemudian perwakilan mereka pun mengatakan, "Maaf. Sekalipun kontrak kami telah terputus dan kami sudah bukan budak Thurqk lagi, namun apa yang engkau tanyakan itu tak bisa kami jawab."

"Ha? Kenapa?" desak Nolan.

"Sudah terlalu banyak kerabat kami yang mati selama Turnamen Akhirat ini. Dan peperangan yang sedang berlangsung sekarang akan membawa lebih banyak kematian," jawab Hvyt.

"Lagipula, jika engkau bisa memutuskan kontrak antara kami dengan keluarga Iylich, mengapa tidak engkau lakukan hal yang sama kepada semua kerabat kami?" tambah Hvyt lain.

"Urgh ... itu memang rencana awalku. Tapi dengan kondisi sekarang ini, aku tidak bisa melakukan itu lagi! Lihat!" Nolan menunjuk ke arah puing kastil. "Laptopku sudah terkubur di sana. Hancur. Dan terlepas programnya bisa diselamatkan atau tidak, semuanya sudah terlambat! Tepat ketika kastil itu runtuh, Thurqk juga mematikan server yang menghubungkan kalian semua!"

"...."

"Makanya!" lanjut Nolan. "Katakan saja padaku apa kelemahan 'Dewa' kalian itu dan gimana cara mengalahkan dia!"

Kawanan Hvyt itu terdiam sejenak, sebelum salah satu dari mereka menjawab, "Thurqk tidak punya kelemahan. Satu-satunya cara untuk mengalahkannya adalah dengan menjadi lebih kuat darinya."

Nolan pun kehabisan kata-kata mendengar itu.

"Dan jangan minta kami untuk bertempur melawan kerabat-kerabat kami," tukas Hvyt. Mereka pun mengepak-ngepakkan sayap, bergegas untuk pergi. "Satu pesan kami, tolong jangan bunuh terlalu banyak Hvyt."

Hvyt-Hvyt itu akhirnya pamit dan terbang, meninggalkan Nolan yang kepalanya sudah mengepul karena kesal.

Nolan menendang batu di depannya untuk melampiaskan kekesalannya. Dia merutuk, "Dasar Hvyt-Hvyt nggak guna! Percuma aku capek-capek menyiapkan program untuk 'menolong' kalian!!"

Nolan menoleh ke samping dan bertambahlah kekesalannya. Dilihatnya kawanan Beary (termasuk para rekrutan baru) malah santai-santai mengadakan jamuan teh sembari menyantap camilan keripik.

"Ahaha, Nolan. Daripada kamu cemberut sendirian gitu, mending gabung dulu sama kami sini," tawar Zany Beary.

Nolan tak menggubris. Dia terus mengeluh, "Sebenarnya aku masih punya satu rencana lain. Tapi kutukan bodoh yang dilakukan Boss kalian itu, kalau mereka juga terkena itu, maka kondisi ini akan semakin tidak menguntungkanku. Lagipula ...," Nolan kemudian mendongak dan menatap tinggi ke langit, "ruangan itu sepertinya ikut terbawa bersama perahu terbang si Thurqk."

"Apa maksudmu?" Yvika Beary bangkit karena tertarik mendengar omongan si pemuda kacamata. "Mereka? Ruangan itu? Jangan-jangan ...."

Nolan tersenyum kecut sembari menoleh, "Ya, benar. Ruangan tempat kristal jiwa para petarung."

Semua terdiam.

Beberapa di antara mereka hanya bisa menatap langit, melihat siluet bahtera Thurqk yang terasa begitu jauh dari jangkauan mereka. Keheningan terus berlanjut, sampai ....

Tiba-tiba tanah Jagatha meretak kembali. Kemudian dari celah-celah retakan itu mencuatlah sosok-sosok mungil yang sudah sangat akrab bagi mereka.

"Burhh ... akhirnya sampai juga ke permukaan. Penjara kita terlalu dalam, soalnya."

"Lihat, mereka sudah berkumpul. Jangan-jangan mereka sudah mulai bertempur tanpa mengajak kita?"

"Lalu di mana si Boss yang ngasih kita wujud boneka kayak begini?"

Sosok mungil itu terus bermunculan sampai jumlah mereka kini menjadi ratusan. Tempat itu pun kembali menjadi ramai. Pasukan Beary bertambah lagi! Mereka dulunya merupakan jiwa-jiwa yang terpenjara di wilayah Ythana Khauri yang jauh lebih dalam daripada komplek Khmaranaka.

"Hei, kastilnya udah hancur lebur begitu. Thurqk dan pasukan kroconya sekarang ada di mana? Mereka belum kalah, kan?"

"Mereka ada di langit, dasar kau punya mata tapi nggak dipakek! Mereka naik perahu terbang itu!"

"Jadi gimana? Kita serbu sekarang? Atau kita tunggu pasukan lain yang bakalan datang jauh dari seberang Jagatha?"

Kawanan Beary semakin ribut, mulut mereka tak kunjung diam. Sepertinya mereka terlampau bersemangat. Nolan, sebagai satu-satunya sosok Manusia di sana, hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala. Dia bingung mau bereaksi seperti apa.

Saat itulah Ursula berdiri dan mendekat.

"Akui saja, bocah kacamata," ujarnya. "Semua rencana-mu sudah gagal."

"Urgh ...!"

"Jadi, bagaimana kalau sekarang kita coba rencana kami? Kamu sudah lihat sendiri, kutukan dari Ursario ternyata tidak terlalu buruk, bukan?"

"...."

Kemudian Ursula melompat ke undakan tanah yang lebih tinggi. Di sana dia berseru, "Pasukan Beary! Semua dengarkan aku!!"

Tidak hanya berteriak lantang, Ursula juga menembakkan senapannya ke udara untuk menarik perhatian semua Beary. Dan itu berhasil. Ocehan para Beary mulai berhenti, sampai akhirnya mereka semua benar-benar terdiam. Semua memandang ke arah Ursula.

"Aku adalah Lady Ursula!" teriaknya. "Selama Boss kalian Ursario tidak hadir, akulah yang memegang komando!"

Semua bersorak penuh semangat, "Buraaaaaaaaaaaahh!!"

"Ada bahtera yang mesti kita kejar. Apa kalian sudah siap?!"

"BURAAAAAAAAAA!!!"

"Namun sebelum itu," ujar Ursula, "apa kalian ingin mendengar kisah tentang The Bearvenger—"

"TIDAAK!!" jawab kedua belas Beary Utama, yang kemudian diikuti oleh seluruh Beary lainnya.



-III-
"War Comrade"


Sesuai perkataan Nolan, pada suatu lantai di dalam bahtera Thurqk terdapat Ruang Penjara Jiwa yang merupakan tempat sang Dewa Merah menyimpan kristal jiwa para petarung tertangguh dari segala semesta. Termasuk kristal jiwa dari para peserta Turnamen Akhirat yang telah takluk dalam babak-babak yang lalu. Dulunya, ruangan ini berlokasi di Kastil Devasche.

Dalam rencana hebat Nolan, seharusnya dia bisa mencuri kristal-kristal jiwa itu. Kemudian dia akan menghidupkan kembali para peserta turnamen untuk meminta mereka bertempur bersama-sama melawan Thurqk. Namun masih ada kemungkinan bahwa kekuatan gabungan semua petarung itu sekalipun belum cukup untuk menaklukkan Thurqk. Maka dari itu, Nolan memperkuat rencananya itu dengan mencoba mencari kelemahan Thurqk dari sejumlah Hvyt yang dia "murni"kan. Bahkan kalau beruntung, dia juga bisa mendapatkan tambahan pasukan dari para Hvyt tersebut.

Namun perkiraan Nolan jauh meleset. Kelemahan Thurqk tak pernah dia dapatkan dari Hvyt. Selanjutnya, kebangkitan para peserta turnamen ternyata terjadi di luar kendali Nolan. Dan tidak seperti yang dia bayangkan, para peserta itu hidup kembali bukan dalam versi original mereka. Semuanya malah menjelma menjadi boneka beruang terkutuk, alias Beary, yang dari segi kekuatan tentu jauh di bawah potensi asli para petarung itu.

Yang dikhawatirkan Nolan pun terjadi.

Para Beary petarung itu langsung mengamuk setelah terbebas dari kristal jiwa mereka. Sialnya, mereka kini berada di dalam bahtera angkasa yang hanya dihuni oleh Thurqk dan para Hvyt tertangguh. Sedangkan para Beary bertindak sporadis tanpa terkomando dengan baik.

Pertempuran pun pecah.

Dan hasilnya bisa ditebak ....

***

Thurqk duduk di singgasananya di geladak bahtera. Tangannya bertopang dagu, sedangkan raut wajahnya menunjukkan rasa bosan. Diamatinya kondisi geladak.

Tampak mayat-mayat bergelimpangan. Segelintir Ãœber-Hvyt maupun Hvyt Lord telah tewas dalam pertempuran barusan. Hanya segelintir, jumlah yang hampir tak ada artinya. Sewaktu Thurqk menjentikkan jari, semua mayat Hvyt itu langsung terurai menjadi api, kemudian menghilang sepenuhnya.

"Hrhh ... aku menunggu kedatangan tiga peserta itu, mereka belom nyampe juga," keluh Thurqk. "Gantinya, yang muncul malah segerombolan pecundang."

Salah satu Hvyt lantas melapor kepada Thurqk sambil menenteng karung goni berukuran besar. Karung itu bergolak dan bergoyang. Terdengar pula suara berontak dari dalamnya.

"Tuanku Thurqk," kata Hvyt itu. "Karung yang ini berisi Volatile, Li Ai Lin, Alvin Dzekov, Kolator Widinghi, Scarlet Nite, Marion Marinate, Quin Sigra, Andhika Karang, dan Anette. Seperti yang lain, mereka juga berwujud boneka beruang."

Thurqk menepuk jidat. "Dan mereka adalah pecundang di antara para pecundang! Aku inget banget, kesemua nama itu udah kalah sejak ronde paling pertama." Thurqk kemudian menunjuk ke pinggir geladak. "Ya udah. Tumpuk aja mereka kayak karung-karung yang lain. Kalau udah terkumpul semuanya, taro karung-karung itu di gudang. Nanti tinggal kita loakin."

Maka Hvyt itu pun menaruh karung yang berisi sejumlah Beary di antara karung-karung serupa. Terdapat tak kurang dari 20 karung. Mereka semua tertangkap setelah kalah total dalam pertempuran melawan pasukan Hvyt di geladak. Kemudian Hvyt lain datang dengan membawa sejumlah troli untuk mengangkut karung-karung itu.

"Aku belum turun tangan, mereka udah kalah duluan," keluhan Thurqk berlanjut. "Sialan si Ursa itu! Kutukan beruangnya bikin kacau segalanya. Petarung-petarung itu jadi jauh lebih lemah, jadi tak lagi menarik."

"Tapi lumayan juga petarung Ursario itu, Tuanku," ujar Hvyto. "Dalam wujud boneka beruang yang lemah, dia bisa bertahan sampai sejauh ini."

"Sepertinya dia memang punya banyak trik," timpal Hvyta.

Thurqk bangkit.

"Kalo gitu," katanya, "aku mau cari hiburan dikit. Ayo, kalian berdua. Kita pemanasan."

"Siap, Tuanku," jawab Hvyto dan Hvyta.

Kedua Hvyt legendaris itu kemudian mengubah wujud mereka. Tubuh mereka berpendar, lalu pelan-pelan keduanya berganti rupa. Hvyto menjadi sebilah pedang, sedangkan Hvyta menjadi sepucuk senapan sihir. Thurqk kemudian menyematkan pedang dan senapan itu di kedua sisi pinggangnya.

"Kalian jaga bahtera ini," titah sang Dewa Merah kepada Hvyt-Hvyt lainnya. "Aku mau peregangan badan dulu."

Thurqk melompat turun dari bahteranya. Sang Overlord kemudian melesat begitu cepat, menuju labirin Vishala Rashta.

***

Saat itu, selagi bahtera berada di luar pengawasan sang Overlord, dari arah lain sudah mendekat serombongan pasukan udara. Dengan lihainya mereka bersembunyi di balik lebatnya awan, menanti saat yang tepat untuk menyerbu.

Adapun karung-karung yang berisi para Beary petarung ... mungkin Thurqk memang meremehkan kekuatan mereka saat ini. Padahal, siapa yang bisa menduga kekacauan seperti apa yang bisa mereka timbulkan kelak?

Terutama saat ada satu lagi penyusup di bahtera Thurqk.

Dia menyelinap menyusuri sejumlah koridor maupun kabin-kabin di dalam bahtera sambil terus menghindari setiap Hvyt yang berpatroli. Ketika sampai pada suatu kabin yang dirasanya cukup aman, dia berhenti.

"Oke, keluarlah kalian."

Dari balik tas mungil si penyelinap, sosok-sosok aneh pun muncul. Mereka adalah para Spiritia. Salah satunya adalah Phosporosso, yang langsung menampakkan ekspresi sedih.

"Benarkah Anda tidak apa-apa kalau kami tinggalkan, Tuan Putri?"

Sang Putri mengangguk. "A-aku bisa menjaga diri," ujarnya, walaupun sesungguhnya dia tahu benar kalau itu hanyalah sesumbar belaka. Namun sang Putri memiliki pertimbangan sendiri. Lanjutnya, "Saat ini, Tuan Stallza jauh lebih membutuhkan kalian. Dia hanya punya kesempatan menang melawan Thurqk jika menggabungkan kekuatan semua Spiritia dan memunculkan sang Ventinis."

"Kalau memang itu kehendak Anda."

Phosporosso menunduk khidmat, begitu pula dengan Spiritia-Spiritia lainnya. Setelah itu mereka semua, selain Phosporosso, kembali ke dalam wujud kristal dan masuk ke dalam tas sang Putri seperti semula.

Tas itu pun berpindah tangan.

"Kami akan segera kembali, Tuan Putri," pamit Phosporosso. Kemudian melalui jendela yang terbuka di kabin tersebut, Spiritia gentleman itu melompat turun dari bahtera.

Sang Putri kini sendiri.

Dia menunggu kesempatan.

...

Belasan menit berselang. Ketika posisi Thurqk sudah semakin jauh dari bahtera, peluang yang dinanti sang Putri akhirnya tiba.

Terdengar suara riuh dari luar bahtera. Begitu sang Putri melirik dari balik jendela, matanya langsung terpana.

"Apa itu?! A-ada banyak sekali ... boneka beruang!"

Yang dilihat oleh sang Putri adalah sepasukan besar Beary yang dikomando langsung oleh Ursula.

Mereka terbagi menjadi 12 regu yang masing-masing dipimpin oleh Jenderal Beary, yaitu Nema, Zany, Cheril, Manggale, Sal, Yvika, Reeh, Rex, Lucia, Elle, Baikai, serta Leon, dan 1 regu di bawah komando Ursula sendiri. Mereka mengendarai bongkahan-bongkahan batu yang dikendalikan oleh sihir Ursula.

Setiap regu berpencar ke segala penjuru dan langsung menyerbu. Lawan mereka adalah ribuan Hvyt istimewa.

Raungan dan sorak-sorai Pasukan Beary menggema. Tak mau kalah dengan itu, para Hvyt juga berteriak penuh semangat. Langit menggemuruh.

Bahtera Thurqk menjadi medan perang.

...

Senyuman sang Putri merekah. Buru-buru dia keluar dari kabin itu, menuju satu lantai paling bawah. Sesuai dugaannya, gudang itu tidak lagi dijaga para Hvyt.

Sang Putri menendang pintu gudang hingga hancur. Kemudian dia mengeluarkan pisau dari balik jubahnya guna memotong tali-temali yang mengikat sejumlah karung yang tergeletak di sana.

"Mereka adalah para petarung tangguh seperti Tuan Stallza. Andai saja mereka lebih terkoordinir, mungkin—"

"Mungkin apa, Putri Lan?"

Sang Putri terkaget setengah mati mendengar interupsi itu. Langsung terasa hawa kehadiran yang mengerikan dari belakang sang Putri. Begitu dia menoleh, tampaklah sesosok gadis hantu berpita biru yang sudah tak asing lagi baginya.

"Kau lagi?!" geram sang Putri.

***

Thurqk sudah sampai di tempat yang dia tuju.

Bangunan labirin gigantik bernama Vishala Rashta itu ternyata sudah setengah ambruk. Seluruh Hvyt yang ditugaskan menjaga wilayah ini telah tewas terbantai.

Sambil melayang di udara, Thurqk memandang ke bawah.

Ribuan Monster Neraka yang dulunya dia kumpulkan dari segala dimensi, kini berbalik melakukan pemberontakan. Mereka dipimpin oleh duet Mar-Cher, yaitu Marid sang Jin Samudera, dan Cherufe si Golem Kawah Merapi. Turut menemani mereka berdua adalah Monster Neraka Superior yang lain, seperti Pazuzu dan Anubis. Bahkan Duke Eligor (yang kini beralih profesi sebagai Dullahan) juga turut muncul.

Di antara monster-monster itu tampak pula sejumlah Pasukan Beary yang dulunya merupakan jiwa-jiwa yang mati dan tersesat di dalam labirin akibat keisengan Thurqk. Sang Overlord pernah menculik sejumlah petualang pada masa lalu, lantas dia memasukkan mereka ke dalam labirin raksasa ini untuk kemudian direkam menjadi suatu program Reality Show bertema survival. Acara itu tak laku di pasaran, sayangnya.

Yang jelas, sudah tak tergambarkan lagi bagaimana raut kemurkaan mereka semua. Setelah menunggu sekian lama, akhirnya datang juga kesempatan untuk "membalas budi".

"Kebetulan, Turuk!" seru Cherufe. "Kami baru saja mau singgah ke tempatmu. Baik sekali kau muncul di sini. Dan sendirianpula ! Bwahaha!"

"Cepat turun ke sini kau, Merah Jelek!" maki Pazuzu.

"Hari perhitungan dosa telah tiba," gumam Anubis.

"Oi, Boss!" sahut Eligor. "Plis bilang kalau Non Claudia dan Mas-Mas yang jadi pacarnya baik-baik aja. Aku udah janji buat menjaga keselamatan mereka."

"Semua bersiap!" komando Marid. "Dia datang!"

Thurqk melayang turun dengan perlahan. Dia mendarat di ujung pulau. Ekspresinya begitu santai.

"Kalian tau?" ujar Thurqk. "Kalian semua itungannya tuh masih properti milikku. Sayang banget kutinggalin kalian begitu aja. Padahal kalo dijualin, kalian bisa aja laku lumayan mahal. Wkwokwowko!"

"JANGAN BERCANDA, TURUK!!" geram Cherufe.

"Wok? Tapi aku selalu serius," balas Thurqk. "Kalau mayat kalian diawetin, pasti bakalan jadi pajangan yang bagus buat Museum Netherworld."

Tak bisa lagi menerima hinaan dari Thurqk, para Monster Neraka itu akhirnya menyerbu maju. Raungan demi raungan berkumandang. Menghadapi semua itu, sang Overlord hanya bisa tertawa.



-IV-
"Extreme Outlaw Overlord"


Bola magma sebesar rumah dilemparkan oleh Cherufe tepat ke muka Thurqk. Namun sang Overlord sudah menembakkan senapan sihirnya. Lahar itu langsung terpecah ke segala arah, malah melukai Cherufe dan pasukannya sendiri.

Kemudian tangan kiri Thurqk terus membidik dan menembak dengan kecepatan Dewa. Satu demi satu Monster Neraka meledak dan hancur berkeping-keping, termasuk Cherufe. Thurqk tertawa lepas, tampak begitu menikmati ini. Seolah dia sedang bermain "Duck Hunt" di konsol Nethertendo.

Segerombolan pasukan jackal yang dipimpin Anubis mencoba menyergap dari sisi sebelah luar. Kali ini tangan kanan Thurqk yang bermain. Ditebasnya semua jackal itu dalam satu ayunan pedang. Mereka tewas seketika. Anubis pun ambruk dengan luka sayatan menganga lebar. Dia gagal melaksanakan penghakiman.

Serangan terus berlanjut.

Sosok gempal Minotaur mencoba menyeruduk Thurqk dari depan, mengandalkan tanduk kerbaunya yang kokoh. Tapi ternyata, Thurqk membalas itu dengan menandukkan kepalanya sendiri. Dan ajaib! Justru Minotaur bertubuh jumbo itu yang terpental oleh sundulan Thurqk.

Gelegar dahsyat menggema tatkala badan Minotaur meruntuhkan sisi timur bangunan labirin.

"BURAAAAA!!"

Dari sisi lain, tampaklah gerombolan Beary yang sudah menyatu dalam formasi [Bear-Dua]. Mereka saling menempel lantas menjelma menjadi satu beruang raksasa berkepala dua, bertangan tiga, dan berkaki empat. Namun belum sempat beruang itu beraksi, Thurqk sudah menyepaknya tinggi-tinggi ke angkasa. Kemudian Thurqk membidik.

Satu tembakan dilepaskan. Maka terciptalah rentetan kembang api beruang yang ciamik. Setelah itu, boneka-boneka beruang pun berjatuhan dengan tubuh mengepulkan asap.

"Lemah amat mereka. Wkwokwo—"

Belum sempat Thurqk menyelesaikan tawanya, dari angkasa sudah menyambar seberkas petir seluas lapangan. Thurqk tersengat dengan telak. Diliriknya di suatu arah, rupanya Pazuzu sudah menggunakan tongkat sihirnya. Namun—

"Oh yeaah! Sengat aku! Sambar saja aku sampai gosong, Wkwokwowko!"

—ternyata Thurqk malah menikmati sensasi tersetrum petir Pazuzu. Itu membuat Pazuzu melongo begitu lebar. Petirnya pun menghilang.

"Wo? Udahan? Cuman gitu doang??" ledek Thurqk.

Sang Overlord kemudian mengeluarkan sisir dari kantong celananya guna merapikan rambut kuncirnya yang megar akibat tegangan petir. Saat Thurqk tengah asik bersisir, segala rupa Monster Neraka menyerbu maju dari segala penjuru.

"Oke, Hvyto, Hvyta! Kuberikan kalian beberapa detik untuk berlaga."

Thurqk melemparkan pedang dan senapannya ke udara, kemudian kedua senjata itu kembali mewujud menjadi sepasang Hvyt legendaris. Waktu yang dimiliki keduanya hanyalah sampai Thurqk selesai menyisir rambut. Maka Hvyto dan Hvyta segera beraksi.

Dengan sihirnya, Hvyta menciptakan kubah api raksasa yang mengurung semua monster neraka itu. Selanjutnya Hvyto melompat tinggi ke langit sembari melemparkan rantai yang mengikat kubah api yang dibentuk oleh Hvyta. Kemudian, dengan kekuatan luar biasa, Hvyto menarik dan memutar-mutar kubah itu seperti bola rantai.

Ketika Hvyto melepaskan rantai itu, momentum putarannya membuat kubah api itu kembali menghantam tanah Vishala dengan kecepatan tinggi. Kemudian ledakan teramat dahsyat meleburkan seluruh labirin Vishala beserta pulaunya! Pulau itu langsung tenggelam.

Kini rambut kuncir Thurqk sudah kembali klimis. Hvyto dan Hvyta kembali mewujud menjadi sepasang senjata yang tersemat di pinggang Thurqk. Sang Overlord lantas melihat sekeliling. Hanya tampak bongkahan pulau yang tenggelam satu demi satu.

Namun Thurqk tak mau tertipu.

"Hei, Marid! Eligor! Aku belum liat aksi kalian! Kalian mau muncul sendiri atau aku jemput keluar?"

Terdengarlah gema suara Eligor ...

S-sorry, Boss. Perubahan rencana. Mending aku kabur aja deh. Lagian, aku udah punya job baru. Daah~ Salam buat y-yang lain!

"Wkwokwowko!"

Thurqk terus menertawai kepengecutan Eligor. Bagaimanapun, Marid adalah kebalikan dari Eligor. Thurqk tahu itu.

Tiba-tiba, lautan bergejolak. Permukaan air bergerak aneh, seolah tersedot ke angkasa. Begitu tingginya air terangkat hingga pada satu tempat, dasar lautan pun terlihat. Kemudian pada satu momen, ombak raksasa pun jatuh menimpa Thurqk.

Namun apa yang terjadi?

Alih-alih menyeret Thurqk, arus tsunami itu tiba-tiba mendidih lalu sedetik kemudian menguap. Sang Overlord ternyata sudah membara. Begitu panasnya tubuh itu hingga mampu mendidihkan lautan dan membakarnya. Ketika semua berakhir, selat yang membatasi (bekas) Pulau Vishala dan Jagatha Vadhi pun mengering seluruhnya.

Saat itu, sosok Marid juga terlihat.

Dia berdiri kaku dengan tubuh bergetar ketakutan.

"Me-mengapa? Mengapa kamu bisa memiliki kekuatan segila itu? Bahkan Demon setingkat Overlord pun seharusnya bisa terluka. Tapi mengapa ... mengapa kamu seperti tak terluka sama sekali??!"

Mendengar pertanyaan Marid dengan nada lirih, Thurqk merasa sedikit iba juga. Dia pun menggaruk-garuk kepalanya sambil menjawab.

"Yah, rahasianya gampang aja sih. Aku punya kekuatan [Kehendak] yang jauh di atas [Kehendak] kalian."

"A-apa??!"

"Di hadapanku, kalian semua jadi lemah selemah-lemahnya. Wkwokwowko!"

Merasa sudah cukup berbagi resep hidup, Thurqk balik menyerang. Ketika Overlord itu mengaktifkan [Rentang Mutlak] miliknya, tiba-tiba Marid terlempar dari posisinya. Jin Lautan itu terhempas begitu jauh, hingga terdampar pada salah satu pulau dalam rangkaian Kepulauan Satha Pragathak.

Dari kejauhan, Thurqk melihat kalau ketujuh pulau di sana ternyata sudah dipenuhi oleh gerombolan Beary yang terwujud dari jiwa-jiwa yang dibangkitkan kutukan Ursario. Namun Thurqk merasa malas untuk menghampiri pulau itu satu demi satu hanya untuk meladeni sekumpulan boneka beruang lemah.

"Ah, pulau-pulau itu udah nggak ada gunanya lagi."

Maka Thurqk mengayunkan tangan.

Tiba-tiba, Pulau Arsk dan Pulau Khrd diselimuti kobaran api. Seluruh permukaannya terbakar oleh bara yang menyala hebat. Dua pulau itu hangus beserta seluruh penghuninya.

"Dan si Marid tadi terlempar ke sini, 'kan?"

Tangan Thurqk kembali terayun. Kali ini Pulau Mhyr yang jadi korbannya. Pulau itu tiba-tiba mendidih. Selang beberapa detik kemudian, segenap pulau itu menguap menjadi abu.

"Sekalian pulau yang lainnya deh."

Thurqk mengibaskan tangan dengan gaya berbeda. Tiga pulau selanjutnya, yaitu Ryax, Urth, dan Wyrn ... semuanya langsung meledak sampai serpihan kerikil terkecil.

"Wah, hebat sekali Tuanku Thurqk!" puji Hvyto yang masih berwujud pedang. "Hanya dengan kibasan tangan, pulau-pulau itu bisa Tuanku lenyapkan."

"Err ... kau tak tau, Sayang?" sahut Hvyta. "Sebenarnya sejak awal Tuan Thurqk memang sudah menanam begitu banyak bom pada masing-masing pulau. Yang tadi Tuan Thurqk lakukan hanyalah menekan tombol pada remote control yang tersembunyi pada tangan yang lain."

"Oohh ... ternyata begitu?" balas Hvyto kecewa.

Urat dahi Thurqk mencuat. Dibantingnya pedang dan senapan itu kuat-kuat. Hvyto-Hvyta kembali menjelma sebagai Hvyt.

"Dasar bego!!" maki Thurqk. "Ngapain kalian bocorin trik sulapku?!!"

Kedua Hvyt legendaris itu pun sujud memohon maaf. Dengan mood yang memburuk, Thurqk pun membuka tangan lainnya. Dia siap menekan tombol rimot untuk menenggelamkan pulau terakhir, yakni Pulau Thvr.

Namun, sesuatu menghalangi sang Overlord.

Dia merasakan ... energi kehidupan yang dikenalnya di pulau tersebut. Senyum lebar Thurqk pun merekah.

"Rupanya dia meringkuk di sana? Wkwokwowko!" Thurqk menyimpan kembali rimot peledaknya. "Kalo gitu, biar kusamperin deh."

Karena suatu alasan, Thurqk tak jadi menenggelamkan Pulau Thvr. Dia malah melayang pergi menuju pulau itu. Duo Hvyto-Hvyta pun membuntuti dari belakang.

Sesampainya di sana, Thurqk langsung mendarat di tempat tertentu. Terdengarlah raung tangisan dari suatu makhluk aneh. Suara lirih itu seolah tak akan berhenti selamanya.

"Wkwokwowko! Ngapain situ di sini?" Thurqk akhirnya menginterupsi.

Makhluk aneh itu menoleh ke belakang. Begitu melihat sosok Thurqk, raut muka si makhluk langsung berubah drastis.

"H-hidupkan!" teriak makhluk itu. "Hidupkan kembali Safirem, dasar Dewa Keparat!!"




-V-
"Heroic Blues"


Dia adalah Lazuardi, makhluk jelly biru yang ajaib.

Seharusnya dia telah kalah dalam pertarungannya melawan Ursario pada duel semi-final lalu. Ursario bahkan menghancurkan jiwa Lazuardi untuk memberikan makhluk malang itu peristirahatan abadi.

Ursario pun tidak tahu kalau seluruh Nanthara ini telah diberi tabir pemerangkap jiwa. Tak ada sejumput jiwa pun yang bisa kabur meninggalkan Nanthara tanpa seizin Thurqk. Jiwa Lazuardi, misalnya. Sekalipun Ursario menghancurkannya, tetap saja jiwa Lazuardi tak akan bisa pergi ke Ranah Persimpangan Jiwa untuk menuju Perhentian Terakhir.

Jiwa Lazuardi kembali tersusun di wilayah Nanthara yang lain. Kemudian, karena Thurqk masih ingin mem-bully si jelly, maka dia memberikan jiwa Lazuardi tubuh fisik seperti sedia kala. Agar bisa terus bertarung dan menderita.

Sayangnya, semangat bertempur Lazuardi telah sirna sepenuhnya. Dia malah meninggalkan daratan utama Nanthara, lalu menyeberangi lautan untuk menuju Pulau Thvr.

Pulau inilah yang menjadi tempat pertemuan pertama Lazuardi dengan Safirem, si Putri Kejora. Di tempat istimewa ini, Lazuardi terus meratapi kematian sang pujaan hati.

"Hidupkan kembali Safirem!" jerit Lazuardi. "Kubilang, HIDUPKAN SAFIREM!!"

Thurqk duduk bersila di batu karang. Sambil mengorek-ngorek kupingnya, Dewa Merah itu menjawab dengan santai, "Nggak bisa, jelly. Jiwa Safirem udah kubebasin. Sekarang jiwa itu kayaknya udah mangkal di Perhentian Terakhir. Kalau jiwanya baru berkeliaran di Ranah Persimpangan Jiwa sih ... masih mungkin kau ambil. Tentunya mesti bawa segepok sogokan. Wkwokwowko!"

"Kalau begitu mengapa?" Lazuardi semakin histeris. "Mengapa kau tidak biarkan jiwaku pergi ke sana? Malah kau hidupkan lagi aku di tanah merah terkutukmu ini! Padahal ... padahal di sana aku bisa kembali berkumpul dengannya."

"Lah, jiwa situ kan properti milikku," balas Thurqk. "Suka-sukaku dong, mau diapain juga. Lagian ... ngeliat situ menderita udah jadi kesenanganku. Wkwokwowko. Sejak dahulu, begitulah cinta. Deritanya tiada akh—"

Kutipan Thurqk terpotong. Lazuardi sudah menyerang sang Dewa dengan penuh kemurkaan. Dengan kecepatan [Momentis], si jelly bermaksud menabrak Thurqk dengan kekuatan maksimal.

Tapi sayang, Thurqk hanya perlu membungkuk sedikit untuk mengelak serudukan Lazuardi. Si jelly biru itu malah menabrak karang di belakang Thurqk. Karang itu hancur dan runtuh, menindih Lazuardi.

"Wkwokwowko! Jelly yang ganas!" ledek Thurqk.

Melihat agresivitas dari Lazuardi, Hvyto-Hvyta pun turun untuk melawan si jelly biru. Namun niatan mereka ditolak mentah-mentah oleh sang Dewa.

"Kalian jangan gangguin kesenanganku!"

"B-baik, Tuanku. Maafkan kami."

Hvyto-Hvyta pun menyingkir. Mereka hanya diperbolehkan menonton dari kejauhan.

Sementara itu, Lazuardi sudah bangkit. Dia melahap bongkah karang itu dengan kekuatan parasitnya. Semangat bertarungnya kembali meluap.

"Kalau begitu, kau akan kukalahkan dan kupaksa untuk menghidupkan kembali Safirem!!"

Thurqk menepuk dahi. "Ini jelly rada budek, yak? Udah dibilangin, Safirem nggak akan hidup lagi. Mau dicoba kayak apapun, kagak bakalan bisa."

"Perhitunganku mengatakan, dengan pengetahuan Khatea saja, sudah sekitar sepuluhkomanoltiga persen kemungkinanku untuk menang darimu. Jika ditambah dengan kekuatan tersembunyi [Keimanan] yang kudapat dari Kitab Agung, maka rasio kemenanganku meningkat drastis menjadi empatsembilankomasembilansembilan persen. Itu sudah cukup!"

Berbekal analisisnya, Lazuardi pun menerjang dengan penuh percaya diri. Namun—

"Semua itu bo'ongan, tau!"

—perkataan Thurqk membuat Lazuardi terhenti.

"Memangnya jelly sepertimu tau apa soal Khatea?"

"... apa?!" Lazuardi tersentak. "Tentu saja Khatea adalah gerbang pengetahuan segala kinetika. Dan aku sudah menyerapnya—"

"Wkwokwowko! Ngimpi kau, jelly!" potong Thurqk.

"....?!"

"Situ bahkan nggak tau nama asli dari Khatea."

Lazu semakin terheran, "K-Khatea punya nama lain??"

"Khatea yang asli dipanggil sebagai 'Lauh Al-Mahfudz'," ungkap Thurqk. "Itu adalah buku yang menyimpan catatan dari takdir segala semesta. Itu bukan barang yang bisa diraih seekor makhluk jelly seperti situ."

"Tapi ... Khatea jelas ada di dalam diriku!" Lazuardi terus mendebat.

"Yang itu mah cuman barang KW," balas Thurqk.

"A-apaa?!"

"Jadi ceritanya gini," lanjut Thurqk. "Kaum Demon kan tukang ngiri, tuh. Jadi mereka juga kepengen punya barang keren kayak 'Lauf Al-Mahfudz'. Maka dibikinlah 'Khatea', suatu gerbang yang isinya kumpulan pengetahuan para Demon dari sejumlah semesta. Mirip-mirip sama yang asli lah. Cuman, skalanya rada terbatas. Makanya, kadang-kadang Khatea suka ngamuk. Wajar, 'kan? Lagian itu cuman buatan Demon."

"....???"

"Yah, situ beruntung juga sih udah bisa mencuri Khatea," Thurqk bertepuk tangan. "Situ jadi lebih kuat, 'kan? Wkwokwowko! Selamat! Tapi tetep, itu kagak ada artinya dibandingin yang asli."

"Khatea-ku asli! Aku juga punya pengetahuan tentang Kitab Agung!" Lazuardi tetap bersikeras.

"Itu juga pengetahuan curian!" jawab Thurqk. "Ada sejumlah Demon iseng yang suka ngembat secuil informasi dari sana. Tapi sekarang udah kagak bisa, sih. Demon terakhir yang nyoba nyolong informasi dari sana udah kesambar meteor. Jadi boleh dibilang, karena udah lama kagak di-update, pengetahuan di Khatea milkmu itu udah rada basi!"

"..??!!"

"Lalu yang situ bilang sebagai Kitab Agung itu, nantinya bakal diturunin buat Manusia yang inisialnya 'M'. Enak aja situ mau ngaku-ngakuin kitab orang lain. Wkwokwowko!"

"Semua perkataanmu BOHONG! Aku TAK PERCAYA PADAMU!!" Lazuardi semakin murka. "Aku ini KHATEA! Ada suatu waktu ketika keberadaanku berada DI ATAS SEGALANYA! Tangisanku saja bisa memusnahkan ratusan dimensi—"

"Cukup!!" sela Thurqk, akhirnya emosi juga. "Ngimpinya udah kebangetan!!!"

Lazuardi tiba-tiba bungkam. Dirasakannya tekanan yang mengerikan dari sosok di hadapannya. Keraguan mulai menjalari relung hati sang jelly. Benarkah apa yang dia percayai selama ini?

"Kujelasin dengan gampang, deh," tukas Thurqk. "Dirimu punya khayalan  yang kelewat tinggi."

"M-maksudnya??"

"Kan situ ketemu sama Safirem, makhluk kosmis yang eksistensinya jelas jauh lebih tinggi dari seekor jelly. Trus jatuh cinta sama dia, tapi perbedaan status sosial ini bikin situ rendah diri. Makanya, waktu sukses ngembat Khatea milik kaum Demon, dirimu langsung mengarang indah. Buru-buru ganti identitas pribadi, mau nyamain status Safirem. Ngebet banget buat jadi makhluk kosmis yang setara bagi dia. Bahkan terakhir ini, situ malah kepengen jadi Nabi!"

"Bo-bohong!"

"Situ berkhayal, lalu tenggelem dalam khayalan sendiri! Sejak awal, hoi Lazuardi, dirimu itu hanyalah seekor jelly yang kagak ada artinya!"

".......???!! .....uuuuUWAAaAaAAAaaRRHH!!!"

Lazuardi sudah tak mau lagi mendengar segala ucapan Thurqk. Dirasanya semua pengungkapan itu terlalu berat untuk dipercayai. Logikanya telah hancur lebur, berbaur dengan fantasi yang juga sudah kabur.

Yang tersisa di dalam diri makhluk jelly itu hanyalah kemurkaan serta kehendak naluriah yang tinggi. Kehendak yang tertanam di alam bawah sadarnya.

Lazuardi mengaktifkan kemampuan parasitnya untuk menyedot nutrisi dari tanah yang dipijaknya. Dengan cepat tanah mengering. Rumput dan dedaunan pun layu. Jelly biru itu mengumpulkan segenap kekuatannya untuk melepas satu serangan pamungkas.

Badan birunya menggempal dan terus menggempal. Berkas cahaya kebiruan pelan-pelan terkumpul. Semakin lama semakin pekat. Ketika tubuh jelly-nya tak mampu lagi menampung semua itu, maka dimuntahkanlah kembali seluruh energi tersebut menjadi suatu jurus—

"JELLY BEAAAAAAAM!!!"

Berkas laser biru berukuran gigantik menyambar lurus ke depan. Dengungnya meredam segala suara. Thurqk terkena telak dari arah depan. Kemudian satu letup ledakan cahaya memusnahkan tiga-perempat Pulau Thvr.

Ketika semuanya berakhir, jelly biru itu kehabisan energi.

Tubuhnya meluruh.

Dia kembali mati, sementara jiwanya tetap bergentayangan di Netherworld Nanthara. Jiwanya terkekang di tanah ini seperti jiwa-jiwa dari mereka yang baru saja dimusnahkan Thurqk.

Semua jiwa itu menangisi ketidakberdayaan mereka di hadapan sang Dewa Merah.

...

Thurqk terkapar bersimbah darah. Namun dia belum mati. Sekarat pun tidak. Dia melompat bangkit sambil sedikit terengah.

Hvyto-Hvyta turun dari langit, mengkhawatirkan kondisi Tuan mereka.

"Tuan Thurqk! Anda tak apa-apa?!" seru Hvyta.

"Tenang. Ini cuman luka kecil," ujar Thurqk.

"B-bagaimana mungkin seekor jelly sepertinya bisa melukai Anda?" tanya Hvyto.

Thurqk menyeka darah yang melumuri wajahnya, lantas dia meludah ke samping. "Gampang aja. Untuk sesaat itu, kekuatan [Kehendak] si jelly mencapai kira-kira seperempatnya [Kehendak]-ku."

"I-itu lima kali lipat lebih tinggi dari kami! Mustahil!" sahut Hvyto.

"Yaah ... pokoknya mending sekarang kita balik aja ke bahtera," pungkas Thurqk. "Kita bisa ketinggalan perang kalau kelamaan di sini."



-VI-
"Poem of the Vagabond"


Agak jauh dari gemuruh perang, tepatnya di pelosok hutan Jagatha Vadhi, Stallza duduk di gelondong pohon seraya melepas penat.

Di sekelilingnya, Arzaniko dan segelintir Spiritia lain tampak terbaring tanpa daya. Tadinya semua Spiritia pembangkang itu berniat memberontak kepada Stallza. Namun apa mau dikata? Si Alis Setan ternyata lebih tangguh dari yang mereka bayangkan.

"Bagaimana bisa ... aku kalah dari Manusia lemah sepertimu? S-sialan!" maki Arzaniko.

"Kalau kalah, ya kalah saja," balas Stallza ringan. Kemudian dia menjentikkan jari sambil berkata, "Sisir, cermin, dan minyak rambut. Tolong."

Datanglah sosok Almena, Spiritia berkacamata, membawakan apa yang diminta oleh sang Master. Semua barang itu tertata rapih pada sebuah nampan beralaskan serbet sutra.

Selanjutnya, Stallza melakukan rutinitas yang teramat penting dan tidak boleh terlupa satu kali pun tiap harinya. Dicoleknya minyak rambut itu dalam takaran kimiawi yang sempurna, kemudian dioleskannya pada kedua alis kebanggaan miliknya. Sambil memandang cermin, Stallza lantas dengan sangat cermat menyisir kedua alisnya. Bentuk dan proporsinya harus benar-benar pas. Apalah artinya Stallza tanpa adanya "Alis Setan" yang memesona?

Stallza tersenyum puas. Dia menoleh pada Almena di sampingnya, memamerkan kemilau alis istimewa tersebut. Sungguh tak terkira, bahkan Almena pun terpingsan karena tak kuat menahan pesona kesempurnaan alis itu. Namun Stallza sang pemukau selalu siap. Sebelum badan Almena terjatuh di permukaan tanah yang kotor, Stallza sudah menangkapnya dalam pelukan nan romantis.

Almena kemudian perlahan membuka mata. Pipinya segera merona begitu mengetahui keadaannya saat ini. Sejumlah Spiritia lain (terutama para wanita) langsung iri melihat itu.

Sayang sungguh disayang, adegan epik ini mesti terpotong. Dari suatu arah, meluncurlah sesosok boneka beruang dalam kecepatan sangat tinggi. Boneka itu kemudian menghantam Stallza tepat di muka.

Stallza terpelanting. Boneka itu pun terguling.

"Buraaaaaaah! Brengsek si Thurqkey!!" yang pertama keluar dari mulut si boneka adalah makian. "Beraninya dia menonjokku begitu keras, sampai-sampai aku terlempar melewati sekian banyak chapter!"

Stallza dan si boneka melompat bangkit secara hampir bersamaan.

Sekali lirik, Stallza langsung mengenali boneka itu sebagai Ursario si Beary. Namun saat ini Stallza tak begitu peduli pada identitas si boneka. Pemuda ini segera memungut cerminnya lantas kembali berkaca.

Dan ....

Hati Stallza langsung remuk.

"Tidaaaaaaaaaaaak!!"

Sesuatu terjadi pada 'Alis Setan'-nya! Ujung runcing di sudut kanan alis kirinya ternyata telah terkoyak sepanjang setengah sentimeter! Hancurlah sudah kesimetrisan nan sempurna itu!!

Stallza meradang. Melototlah dia ke arah Ursario, sedangkan kedua tangannya sudah siap untuk memanggil segala Spiritia dari balik saku jubahnya.

Ursario yang melihat perubahan ekpresi Stallza langsung mencibir, "Bura? Jadi kaulah salah satu peserta yang tersisa di final ini? Tapi kenapa matamu mendelik gitu, hah?! Mau ngajak ribut ya, burah?!"

Sitegang itu hampir saja berujung pada pecahnya pertempuran. Namun beruntung, sesosok Spiritia lain muncul dari balik semak belukar. Dia datang dalam waktu yang tepat untuk mencegah semua itu.

"Kau? Phosporosso??" Stallza tersentak.

Phosporosso berlutut seraya menyerahkan tas milik Putri Lan. Tas yang berisi kristal-kristal Spiritia yang tersisa.

"Saya mohon, Tuan Stallza," ujar Phosporosso. "Kita harus pergi sekarang juga dan mengakhiri semua ini. Tuan Putri mempercayakan semuanya pada kemampuan Tuan!"

Tas itu kembali berpindah tangan, kali ini kepada Stallza.

Terdiamlah Stallza. Dia mengerti. Tak ada lagi keraguan pada dirinya. Tak perlu lagi dia menahan diri.

Maka Stallza melempar semua kristal Spiritianya ke tanah. Kemudian dia mengeluarkan satu kristal putih teristimewa. Kristal itu bersinar begitu terang, diikuti oleh kristal-kristal lainnya.

"Hadirlah ke hadapanku, wahai seluruh Spiritia!"

Semua Spiritia yang dipanggil Stallza pun muncul. Hutan itu langsung penuh.

Beruntung, dengan kristal putih itu sebagai katalisator, Stallza mampu melakukan semua pemanggilan itu tanpa perlu khawatir eksistensi hidupnya akan terkikis. Kemudian dipandanginya Spiritia itu satu demi satu. Mereka hanya tersenyum, menunjukkan keteguhan hati.

Bahkan Arzaniko pun tak lagi membangkang. "Pokoknya setelah semua ini selesai, aku menuntut kebebasanku!"

Stallza mengangguk, menyetujui itu.

Hutan Jagatha Vadhi kembali disinari cahaya terang. Satu demi satu, para Spiritia memendar menjadi seberkas kemilau. Semuanya menyatu. Ketika segenap cahaya itu mencapai kadar silau tertinggi, maka muncullah sosok itu.

Ventinis.

"Buraah! Terlalu banyak cahaya!" keluh Ursario yang ternyata sedang duduk manis menyaksikan semua drama itu. Beruntung dia sedang memakai kacamata hitam.

Sosok Ventinis itu mulai terlihat jelas setelah cahayanya tak lagi menyilaukan. Wujudnya tampak seperti Manusia wanita dengan rambut hitam panjang. Tersenyumlah dia kepada Stallza.

"Ibu Mertua ... aku membutuhkan pertolonganmu," sapa Stallza.

Ventinis mengedipkan sebelah mata, tanda sepakat.

"Oke, sekarang saatnya!" seru Stallza. "Ventinis: Spiritialis!!"

Wujud Ventinis meluruh. Setiap partikel dirinya lantas menyatu dengan raga Stallza. Tak terlihat perubahan fisik yang berarti pada Stallza. Pemuda bertudung itu hanya tampak ... lebih berkilau.

Inilah Stallza.

Dulunya dia hanya pengelana yang tak punya kekuasaan apa-apa. Ketika pengembaraannya berakhir, yang bisa dia lakukan hanyalah mendirikan suatu bar yang selalu sepi pengunjung. Namun semuanya berubah ketika dirinya terseret ke dalam konflik yang melanda suatu negeri. Segalanya menjadi lain sewaktu dirinya mulai mengenal Spiritia, mulai mengenal Putri Lan.

Sekarang, kekuatan tertinggi dari tanah Ventinis telah berada dalam genggamannya. Dia bisa menggunakan kekuatan dari seluruh Spiritia tanpa perlu melakukan pemanggilan.

"Tunggulah aku, Lan. Akan kubawa kau pergi dari Dunia Terkutuk ini!" Stallza menggeram. Kemudian dia mencoba membayangkan kekuatan salah satu Spiritianya. "Chlora: Sayap!"

Berhasil. Dari punggung Stallza tiba-tiba mencuat empat sayap transparan. Itu adalah sayap yang muncul ketika dirinya melakukan spiritialis dengan Chlora. Maka Stallza pun bersiap untuk terbang.

Akan tetapi, di hadapan pemuda itu ternyata merintang sesosok boneka beruang.

"Mau apa lagi?" bentak Stallza. "Aku tidak akan lupa kekejian yang telah kau perbuat pada alisku! Tapi saat ini, dan untuk saat ini saja, aku sedang terburu-buru ... maka kutunda dulu perhitungan denganmu, boneka beruang!"

"Aku cuman butuh tumpangan," jawab Ursario. "Kau mau pergi ke sana, 'kan?"

"Cih ... baiklah. Kau mau kutenteng atau kuseret?"

"Tapi tunggu sebentar, bura."

Ursario mengambil beberapa langkah ke samping, berniat melakukan sesuatu. Stallza yang sedang tergesa-gesa tentu saja kesal akan penundaan ini. Tapi pemuda itu masih mau bersabar.

Disaksikannya Ursario tengah merapal suatu mantra. Kemudian—

Permukaan tanah berguncang sejauh mata memandang. Bahkan pepohonan Rachta turut bergoyang kencang. Kemudian dari rerumputan, pohon, batu, ataupun tanah, mencuatlah gumpalan bola-bola energi yang langsung diserap oleh Ursario.

Aura kegelapan Beary itu langsung membuncah.

"Oke, Alis-y! Sekarang aku udah beres mengisi—"

Belum sempat Ursario berkata, tubuhnya sudah terangkat ke udara. Stallza memegang satu kaki si boneka beruang, kemudian melesat terbang dengan cepat.

"—burwaaaaaaAAAAAAAAAHHHH!!"

Ursario hanya bisa histeris.



-VII-
"Magnificent Dark Family"


Kembali ke medan perang.

Bahtera Thurqk masih kokoh melayang. Para Hvyt tertangguh membuktikan kelas mereka. Sampai sekarang, pertahanan mereka belum juga tertembus.

Pasukan Beary masih kesulitan mencari celah untuk mendarat di bahtera.

Jenderal Zany Beary mencoba mengatur Laskar Pengebom untuk terus membombardir bahtera itu dari atas. Namun tekanan angin di ketinggian seperti ini membuat akurasi mereka berkurang drastis. Hanya segelintir bom yang benar-benar mengenai bahtera. Kerusakan yang mereka timbulkan masih jauh dari harapan.

Petaka terjadi saat sejumlah Ãœber-Hvyt bersenapan menyergap Laskar Beary Pengebom dari belakang. Senapan "Hvyterbuster" mereka meletup. Dalam waktu singkat, semua bawahan Zany dihabisi. Beary bermata pelangi itu pun murka.

Dengan kekuatan imagyn-nya, Zany langsung mematerialisasikan sesuatu yang sangat berbahaya. Namun—

"Oh, tidak! Aku meleset ...."

...

Di lain tempat, Laskar Pemanah yang dipimpin Jenderal Cherily Beary mencoba menggempur bahtera dari arah belakang.

"Sekarang, tembak!!"

Seratus anak panah meluncur deras. Namun semua itu dihalau oleh barisan Ãœber-Hvyt berperisai dengan formasi yang begitu rapih. Kemudian dari belakang mereka, melompatlah sejumlah Ãœber-Hvyt bertombak. Tanpa ampun mereka menusuk para Beary bawahan Cheril.

"Kyaaa!! Mundur! Semua mundur!!"

Bukan hanya tidak mampu menembus pertahanan musuh. Setengah dari total prajurit Beary bawahan Cheril pun gugur dalam sekejab. Bahkan, sepasang Hvyt Lord (yang setingkat lebih kuat daripada Ãœber-Hvyt) kini sudah terbang mengekor di belakang Jenderal Beary tersebut. Kapak yang mereka hunus sudah terayun.

Sebentar lagi, kepala Cheril akan terpenggal. Namun—

Terdengar bunyi rentetan senapan mesin dari arah atas. Dua Hvyt Lord itu tak kuasa diberondong ratusan peluru. Bahkan, serangan itu ditutup dengan meluncurnya lima belas granat berdaya ledak maksimal.

Badan dua Hvyt Lord itu hancur lebur.

Cherily Beary berhasil selamat.

"Ah, makasih banyak, Mommy Bear!"

Dari atas, tampaklah Jenderal (seharusnya Mayor) Yvika Beary dan Laskar Penembak Jitu yang dipimpinnya.

"Tugas memancing musuh keluar serahkan saja pada regu jarak dekat!" omel Yvika. "Sebagai regu jarak jauh, mestinya kita jangan terlalu dekat dengan garis pertahanan musuh!"

"Ma-maafkan aku ...," Cheril tertunduk lesu.

Bagaimanapun, percakapan mereka terpotong oleh teriakan Zany.

"AWAS! BOM ATOM!!!"

Belum sempat Yvika dan Cheril menalar seruan tersebut, seonggok benda metal mencurigakan sudah jatuh tepat di antara keduanya. Mata dua Beary itu langsung mendelik seolah mau keluar dari kepala boneka mereka.

"Demi kancut Loki...!!!" umpat Yvika. "I-itu beneran BOM ATOM??!!"
"KYaaaaaaaaAAAAAH!!! Hiroshima! Nagasaki!! Suzumiya! Haruhi!! Watashi wa!! Indomie ga suki!!!!" jerit Cheril sepanik-paniknya.

Bom itu meluncur deras, tegak lurus ke bawah.

Terus meluncur ...

Lalu ...

Daratan Givashyar Vadhi pun menghilang dari Netherworld Nanthara!!

Hempasan ledakan atomik itu sempat membuat oleng bahtera yang melayang dua kilometer di atas daratan. Akibat hilang keseimbangan, runtuhlah baris pertahanan Hvyt di geladak.

Hanya sesaat, tapi ini kesempatan besar!

Kelima regu jarak dekat memanfaatkan peluang itu untuk mendarat di geladak. Mereka terdiri dari 'Laskar Zirah' Jenderal Rex Beary, 'Laskar Pesilat' Jenderal Manggale Beary, 'Laskar Pemabuk (?)' Jenderal Lucia Beary, 'Laskar Mesum (??)' Jenderal Leon Beary, serta 'Laskar Pemusik' Jenderal Salvatore Beary.

"UWOAAAA!! Nenek Mirabelle yang seksi, pinjami aku kekuatan!!" teriak Rex. Dengan pedang Giruvedan-nya yang tak terindera oleh mata, Knighty Beary itu mulai mengamuk. Pasukan Beary berjubah besi yang dipimpinnya pun ikut mengamuk.

"Alamak jang! Bisa juga kita mendarat!" Manggale berseru. "Ayo kita bikin mereka semua berserak, bah!!" Boneka beruang Batak itu melompat, semua Beary bawahannya pun ikut melompat, dan mereka melancarkan tendangan terbang berjama'ah!

"Aku ... mabok ... udara," Lucia malah terhuyung-huyung. "Break sebentar, pliss...." Sementara Lucia menyingkir ke pinggir, para Beary yang dipimpinnya sudah mulai menimpuki musuh dengan benda apapun yang bisa mereka temukan.

"Uyeaah! Saatnya 'Sal & the Monkey Brotherhood Bear' beraksi!!" Sal langsung meniup serulingnya, memberikan semangat tambahan kepada semua Beary di bawah komandonya.

"Raba mereka semua!!" hanya itu titah Leon kepada pasukannya.

Pasukan darat Beary menyerbu dalam satu gelombang besar. Namun para Hvyt tak pernah gentar.

Pertempuran di geladak bahtera pun dimulai.

Sementara itu ...

Zany oleng di udara, kehabisan energi setelah mematerialisasi satu unit bom atom. Beruntung, dalam wujud Beary seperti ini, bom atom yang berhasil dia materialisasikan hanya memiliki kekuatan 1/10 dari bom atom sesungguhnya. Tapi dampak ledakannya tetap tak bisa diremehkan.

Cheril menangkap Zany yang jatuh lemas tak berdaya. Imagey Beary itu pun tertidur.

Di lokasi yang berbeda, Jenderal Baikai Beary mengalami kendala komunikasi sewaktu mengomando Laskar Penyihir.

"Prajurit A, rapal sihir [Maragidyne]! Prajurit B, gunakan [Megidolaon]!! Prajurit C, D, dan E, lakukan mantra gabungan [Armageddon]!!!"

Yang diperintah langsung protes.

"Buraah! Udah kami bilang dari tadi! Kami NGGAK KENAL dengan semua sihir yang terus kau sebutkan itu!!"

Baikai mengeluh, "Hhhh ... aku rindu Demon-Demonku yang dulu ...."

Tanpa disadari Baikai dan Laskar Penyihir, sepuluh meriam di sisi kanan bahtera sudah mengarahkan moncongnya ke arah mereka. Ketika semua meriam itu meletup, rentetan ledakan pun tercipta. Laskar Beary Penyihir langsung binasa, hanya menyisakan Baikai saja.

 "Uwoaaaaaaaaaahhh!!"

Baikai marah. Dia langsung terjun ke atas geladak untuk ikut membantu pasukan darat.

Pertempuran memanas. Korban terus berjatuhan.

Sayangnya, jumlah Beary yang gugur jauh lebih banyak daripada jumlah Ãœber-Hvyt ataupun Hvyt Lord yang berhasil ditumbangkan. Perbedaan kekuatan adalah alasan utamanya.

Prajurit Beary hampir tak berkutik menghadapi keperkasaan Hvyt-Hvyt terkuat itu. Hanya para Jenderal Beary yang mampu bertarung setara dengan Ãœber-Hvyt ataupun Hvyt Lord. Kalau ini dibiarkan terus, tak akan lama sampai prajurit Beary tertumpas seluruhnya.

Jika demikian, bahkan para Jenderal pun tak akan berdaya menghadapi jumlah musuh yang jauh lebih banyak.

Arus pertarungan harus segera diubah.

Ursula, sang Jenderal Besar Beary, masih berdiam di posisinya. Dia belum bisa bergerak. Sihirnya adalah satu-satunya alasan mengapa Pasukan Beary mampu bermanuver di udara dengan mengendarai bongkahan batu.

Namun sekarang, situasi telah mendesak. Lagipula, setengah dari total seluruh Beary yang tersisa telah mendarat di bahtera. Sementara di belakang Ursula masih terdapat Laskar Penakluk yang sudah tak sabar menunggu perintah darinya.

Ursula menoleh ke samping. Ada Nolan yang seharusnya bertindak sebagai ahli strategi dalam pertempuran ini. Namun sampai sekarang pun, dia belum berkontribusi apa-apa. Sumbangan strategi, nol.  Analisis situasi, nol.

Pria kacamata itu malah asik merenung sendiri.

Sementara itu, deretan meriam di badan bahtera Thurqk sudah bersiap untuk menembak lagi.

"Hei, Bocah!" hardik Ursula. "Apa yang kamu pikirkan sejak tadi?!"

Nolan tersentak, "Ah ... a-apa? Oh, maaf. Tanya apa tadi?"

"Melamunkan apa sih kamu, hhmph?!"

"Oh ... itu. Aku hanya berpikir kalau ... rencanaku mungkin masih bisa berjalan."

Kemudian Nolan membisikkan sesuatu kepada Ursula. Lady Beary itu mengangguk-angguk. Tercapailah kesepakatan.

"Baiklah, Bocah Nolan. Kuizinkan kamu melakukannya."

"Terima kasih."

Ursula lantas menoleh ke arah Reeh dan Nema yang bertugas mengomando pasukan khusus.

"Reeh! Gantikan aku mengendalikan manuver pasukan udara dengan anginmu! Dan Nema, urus meriam merepotkan itu. Buatlah lubang di badan bahtera dan bawa si Bocah Kacamata ini untuk menyusup ke dalamnya."

"Hamba mendengar, dan hamba menaati," balas Reeh.

"Oh, bagus sekali. Sekarang aku mesti jadi bodigar Nolan?" jawab Nema.

Ursula kemudian berseru lantang, "Baiklah. Sekarang!!"

Sihir yang dimantra Ursula pun terlepas.

Laskar Penembak dan Laskar Pemanah sempat oleng ketika 'kendaraan' mereka tiba-tiba kehilangan kemampuan manuver udaranya. Namun Reeh langsung menopang semua itu dengan bantuan angin Nanthara. Para Beary bawahan Reeh segera membuat barikade untuk melindungi Jenderal mereka.

Sementara itu, Nema memimpin Laskar Penabur meluncur turun. Nolan mengikuti mereka dari belakang. Sebelum meriam-meriam itu menembak, Nema dan pasukannya sudah menebarkan benih-benih bunga biru. Ketika benih itu menempel, leburlah seluruh meriam menjadi serpihan debu. Dinding bahtera pun menganga lebar.

Nema langsung menarik baju Nolan, kemudian dia lempar pria kacamata itu ke arah dinding yang terbuka. Nolan terjungkal dan berguling-guling di lantai koridor. Dia menggerutu kesal karena kekasaran Nema.

"Terima kasih kembali!" seru Nema.

Tahap awal rencana penyusupan sukses.

Ursula kini bisa fokus untuk memimpin Laskar Penakluk. Mereka adalah Beary-Beary kuat yang dihadiahi Ursula mantel-mantel beruang berkekuatan magis.

Ursula mendongak, menatap Elle yang masih belum berbuat apa-apa pada pertempuran ini.

"Ellenom!" seru Ursula. "Setelah aku dan pasukanku maju, kamu dan tim teknisimu harus mencari celah untuk masuk ke anjungan. Lalu tugasmu adalah untuk mengambil alih mekanisme kendali bahtera itu!"

"Siap, Tante du Nom!!" jawab Elle.

Kemudian yang dinanti-nanti pun tiba. Sang Jenderal Besar Beary, Ursula, akhirnya turun ke medan pertempuran. Dia dan pasukannya menukik kencang ke arah bahtera. Saat itu juga, Beary-Beary yang dikomando Ursula mulai berubah wujud. Mantel beruang yang mereka kenakan segera memamerkan khasiatnya.

Sebagian menjelma sebagai boneka beruang kutub. Sebagian lain mewujud menjadi boneka panda. Sisanya berganti rupa antara boneka beruang hitam ataupun boneka beruang madu.

Mereka semua meraung buas.

Kedatangan Ursula dan bala tentaranya segera mengubah alur peperangan. Perubahan wujud Beary ala Ursa-Demon ini sungguh kuat. Mereka menerkam lawan dengan ganas, mereka mencabik-cabik tanpa ampun, mereka menghembuskan hawa pembeku, mereka memantra sihir-sihir pemusnah.

Dengan cepat, para Hvyt tangguh itu bertumbangan.

Ursula sendiri belumlah mengubah wujudnya. Tepatnya, belum membutuhkan perubahan wujud. Dia mengarahkan Ursus-Blaster tegak lurus ke atas. Secara ajaib, tembakan dari senapan sihir itu terpecah menjadi beberapa berkas energi yang mengincar kawanan Hvyt secara akurat.

"Ayo, kalian para Jenderal Beary! Jangan leha-leha saja!" sindir Ursula.

Dengan hadirnya Ursula di sana, semangat juang para Beary kembali muncul. Manggale, Sal, Leon, Rex, Lucia, serta Baikai ... semua seolah mendapatkan asupan energi baru.

Mereka tidak lagi gentar menghadapi kawanan Hvyt yang seolah tak pernah habis jumlahnya. Pelan-pelan, jalan kemenangan pun terlihat.

"BuraaaaaaAAAAHHH!!"

Para prajurit Beary pun tak mau kalah semangat dengan Jenderal mereka. Semua membantu sekuat yang mereka bisa.

Saat itulah Elle dan Beary-Beary mungil lainnya turun dengan hati-hati. Postur badan mereka yang jauh lebih kecil daripada Beary normal memberikan keuntungan besar. Mereka jadi lebih mudah mengendap-endap, melewati riuhnya pertempuran.

Tujuan mereka adalah anjungan.

***

Pada waktu yang sama, Nolan sudah menemukan ruangan yang dicarinya. Dia menyeringai tatkala melihat tumpukan karung itu. Akhirnya takdir berpihak padanya. Dia sudah tak bisa lagi menahan gelak tawanya.

"HehehehaHAHAHAHAHAHA!! HYAHHAHAHAHAHA—"

"Berisik, Nolan!"

Tiba-tiba terdengar suara sinis dari arah belakang, memotong tawa renyah Nolan. Namun pria itu tidak terkejut. Dia menoleh dengan senyuman tetap tersungging.

"Abby," sapa Nolan, "akhirnya kau datang juga."

Yang disapa pun merengut, "Mestinya aku YANG bilang begitu!"

"Sudahlah," Nolan mengangkat bahu, "yang penting rencana kita akhirnya dapat terlaksana."

"Kau bawa programnya?" selidik Abby.

Nolan mengambil ponsel pintar dari saku kemejanya kemudian memamerkan itu ke muka Abby. "Semua yang kita butuhkan ada di ponsel ini."

"Bagus," puji Abby. "Tapi lebih baik kita menyingkir dulu dari sini."

"Aku sepenuhnya setuju."

Kemudian Abby si hantu pita biru menggunakan kekuatannya untuk menciptakan lubang ruang dengan guntingnya. Beberapa detik kemudian, sosok mereka berdua sudah menghilang. Mereka turut membawa pergi karung-karung yang berisi para Beary petarung.

Nolan, oh Nolan.

Tadi dia mengatakan kepada Ursula bahwa dirinya akan membebaskan para Beary yang tersekap di dalam bahtera. Dia pun berjanji untuk membujuk Beary-Beary itu agar mereka ikut bertempur melawan Thurqk dan pasukan Hvyt.

Namun janji itu hanya tinggal janji.

Entah apa yang sebenarnya ada di pikiran Nolan.

***

Pertempuran sudah hampir berakhir.

Ursula dan Pasukan Beary di ambang kemenangan. Jumlah Hvyt berkurang, dan terus berkurang dengan cepat. Hingga akhirnya, sorak sorai merebak tatkala Ursula menendang Hvyt terakhir keluar bahtera.

Kendali bahtera pun sudah berada di tangan Elle dan tim teknisinya. Beary mungil itu lantas membawa bahtera turun dengan perlahan.

Para Beary yang menjaga udara juga ikut turun ke geladak. Mereka semua hendak merayakan kemenangan. Mereka lupa pada pemilik sesungguhnya dari bahtera ini.

Sampai sosok itu akhirnya muncul—

"Lho? Kalian kemanain Hvyt-Hvyt yang berjaga di sini?"

—dan membangkitkan ketakutan terbesar di dalam diri mereka.

Saat itu, Ursula dan Pasukan Beary pun tersadar.

Pertempuran tadi tak berarti apa-apa dibandingkan apa yang akan terjadi sekarang ....

"Thurqk!!" seru para Beary, serempak.



-VIII-
"Makai Fugue"



"Di-dia datang juga."
"Sial ... mengapa kita bisa-bisanya melupakan keberadaan Thurqk?!"
"B-bagaimana ini? Apa yang harus kita lakukan sekarang?"
"Bodoh! Kita ke sini kan memang untuk melawannya! J-jangan gentar!!"

Para prajurit Beary terus mengutarakan isi hati mereka. Inilah yang mereka tunggu-tunggu sejak sekian lama. Kesempatan untuk bisa bertarung melawan Thurqk, penguasa Nanthara.

Namun mengapa seluruh badan mereka tiba-tiba gemetar begitu hebat? Mengapa kaki-kaki mereka tak bisa disuruh untuk melangkah maju? Mengapa keberanian mereka sirna seketika?

"Satu, dua, tiga ... sepuluh, ... dua puluh, ... tiga puluh, ...," Thurqk mulai menghitung. "Ah ... sial, hitunganku buyar. Udah nyampe angka berapa tadi?"

"Total ada seratus delapan boneka beruang, Tuanku," ujar Hvyta. "Dua belas di antara mereka tampak cukup kuat. Sedangkan satu boneka beruang yang berada paling depan itu ... kelihatannya jauh lebih kuat di antara semuanya."

"Wak? Kenapa kau bisa ngitung semunya dengan akurat kayak gitu?" Thurqk terheran.

"Karena dulu saya pernah sekolah, Tuanku Thurqk," jawab Hvyta.

Thurqk kemudian kembali mengamati kawanan Beary yang berada di hadapannya. Sambil mengelus-elus dagu, Dewa Merah itu berpikir sejenak.

"Kalo gitu," simpul Thurqk, "sembilan puluh lima boneka ini kagak ada gunanya!"

Tanpa aba-aba, Thurqk sudah mengibaskan lengan kanannya. Terciptalah seratus bola api mungil yang langsung melesat dengan begitu kencang. Sedetik kemudian, seluruh prajurit Beary terbakar dahsyat. Tak ada lagi harapan. Mereka semua musnah menjadi kepulan abu.

Yang tersisa hanyalah Ursula dan kedua belas Beary utama.

"Bajingan! A-akan kubantai kau, dasar Truk Keparat!!" maki Lucia.
"Beraninya kau membantai Beary-Beary lemah itu! P-Pengecut! Kalau berani hadapi kami sini!" tantang Yvika.
"Nuooooooooom ....!!" Elle menjerit panik.
"Uwaaaaa! Ampun, Om!" Cheril tertunduk pasrah.
"Grrhh ... kau ...," Zany hanya bisa menggeram.
"Sial! Kita pasti mati, nih!" Nema langsung pesimis.

"Atas nama nenekku, kau akan menerima hukuman, Thurqk!!" seru Rex.
"Bakal kubikin kau berlutut-lutut sambil ngemis maaf, bah!" ancam Manggale.
"Waaarrrhh!! To-tolong, aye cuma pegawai biasa. Plis ... jangan bunuh aye, Mister," begitulah Leon mencari iba.
"Seolah Demon di hadapan kita ini punya rasa iba," ujar Baikai.
"..... kalian tau? Aku langsung dapat firasat buruk, nih," Sal melangkah mundur dengan ekspresi cemas.
"....................," dan Reeh terdiam seribu bahasa.

Kedua belas Beary mengekspresikan segala perasaan mereka yang campur aduk. Namun sekuat apapun mereka menunjukkan gertakan, tetap saja kaki mereka tak beranjak.

"Kenapa?" ledek Thurqk. "Kalau kalian memang ingin ngelawanku, ya tinggal maju saja sini! Wkwokwowko!"

Jangankan maju. Kaki mereka tiba-tiba lemas sepenuhnya. Kedua belas Beary jatuh berlutut ataupun bersimpuh. Kepala mereka tertunduk. Harga diri mereka remuk.

Mereka sudah kalah sebelum bertempur.

"Wkwokwowko! Kalian para boneka, sejak awal udah jadi propertiku. Mana ada 'barang' yang bisa melawan pemiliknya?"

Thurqk kembali tertawa lebar melihat tunduknya para Beary itu. Tentu saja, itu adalah kewajaran. Di hadapan kekuatan Dewa, tak akan ada yang bisa bertahan—

"Jangan bercanda, Thurqk. Kamu bukanlah Dewa!"

Satu suara lantang itu memecah kebuntuan. Thurqk memicingkan pandangan, melihat ada satu boneka beruang yang masih bisa berdiri tegak sambil berkata penuh keberanian.

"Oh, kau," respon Thurqk. "Aku ingat. Kau yang pernah ngebakar gudang filemku kemaren."

"Dengar, Thurqk! Aku adalah Ursula, Demonlordess (yang pernah jadi) penguasa Ursa-Regalheim!" seru Ursula. "Atas nama kaum Ursa-Demon, kutantang kau untuk berduel denganku untuk mempertahankan titel Overlord-mu itu!!"

"Wkwokwowko! Kau dan si Ursario itu ... sejak kapan boneka bisa jadi Demonlord, hah?" cerca Thurqk. "Kaum Ursa-Demon yang kau sebut-sebut itu pasti lemah banget kalo boneka kayak kalian aja pernah jadi boss mereka."

Ursula tak menanggapi hinaan Thurqk. Lady Beary itu fokus merapal mantra. Kemudian kedua belas Beary yang ada di belakangnya pun pasrah. Tubuh mereka memudar menjadi gumpalan jiwa. Setelah itu, mereka terhisap ke dalam tubuh Ursula.

Seketika, aura kegelapan Ursula membuncah begitu kuat.

Lady Beary itu menyalurkan energi Demionic-nya ke pucuk Ursus-Blaster di tangan kanannya. Ursula membidik. Satu tembakan pun terlepas.

Thurqk terlambat menghindar.

Kepalanya telak terkena tembakan energi kegelapan dari Ursula. Thurqk terpelanting dan ambruk. Dahinya mengucurkan darah.

"Tuanku Thurqk!!"

Hvyto-Hvyta hendak mendekat namun Thurqk sudah mencegah mereka dengan isyarat tangan.

"Gimana sekarang?" lagak Ursula. "Masih berani tertawa, hmph?!"

Thurqk bangkit dengan perlahan. Dia tak habis pikir. Setelah makhluk jelly, sekarang ada boneka beruang yang ukurannya tak ada sepertiga tubuh Manusia dewasa. Dan Thurqk membiarkan makhluk-makhluk tak jelas seperti mereka melukai tubuhnya?

Laga terakhir dirinya di Nanthara semestinya akan menjadi suatu pertarungan yang epik. Tak bisakah dia mendapatkan lawan yang lebih ... proporsional?

"Kau bukan peserta," ujar Thurqk. "Di mana si Ursario? Mestinya dia, ataupun si Alis Setan, yang jadi lawanku sekarang."

"Tak usah mencari Ursario! Kamu akan kulenyapkan dengan tanganku sendiri!!"

Ursula kembali menembak, tapi kali ini lesatan energi kegelapan itu ditepis mentah-mentah oleh Thurqk.

Sebagai balasan, Thurqk pun melemparkan satu bola api kecil, mengincar Ursula. Bola api itu meluncur kencang, namun Ursula sama sekali tak menghindar.  Dia cukup mengibaskan mantelnya yang kini berwarna seputih salju. Hawa dingin yang menguar dari mantel itu memadamkan bola api tersebut.

"Hoo, mantel yang menarik. Tapi ...," Thurqk kemudian membuka telapak tangan kirinya. Kobaran api berkumpul dan terus berkumpul di telapak tangan itu. Hingga akhirnya membentuk satu lagi bola api, yang kini sebesar batu karang, "...gimana kalo yang ini?"

Thurqk tak menunggu jawaban dari Ursula. Bola api itu sudah dia lemparkan. Dan kali ini, Ursula yakin kalau mantelnya tak akan cukup kuat untuk menahan itu. Dia hanya bisa melompat tinggi, menghindar.

Satu kobaran api setinggi bukit tercipta.

Bahtera Thurqk (yang merupakan alat lintas antar-dimensi) pun terbakar seluruhnya. Bahtera yang kehilangan daya apungnya itu kini terjun bebas dengan sangat cepat.

"Tuanku! Apa yang Tuan lakukan?!" hardik Hvyto.

"Tuan menghancurkan bahtera yang sudah jadi harta turun-temurun keluarga Iylich!" Hvyta melengkapi.

"Ah, berisik!" sanggah Thurqk. "Nanti aku bisa beli yang baru di Lazada!"

Ketika bahtera membara itu menghunjam permukaan tanah, terciptalah ledakan yang luar biasa. Asap mengepul setinggi gunung. Kawah lebar pun terbentuk akibat letupan itu.

Di antara puing-puing bahtera, Thurqk berdiri. Dia mendongak dan menantang lawannya.

"Hei, boneka! Cepat turun sini! Aku baru aja selesai pemanasan!"

Ursula pun menjawab tantangan itu dengan segera menukik turun. Tentunya dengan senapan sihir yang sudah terisi penuh.

"Dia hobi mainan senapan, ya? Kalo gitu ...," Thurqk melirik ke arah Hvyta. Tanpa perlu diminta, Demon itu segera menjelma menjadi senapan sihir. Thurqk pun meraihnya, "... kita lihat siapa yang lebih jago main 'Duck Hunt'!"

Ursula membidik, Thurqk juga membidik. Mereka menembak dalam waktu yang sama. Semburat cahaya pun meluap ke segala penjuru akibat benturan dua energi mereka.

Pertarungan antara Demonlordess dan Overlord, kini benar-benar dimulai!

***

Saat itu, Ursario dan Stallza masih dalam perjalanan menuju lokasi pertempuran.

"Hei, Alis-y," ujar Ursario.

"Kenapa? Jangan protes soal kecepatan terbangku! Aku selalu mematuhi batas kecepatan maksimal. Tak pernah melebihinya!"

"Bukan soal itu, burahhh!!"

"Jadi apa?"

"Begini ...," curhat Ursario, "semestinya ini jadi entri finalku. Tapi kok rasanya jatah munculku sedikit sekali di entri ini!?"

Stallza tak menjawab.

Sebab, dia merasakan aura memuakkan yang selama ini selalu mengganggunya. Dan di dekat aura tersebut ... terasa aura lain yang lebih menyejukkan. Hangat. Lembut. Selalu dia rindukan.

"Lan!"

Stallza tiba-tiba mengerem terbangnya.

"Bura??"

"Maaf, Ursario. Aku harus memutar arah," ungkap Stallza.

"Burawhat?! Bukannya Thurqk ada di arah sana?!" Ursario menunjuk ke depan.

"Benar," jawab Stallza. "Tetapi bukan dia yang kucari sekarang." Pemuda bertudung itu menghela nafas sebelum melanjutkan perkataannya. "Dengarlah, ada dua kebusukan yang menaungi Nanthara. Yang satu adalah Thurqk. Kau pergilah ke sana sesuai rencana semula."

"Dan kau, bura?"

"Aku akan menuju yang satunya lagi."

***

Nolan telah berada di suatu rumah kumuh yang menjadi persembunyian Abby. Tempat ini terlindung oleh sihir dimensi yang dimantra oleh Abby sendiri, yang konon katanya tak bisa terlacak bahkan oleh Thurqk.

"Mereka semua sudah kutanami program ... atau tepatnya, rumusan sihir yang sama dengan yang digunakan keluarga Iylich untuk mengikat kesetiaan Hvyt."

"Kerjamu bagus juga, Nolan. Sampai bisa menguraikan rahasia Thurqk seperti itu. Tapi yah ... sebenarnya aku mengharapkan para petarung ini bukan dalam wujud boneka."

"Begitu pula denganku. Tapi, mestinya sih boneka-boneka beruang ini akan menjadi lebih kuat kalau kita menyuplai mereka dengan energi jiwa—"

"Stop!"

Tiba-tiba Abby menghentikan perkataan Nolan.

"Dia sudah datang!" bisik Abby.

"Dia?" Nolan mengernyitkan dahi.

"Maksud kalian ... aku?"

Nolan dan Abby terperanjat. Sosok itu akhirnya tiba.

"Hmm ... aku tak menduga kehadiranmu di sini, Nolan. Rupanya kau memang benar-benar tak bisa dipercaya. Oh, apakah di dalam rumah di belakang kalian itu ada Putri Lan?"

"Stallza!" geram Nolan.

"Benar. Itu adalah namaku," angguk Stallza. Dia pun menunjuk ke arah gadis hantu berpita biru, "sedangkan dia, komplotanmu itu, adalah sisi gelap dari Ventinis, ibu segala Spiritia."

Alis Nolan terangkat, tanda dia tak begitu mengerti ocehan Stallza tentang Ventinis.

"Nama asli hantu itu adalah ...," ungkap Stallza, "... Abintinis!"

"BUKAAAAAN!!" tiba-tiba Abby berteriak. "Aku ... AKU TIDAK PUNYA NAMA!!"

Selanjutnya, sosok Abby membesar dan terus membesar. Tubuhnya menjadi bayangan gelap tanpa nuansa warna. Cakar makhluk gelap ini langsung menyambar ke bawah, hendak mengoyak Stallza.

Namun pemuda itu tetap kalem.

"Argia: Perisai!"

Di tangan kiri Stallza tiba-tiba mewujud sebuah perisai perak yang kokoh. Cakaran Abby hanya menggores perisai itu. Kemudian Stallza balas menyerang.

"Phosporosso: Meriam!"

Kini tangan kanan Stallza berubah menjadi meriam kecil. Stallza membidik sebentar saja, kemudian dentum meriam pun menggema. Ledakan dahsyat menyambar dan merobek perut bayangan Abby dengan telak. Sang hantu kini meraung pilu. Tubuhnya limbung dan ambruk.

Menunggu tubuhnya pulih, bayangan Abby hanya bisa menyuruh Nolan. "Hei, jangan bengong saja! Cepat gunakan program itu dan bantu aku!"

"Hah? S-sekarang juga?" balas Nolan.

"C-cepatlah!!"



-IX-
"Unlucky Hero"


Nolan meneriakkan instruksi melalui ponsel pintarnya, "Deismo, gunakan [Thermokinesis] panas! Primo, [Ledakan cahaya ilahiah]!!"

Sepasang Beary mengepung Stallza dari dua arah. Beary pertama, Deismo, melancarkan serangan api yang merambat di permukaan tanah. Beary yang lain, yaitu Primo, memproduksi puluhan klon cahaya yang langsung menyerbu ke arah lawan.

Diserang seperti itu, Stallza tak menampakkan kepanikan.

Dia membiarkan kobaran api Deismo menjalar di lengan jubahnya karena Stallza tahu, teknik thermokinesis Deismo versi mini pastilah tak sedahsyat Deismo asli. Sementara itu, dengan kekuatan Silic, Stallza memantulkan arah klon cahaya yang dilesatkan Primo.

Klon-klon itu malah balik mengenai Primo. Beary Surgawy itu termakan serangannya sendiri. Dia takluk seketika.

Stallza lantas berlari ke arah sebaliknya. Ditendangnya Deismo hingga Beary itu semaput dan tak sadarkan diri. Selanjutnya, Stallza dengan santai menyeka kobaran api di lengan jubahnya sampai api itu padam.

Nolan panik.

Dia tak menyangka kalau semudah itu Stallza mengatasi dua Beary sekaligus. Nolan pun segera membuka karung yang lain, untuk mencari boneka beruang yang lebih kuat.

"Benda di tanganmu itu ... adalah pengendali, bukan? Kalau benda itu kuhancurkan, apa kau masih bisa bermain boneka?" Stallza melemparkan pertanyaan maut.

Keringat dingin pun mengucur di pelipis Nolan. Dia mengutuk pertempuran ini yang harus terjadi sebelum dia sempat menyiapkan peralatannya secara sempurna. Seharusnya pasukan petarung yang dikendalikannya jauh lebih kuat dari ini. Seharusnya mereka tidak berwujud sebagai Beary!

"Kau, Alis Setan! Tahu apa kau soal penderitaanku?!" bentak Nolan.

"Ha? Bicara apa kau?" balas Stallza. "Kenal denganmu juga tidak, mana bisa aku tahu soal penderitaanmu!"

"Diamlah dan dengarkan saja!"

"O-oke, deh .... Nih, aku mendengarkan."

Kemudian sesi curhat dibuka. Sambil matanya berkaca-kaca di balik kacamata, Nolan memulai kisahnya dengan nada lirih.

"Aku ... aku hanyalah kopian! Ada aku yang lain. Dia adalah Nolan yang kini hidup bahagia di dunia nyata. Dia punya pekerjaan yang bagus, istri yang cantik. Setiap akhir pekan dia selalu berlibur. Dia BAHAGIA!"

"Oh, begitu?"

"Sementara aku?? Aku tak punya apa-apa! Thurqk menyeretku ke sini, menyiksaku, menyuruhku mengatur pertarungan-pertarungan yang jauh dari kata manusiawi. Aku menderita lahir batin di sini. Sementara dia, aku yang lain, dia sudah punya segalanya!!"

"Itu terdengar aneh sekali. Tapi intinya ... kau iri dengan dirimu sendiri?"

"Makanya! Makanya aku berpikir, andai saja aku punya kekuasaan. Andai saja aku punya pasukan. Pasukan yang tak tertandingi. Aku bisa memiliki apapun yang kumau! Aku akan merebut kebahagiaanku yang hilang!"

Mendengar alasan itu, Stallza sungguh heran. Ini seperti jawaban soal yang dia kerjakan sewaktu mengikuti tes Calon Pegawai Kerajaan Sipil: Pernyataan benar, jawaban benar, tetapi keduanya tidak menunjukkan hubungan sebab-akibat.

"Maaf memotong ceritamu," ujar Stallza. "Aku hanya ingin bertanya. Bukankah bermain-main dengan nyawa seperti yang dilakukan Thurqk akan membuat dirimu sama rendahnya dengan si 'Dewa'?"

"Aku tak peduli! Yang penting, aku bisa menyingkirkan siapapun yang me—"

Stallza sudah tak sabar lagi. Dia langsung menembak ponsel yang dipegang Nolan, dengan meriam Phosporosso.

"GWAAAAARRRRHHH!!!" Nolan menjerit sejadi-jadinya.

"Ups, maafkan aku. Tanganmu jadi ikut hancur. Sungguh, tadi aku cuma membidik pengendali yang kau pegang itu."

Tak kuat menahan rasa sakit, kesadaran Nolan pun hilang. Dia ambruk ke depan dan pingsan.

Merasa bersalah dengan perbuatannya tadi, Stallza pun menghampiri Nolan. "Akan kuhentikan pendarahan di tanganmu." Dengan menggunakan kekuatan Iodesa, Stallza pun menyembuhkan tangan Nolan yang hancur. Setidaknya sampai tidak ada darah lagi yang mengucur.

Setelah selesai merawat luka Nolan, Stallza pun berpaling. Dilihatnya di sana, Abby sudah kembali ke wujud hantu gadis berpita biru.

"Sekarang apa?" tantang Stallza.

"Hihihhhihihi!" tiba-tiba Abby tertawa begitu kencang. "Setelah bergabung dengan Ventinis, kau jadi sombong, Stallza! Coba lihat benda apa yang ada di tanganku ini."

Ternyata Abby sudah memegang ponsel yang serupa dengan yang tadi digunakan Nolan.

"Perjanjiannya adalah ... aku membantunya menguasai jiwa para petarung, dan dia membantuku mendapatkan Ventinis. Tapi mengingat kondisinya sekarang ini, kurasa tak masalah kalau aku merebut kedua-duanya."

Stallza langsung menembakkan meriam Phosporosso. Namun kali ini dia terlambat. Abby sudah kembali memendar menjadi bayangan gelap. Kemudian sosok Abby hilang sepenuhnya. Hanya suaranya saja yang terus bergema.

Wahai para petarung! Bangkitlah kalian semua dan bunuh Manusia bernama Stallza itu!

Stallza langsung menengok ke arah karung-karung tadi. Seperti yang dikhawatirkannya, mencuatlah sosok-sosok mungil nan mengerikan dari sana. Jumlahnya tidak tanggung-tanggung: 100 ekor! Dengan 40 di antara mereka (minus Deismo dan Primo yang tadi sudah kalah) adalah para petarung Nanthara.

Kepung dan bunuh!

Gerombolan Beary itu bergerak cepat mengepung Stallza dari tiap arah. Sementara Abby, dia terus memberi instruksi dari balik persembunyiannya.

Stallza mencoba menembakkan meriam Phosporosso-nya lagi. Namun lawan-lawannya sekarang terlalu gesit. Dengan mudah ledakan meriam itu mereka hindari.

Dan Stallza kini tak bisa lagi menutupi raut kepanikannya. Apa yang harus dilakukannya? Tak ada strategi yang bisa terpikirkan olehnya, sampai terdengarlah suatu suara dari dalam benaknya.

Gunakanlah aku.

"V-Ventinis?"

Sampai detik ini, meskipun engkau telah mendapatkan kekuatanku, yang engkau panggil masihlah teknik dari Spiritia-Spiritiamu yang dulu. Apakah engkau takut menggunakan kekuatanku?

"Urgh...!"

Gunakanlah aku!

"B-baiklah! Sesuai kemauanmu! Kupanggil kekuatan Ventinis: Anima Mundi!"

Segera setelah Stallza berseru, terbentuklah formasi lingkaran sihir yang rumit di angkasa. Lingkaran itu aktif, kemudian bercahaya dan berputar-putar dengan cepat.

Tanpa bisa dicegah, jiwa dari para Beary yang ada di sana tercerabut keluar dari badan boneka mereka. Jiwa-jiwa mereka tersedot oleh formasi lingkaran sihir itu sementara raga boneka mereka hancur.

Hal yang sama juga terjadi dengan tubuh Nolan yang pingsan tak berdaya. Jiwa pria itu tertarik keluar dari tubuhnya, membuat tubuh itu tak lebih dari onggokan mayat sekarang. Sungguh sial dirinya ikut terkena efek dari Anima Mundi.

Anima Mundi adalah sihir terlarang yang memaksa suatu jiwa meninggalkan raga fana mereka. Jiwa-jiwa itu lantas pergi ke Ranah Persimpangan Jiwa untuk menuju Peristirahatan Terakhir.

Namun—

Tiba-tiba formasi sihir Anima Mundi hancur!

Jiwa-jiwa itu gagal pergi ke tempat mereka seharusnya berada. Mereka kembali bergentayangan di Nanthara, menangis dan meraung.

"Tidak bisa," gumam Stallza. "Jiwa mereka semua masih dikekang di tanah ini. Kalau begitu, aku memang harus membinasakan si Dewa Me—"

Perut Stallza tiba-tiba terasa hangat.

Dilihatnya ujung gunting mencuat dari dalam perutnya, dihiasi tetesan darah merah yang mengalir deras. Mata Stallza melotot tatkala dia menyadari sosok yang berdiri di belakangnya.

"Kejutan!" sapa sosok hantu itu. "Bagus sekali kau melenyapkan semua boneka itu dalam satu jurus. Tapi biarlah. Selama aku bisa menyerap Ventinis, maka—"

"Kalau kau suka kejutan, maka inilah KEJUTAN!!"

Stallza mencengkeram kepala Abby, si hantu. Cengkeraman itu begitu kuat, Abby tak bisa melepaskannya.

"A-apa yang kau ...."

"Kau mengaku sebagai sisi gelap dari Ventinis. Tetapi pada dasarnya, kau hanyalah bagian dari Ventinis sebagaimana halnya Spiritia biasa!"

"...?!"

"Jika demikian, maka ... aku bisa mengubahmu menjadi wujud kristal!"

"Tu-tunggu! J-jangan lakukan itu! Kumohon!" iba Abby. "Ti-TIDAAAAK!!"

Sosok Abby mengecil dengan sangat cepat setelah dia terbungkus oleh membran cahaya gelap. Jeritan lirih dari hantu itu masih terdengar, sebelum akhirnya satu kerlip cahaya redup mengakhiri proses kristalisasi.

Dari genggaman Stallza, terjatuhlah sebutir kelereng berwarna hitam legam dengan satu aksen titik biru di atasnya. Stallza melakukan penyelesaian dengan membubuhkan segel sihir pengunci, sehingga tak akan ada orang yang bisa menggunakan kristal Spiritia Abby untuk memanggilnya keluar.

Darah menetes semakin deras.

"Ventinis ... aku punya permohonan terakhir untukmu ..."

Kesadaran Stallza kian terkikis.

...

...

"Stallza! T-tuan Stallza!! Kumohon!"

Mata Stallza masih mampu menangkap gambaran wajah wanita itu, namun mulutnya tak lagi bisa mengucapkan kalimat. Dia hanya bisa berkata dalam hati.

Ah ... Putri Lan. Mengapa engkau menangis?

"Kumohon, jangan tinggalkan aku lagi..!!"

Putri Lan terus merogoh saku jubah Stallza, mencoba mencari kristal Iodesa. Namun, dia bahkan tak menemukan satu kristal pun. Kecuali kristal hitam aneh yang tergeletak di tanah, yang sama sekali tidak bisa dia gunakan.

Putri Lan lupa kalau saat ini seluruh kristal Spiritia telah melebur menjadi satu, menjadi Ventinis. Dan Ventinis masih terkubur di relung jiwa Stallza.

"Tuan Stallza ... maafkan aku. Aku selalu merepotkanmu. Andai saja dirimu tak harus mengurusi Putri bodoh sepertiku ...."

Hei ... jangan katakan itu. Kau Putri tercerdas dan termanis yang pernah kutemui ...

"Padahal ... padahal aku punya kabar gembira untukmu ...."

Ha? Kabar gembira? Mastin??

Sang Putri kemudian tersenyum, senyum yang sangat dipaksakan. Malah tampak begitu pilu.

"Aku ... aku telah ... mengandung anakmu. Tuan Stallza ... kamu akan menjadi ayah ...."

....!! Apa?! Co-coba katakan itu sekali lagi!

"Kalau perempuan ... akan kuberi nama Aberta. Kalau laki-laki ... Abertus."

Tunggu! Aku tidak setuju! Pilih nama yang lebih enak didengar, dong! Dengan nama seperti itu, mereka pasti jadi murid yang paling pertama diabsen di kelas!

"Semoga anak kita mewarisi hidung mancungmu yang indah ..."

Alis! Sudah kubilang, fitur terbaik di wajahku adalah alis!

Kemudian Putri Lan terdiam. Stallza yang terbaring di pangkuannya dia peluk erat-erat.

Hening tercipta.

Hei, ini kan sakaratul mautku ... setidaknya, berikanlah aku ciuman terakhir ...

Putri Lan mencium pipi Stallza dengan penuh rasa sayang.

Bukan di pipi ... ah, tapi biarlah .... Sungguh, aku benar-benar tak menyangka akan punya anak.

Mengapa tidak kau katakan dari awal?

Kalau saja aku tahu ... bahwa aku akan menjadi ayah ... pastinya aku akan bertarung dengan lebih hati-ha....

..ti... .....    ......

....

...

Suara hati Stallza tak lagi terdengar.

Kemudian, sosok Ventinis menyeruak dari dalam tubuh Stallza. Putri Lan tak bisa melihat wajah sang Ventinis karena terlalu silau. Memenuhi permintaan terakhir dari Stallza, Ventinis pun menggapai sang Putri. Dibawanya Putri itu melintas dimensi untuk kembali ke dunia asalnya.

Di sana, Ventinis pun kembali pecah menjadi 40 kristal Spiritia, tersebar ke seluruh penjuru dunia.

...

Selamat jalan, Stallza.

Alismu akan selalu dikenang ....



-X-
"Over Driver"


Langit Nanthara tak berhenti bergemuruh.

Ledakan demi ledakan terlukis jelas di angkasa, menandakan pertarungan yang belum juga usai.

Ursula maupun Thurqk saling berbalas tembakan. Mereka bergantian menyerang, juga bergantian menghindari serangan. Terkadang, tembakan mereka terjadi bersamaan ... lalu saling berpadu menciptakan ledakan yang jauh lebih besar.

Setelah melalui baku tembak yang begitu panjang, staminalah yang menjadi kunci kemenangan. Sayangnya, itu tak dimiliki oleh Ursula.

Badan bonekanya mulai bergetar hebat, tak lagi mampu menampung beban dari jiwa dua belas Beary. Pada satu kesempatan, Ursula kehilangan kegesitannya. Tembakan Thurqk menyambar tubuh Lady Beary itu.

Ursula tumbang dengan badan hancur sebelah.

"Hmmrrh ... sial ...."

Kedua belas Beary pun terlempar keluar dari tubuh sang Lady. Mereka jatuh terkulai tak bertenaga. Seluruh energi mereka telah terpakai oleh Ursula dalam pertarungannya tadi.

Kini mereka hanya bisa pasrah.

Tak lama berlalu, Thurqk sudah datang menghampiri mereka. Dia menyeringai lebar, merasa menikmati semua pertarungan ini.

"Kalian para Beary, entah itu Ursario, atau kau sendiri," ujar Thurqk, "selalu aja kayak gini. Abis berantem langsung tepar kehabisan energi. Heran aku. Bisa-bisanya boneka beruang kayak kalian bertahan hidup sampai sejauh ini."

"Entahlah," balas Ursula, "mungkin kalau kamu jadi Beary juga, kamu bisa rasakan sendiri."

"Ada pesan-pesan terakhir?" tanya Thurqk.

"Tidak."

"Kalau begitu, musnahlah."

Thurqk menjentikkan jari, memunculkan 13 api kecil yang berputar-putar di jemarinya. Kemudian api itu disentilnya satu demi satu, hingga masing-masing api menyambar tiap Beary yang terkapar di sana.

Mereka semua terbakar.

Tubuh boneka mereka hangus, lalu hancur tanpa sisa.

"Wkwokwo—"

Baru saja Thurqk hendak melontarkan tawa khasnya, namun dari atas sudah menyambar seberkas petir hitam kecil mengincar wajahnya. Thurqk sempat mengelak dengan memiringkan kepala, tetapi pipi dan telinga kanannya tetap terserempet petir hitam itu.

Darah mengucur deras.

Kemudian betapa terkejutnya Thurqk ketika mendapati bahwa luka di pipi dan telinga kanannya itu ternyata tak bisa berhenti meneteskan darah. Kemampuan regenerasi Thurqk tak bekerja!

Thurqk pun mendongak, ingin melihat siapa pelaku penyerangan ini.

Dan semakin terkejutlah Thurqk ketika yang tampak di matanya adalah sesosok Hvyto.

"Kau??"

Namun Hvyto menggeleng-gelengkan kepala, panik.

"Bukan saya, Tuanku Thurqk! T-tapi di belakang Anda!"

Buru-buru Thurqk melirik ke belakang. Dilihatnya sesosok hitam mungil yang memercikkan petir dari sekujur tubuhnya, yang berdiri hanya terpaut dua meter di belakang dirinya.

Sang Dewa Merah segera mengaktifkan [Rentang Mutlak]-nya, bermaksud mementalkan sang lawan sejauh-jauhnya. Namun apa yang terjadi? Sosok hitam mungil itu hanya terseret tak lebih dari lima meter saja.

Bahkan dia sudah meluncur lagi ke hadapan Thurqk, seolah badannya itu adalah peluru.


Hvyto yang melihat itu mencoba melindungi Tuannya. Dia segera turun untuk merintangi sang lawan. Akan tetapi, pertahanan Hvyto jauh dari kata cukup. Sosok mungil itu menubruknya dengan keras, turut membawanya meluncur ke depan.

Thurqk yang masih terheran tak sempat menghindar ketika tubuh Hvyto menghantamnya dari depan. Kedua Demon itu terpelanting di tanah. Sementara sang penyerang sudah berada sepuluh meter di atas mereka ... dengan tangan kanan terkepal ke atas.

"Siapa yang ngizinin kalian buat ngebantai anak buahku, buraah?!!"

Tangan itu pun meninju ke bawah!

"Bahaya, Hvyto!"

Thurqk buru-buru melompat ke samping sembari menenteng anak buahnya, Hvyto. Sedetik berselang, tempat itu sudah dihantam petir hitam yang terus menerobos tanah sampai kedalaman tak terkira.

Sosok itu pun mendarat di tepi lubang yang dibuatnya. Sementara Thurqk langsung berdiri tegak sambil menunjuk ke arah sosok tersebut.

"Siapa kau?!" seru Thurqk.

"Siapa, bura? Bukankah sudah jelas," balas sosok itu. Tinjunya kembali menggelegar, "kalau aku ini adalah Ursario!!"

Sambaran petir hitam horizontal dari Ursario merambat lurus di permukaan tanah, menghanguskan segala yang tersentuh olehnya.

Namun kali ini, Thurqk tak mau menghindar lagi. Dia mengumpulkan energi di tangan kirinya, tangan itu segera terbungkus oleh selimut api membara. Kemudian Thurqk menyambut petir hitam Ursario dengan tamparan tangan. Petir itu beralih jalur, lantas membumihanguskan suatu karang raksasa hingga tiada bersisa.

Thurqk merasakan nyeri yang dahsyat di tangan kirinya itu, yang kini tampak menghitam. Tak terbayangkan kalau tubuh membaranya ternyata bisa juga dibuat gosong oleh sengatan petir.

"Jadi kau beneran Ursario, heh?" Thurqk masih belum percaya. "Boneka beruang yang sama kayak yang beberapa waktu lalu kutampol mental sampai teramat jauh?"

"Ya! Dan gara-gara tinjumu itu," geram Ursario, "aku jadi melewatkan SEMBILAN chapter tanpa ngapa-ngapain, buraaAARRHHH! Dan ketika sekarang akhirnya aku bisa muncul, sudah tak ada lagi peperangan! Aku kehilangan segala kesenangan! Yang ada cuman muka jelekmu, dasar Thurqkey Ugly Stupidy!!"

Kemurkaan Ursario dalam mode Lord ini tak lagi bisa dibendung. Aura kegelapannya menguar semakin dahsyat, diiringi dengan kecamuk petir hitam di tubuhnya yang juga kian menggila.

"Hwokt?? Jadi itu semua salah gue?! Salah Hvyt-Hvyt GUE?!!" sahut Thurqk. "Emangnya situ pikir ada pembaca yang tahan ngeliat tingkah boneka jelek yang cuman bisa teriak 'bura bura' sepanjang full sepuluh chapter?!"

Tak mau kalah dengan Ursario, gelora api di tubuh Thurqk kini juga memancar deras. Seluruh badannya seolah mendidih. Tanah yang dipijaknya langsung terbakar dan membara.

Kemudian sosok Hvyto pun turut berdiri di samping kanan Thurqk, sementara Hvyta yang baru saja datang, kini menempati sisi kiri Thurqk.

"Tuanku Thurqk, kami mohon! Izinkan kami untuk ikut bertempur!" seru Hvyto-Hvyta bersamaan.

Sepasang Hvyt legendaris itu turut melakukan aksi serupa. Badan mereka langsung diselimuti api tebal yang berkobar begitu tinggi.

Setelah semua Demon di sana melakukan adegan powering up, akankah pertarungan mereka benar-benar dimulai kembali?

Ternyata, Hvyto-Hvyta lah yang pertama kali membuka pergerakan.

Mereka berdua melaju secara zig-zag, berselang-seling, seraya mengobarkan bara api di setiap tempat yang mereka lalui. Sampailah mereka pada posisi Ursario.

Memanfaatkan gerak yang super cepat, pasangan Hvyt legendaris itu menggempur Ursario dari dua arah. Mereka melayangkan tinju berapi, tendangan membara, sikutan berkobar ... yang ketika dilihat dari jauh, akan tampak seperti rentetan ledakan nan buas.

Ursario mencoba balas meninju, tetapi gerakan Hvyto-Hvyta ini masih terlalu lincah. Ditambah, kabut api yang tercipta akibat serangan duet itu membuat indera penciuman Ursario tumpul, sedangkan jarak pandangnya menjadi sangat terbatas.

Gempuran Hvyto-Hvyta tak mereda.

Belakang tengkuk Ursario terhantam lutut sekeras baja, perutnya ditendang oleh tumit sekokoh karang, sampai dagunya pun ikut kena pukulan upper sekencang badai. Tak tahan lagi dengan semua itu, Ursario melepaskan seluruh aura kegelapannya ke segala arah.

Daratan bergetar kencang. Pasangan Hvyt itu terhempas oleh ledakan aura kegelapan Ursario. Kobaran api yang melindungi tubuh mereka pun padam seketika.

Saat keduanya limbung, Ursario balik membalas. Dia menerjang lalu meninju Hvyto hingga Demon itu terlontar tinggi ke angkasa. Tampak bekas hangus di dada Hvyto, berasap tebal. Sementara itu, Hvyta yang ada di dekat sana tak mampu melarikan diri tatkala tangan Ursario menangkap kakinya. Beary Lord itu lantas melempar Hvyta ke arah Hvyto.

Keduanya berbenturan dengan amat keras di udara.

Tapi itu belum cukup. Ursario sudah menyusul ke langit. Dan ketika posisinya berada tepat di atas kedua Hvyt tadi, Ursario pun memberikan hantaman dua tangan yang begitu telak.

Pasangan Hvyt itu tak berdaya ketika tubuh mereka meluncur dan berputar kencang, tegak lurus menghunjam tanah. Setelah gelegar bunyi menyebar, tampaklah Hvyto dan Hvyta sudah tak berdaya terkapar.

Namun sekali lagi, Ursario belum puas.

Masih sambil melayang di udara, dia berniat menciptakan bola petir hitam yang akan melumat sepasang Hvyt itu sampai ke tulang-tulangnya. Akan tetapi, Ursario lupa kepada Boss Besar dari Hvyt tersebut ...

... sedangkan Thurqk, kini sudah berada tepat di belakang Ursario.

Ketika Beary Lord itu tersadar, tinju membara dari Thurqk sudah menyambar. Dan itu adalah bogem api yang sama dengan yang dilakukan Thurqk pada chapter pertama!

Ursario akan kembali terlontar begitu jauh ...

... andai saja dia tidak melecutkan cambuk petir ke arah kaki Thurqk. Kedua kaki Thurqk pun terjerat oleh cambuk hitam bertegangan petir tinggi. Thurqk meringis hebat menahan sengatan tersebut.

Sukses menangkap kaki Thurqk dengan cambuk, Ursario tak jadi terlontar jauh. Malahan, dia memanfaatkan momentum dari tarikan cambuk itu untuk kembali meluncur ke arah sang Dewa Merah. Dengan energi pegas yang begitu tinggi, badan Ursario melesat seperti torpedo.

Namun Thurqk tak gentar. Dia sudah bersiap menyambut sundulan Ursario dengan tandukan kepalanya sendiri.

Dua kepala saling beradu dahsyat, berdentum begitu nyaring. Tenaga mereka sama kuatnya. Badan mereka kokoh di udara, hanya kepala saja yang agak terdorong oleh energi benturan jidat tadi.

Dalam posisi melayang di udara, berhadap-hadapan, keduanya langsung baku hantam. Mereka saling memukul, saling menendang. Saling menangkis, saling menghindar. Bertubi-tubi, jual beli serangan. Memercikkan api, menyambarkan petir.

Ketika satu pukulan kuat saling beradu, keduanya sama-sama terlempar ke belakang.

Mereka berdua mendarat di tanah, terpaut seratus meter satu sama lain.

Thurqk mengirimkan gelombang api pasang, Ursario menahan dengan kubah kegelapan. Beary Lord balas melemparkan bola-bola petir hitam, sang Dewa Merah menepis semua itu dengan tirai api merintang.

Thurqk kemudian melompat tinggi, menyiapkan tinju. Dari kepalan tangannya, muncul selubung api yang besar, dan terus membesar. Yang tampak sekarang adalah bogem api membara yang sebesar karang. Thurqk pun menukik, mencoba menghantamkan.

Namun Ursario kembali bersiap. Dia melecutkan cambuk petir hitam, yang langsung melilit kepalan membara itu. Ketika cambuk itu melilit semakin kuat, selubung api yang membentuk tinju itu pun pecah menjadi ratusan percikan. Kemudian Ursario menarik cambuk itu, menghunjamkan Thurqk ke permukaan.

Tanpa diduga Ursario, ketika badan Thurqk membentur bumi, malah tercipta ledakan teramat besar. Namun saat ledakan itu buyar, sosok Thurqk sudah tak lagi terlihat.

"Bura? Di mana si Thurqkey itu?"

Jawaban segera datang tatkala tanah yang dipijak Ursario ditembus dari bawah. Mencuatlah tangan api yang berhasil mencengkeram tubuh boneka mungil itu. Tangan api itu berkobar begitu kuat, sepertinya ingin membakar si boneka sampai jadi arang.

Namun saat itu, Ursario masih dalam mode Lord. Tubuhnya diselimuti oleh aura kegelapan yang memercikkan petir hitam. Ursario tinggal menambah intensitas aura kegelapannya, maka gantian tangan Thurqk yang tersambar.

Cengkeraman pun terlepas. Thurqk melompat keluar dari permukaan tanah. Tampak urat dahinya mencuat, tanda dia meradang.

Thurqk mengumpulkan segenap [Kehendak]-nya, kemudian dia meraung begitu keras, "THWAAAAAAAAAAAAAAUUUUUUUUURRRMMMMM!!!!"

Permukaan tanah meretak ke segala arah, batu-batu dan kerikil pun terlontar. Hempasan [Kehendak] Thurqk ini semestinya sudah sanggup menundukkan dan melumpuhkan siapapun.

Namun ketika raungan sang Dewa Merah berhenti, dia pun melihat sosok beruang beraura kegelapan itu masih berdiri tegak, menahan semua [Kehendak] tersebut. Malahan, dilihatnya Ursario mulai menggembungkan dada seraya mengumpulkan nafas.

Maka raungan pun berbalas raungan, "BUROOOOAAAAAAAWWWRRRRRRRRR!!!"

Terkaget oleh itu, Thurqk jatuh terduduk. Kemudian dilihatnya, permukaan tanah yang retak bertambah retak. Bebatuan hancur, kerikil yang kecil pecah menjadi butiran debu. Setelah raungan Ursario berhenti, angin pun kembali tenang.

Bangkitlah Thurqk. Kekesalannya sudah tak tertahankan lagi.

"Grrrhhh! Kenapa?!" geram Thurqk. "Kenapa boneka sepertimu bisa bertarung setanding denganku?! Mengapa kekuatan [Kehendak]-ku tak bisa menundukkanmu?!!"

"Kau tanya kenapa, buraah?!!" balas Ursario. "Memangnya kau pikir berapa?! BERAPA energi jiwa yang sudah kuserap?!"

"Berapa kau bilang? ...?!" Thurqk mulai tersadar. "Jangan-jangan ...!"

Thurqk menoleh ke kiri, ke kanan, menggunakan mata Dewa-nya untuk melihat segala yang ingin dia lihat. Diamatinya kondisi seluruh Nanthara saat ini ....

Sepi.

Terlalu sepi.

"Mu-mustahil! Ini mustahil!" Thurqk terus menggeleng-gelengkan kepala tak mau percaya. "Kemana? Kemana semua jiwa itu? Seharusnya mereka sedang melayang-layang tak berdaya, bergentayangan sambil meratapi kemalangan mereka! Jangan bilang kalau...! Ja-jangan bilang kalau kau MENYERAP SEMUANYA?!!"

"Dan kau masih mau bertanya mengapa kekuatan [Kehendak]-mu tidak bisa menundukkanku, buRAAA?!!"

"...?!"

"BuraaaaRRHH!! Yang kau hadapi adalah ... [Kehendak] dari SELURUH Nanthara, Thurqkey!!! Dengarlah suara mereka!!"

Kemudian jiwa-jiwa yang tadinya tidak tampak oleh Thurqk kini mulai memunculkan diri. Jiwa-jiwa malang itu mulai bersuara. Bersuara lantang!



-XI-
"Mischievious Demon's Footfall"



Macam apa aku jadi Raja Batak tanpa Ratu, lek? Pening aku!

                                    Imajinasi itu kreasi ...

Kalau di sini ada kamera peledak, mungkin di sana ada kamera pembeku, ehehe

Andai semua Manusia dikutuk menjadi bunga.
           
                                    Kita konser ke galaksi mana lagi, nih? Dola ...

Lana, ayo sini Mama gendong. Tangan Mama bersih kok ... tak usah malu ...
                 
     Rahasia Semesta. Apakah hamba boleh mencarinya?

Dia adalah Thurqk ....

Dialah penguasa Nanthara. Dia memiliki kekuatan yang tak tertandingi. Siapa lagi kalau bukan Thurqk yang pantas menjadi Dewa Merah penjaga Netherworld ini?

Jadilah lebih kuat lagi, Ursario!

                          Satu gelas bir lagi ... jangan dicampur margarin, tapinya ... *hiccup*

                 Nely ... kamu nggak boleh jadi wanita mesum, ya?

        Kedamaian antara Demon dan Manusia  ...

Sebenernya ... Nenekku sangat kesepian di sana ....

                                                            Harta karun, nuooommm~

Namun benarkah kalau kehendaknya tak terbantahkan? Benarkah jika kekuasaannya tanpa batasan? Benarkah kalau kedudukannya tak tergantikan? Benarkah apa yang sudah dia lakukan terhadap tanah ini?

   Aku ingin bertemu Safirem ...

                                    Tetaplah menjadi Lazuardi yang baik hati ....

            Lan. Harapanku hanyalah agar engkau bahagia ..

                                                Anak kita ... kuharap dia nanti tidak beralis setan juga.

Kita akan terus hidup bersama, selamanya, Claude.

Selamanya, Claudia
.
                        Tak ada yang lebih kuinginkan daripada kebahagian kedua anakku!
           
     Sekarang aku mesti jadi penyampai kematian? Ah, oke ...

Kebaikan apa yang pernah Thurqk perlihatkan? Keburukan apa yang pernah dia sembunyikan? Kehidupan apa yang pernah dia berikan? Dan kematian apa yang pernah dia datangkan?

       Apakah di dunia yang keji ini benar-benar ada 'Tuhan' yang sejati? Nyarl..

Persetan dengan semuanya! Dunia dan seisinya ini tak lebih baik dari Mr. Kitty!

Heismo ... Seismo ... jangan berantem terus, dong ...

             Kalau boleh ... aku ingin bertemu dengan satu saja Persona yang baik.

  Oh, Tuhan. Mana jalan yang harus kutempuh agar bisa kembali pada-Mu?

Mengapa dia bisa merasa bosan? Mengapa dia perlu membutuhkan hiburan? Mengapa dia terus mendatangkan jiwa tak bertuan? Mengapa dia memaksa mereka untuk memanggilnya Tuhan? Namun mengapa dia hanya mampu membawa kehancuran?

                        Aku janji nggak bakal tawuran lagi!

 Hanya sains yang bisa membuat kulit wajah mulus tanpa keringat setetes pun

                        Menara Babel .... Bukan! Bukan Bangka Belitung, dasar bodoh!

                                                                        Dunia penuh air! Nguoooooh!!

                                    Aku ingin memamerkan barang langka dari koleksiku ....

Untuk apa semua pertempuran ini? Untuk apa semua tumpukan uang ini? Untuk apa semua keramaian ini? Untuk siapa?

Non! Non! Non! Moi bukan Perancis Celup!

            Jangan benci aku, Kak Tabita.... *hiks*

                          Maaf. Tolong ajari aku lebih banyak lagi soal cinta, Tuan Antakaba

  Loba duit! Urang teh meni loba duit, euy!!

  'Kekuatan Bulan'ku bukan yang seperti ITU. Kau pikir aku Usagi?

Revolusi Sliiiiiiiiiiime....!!

Dan setelah semuanya tercapai, mengapa Thurqk malah mengabaikan? Mengapa dia malah ingin meninggalkan? Siapa lagi kalau bukan Thurqk yang pantas menjadi Dewa Merah penjaga Netherworld ini?

Es Krim ... a-aku bisa membuat es krim kalau kamu mau *blush*

 Jangan. Hina. Hidung. Ku.

Kalian mau permen chupa?

Setuju dengan Om yang satu itu. Kedamaian antara Demon dan Manusia!!

Kepuasan apa lagi yang ingin dia cari? Ketenaran apa lagi yang hendak dia kejar? Kesenangan apa lagi yang akan dia kumpulkan?

                        Nama Chronoss tak ada artinya bagiku. Aku bukan ibuku!

            Malaikat Kematian juga bisa mati. Apa bedanya dengan manusia?

Kenapa aku pakai masker? Karena aku naik kereta kommuter tiap hari!

                        Suatu hari ... aku ingin membuka kios yang menjual selendang

Aku bisa jadi suster yang normal, kok! Kalian tak perlu takut! *grin*

Berapa banyak lagi musuh yang hendak dia hancurkan? Berapa banyak lagi semesta yang hendak dia hancurkan?

                                    Siapa itu yang bilang kalau Eza lebih pintar dariku??!

   Jadi guru cantik itu ... menyusahkan. Terlalu banyak secret admirer, teehee

                        Siapa yang memberiku nama Quin Sigra? Aku ini cowok!

 Daripada membaca pikiran ... aku lebih suka membaca buku

            Badanku tinggi karena aku banyak makan donut ...

Sejarah apa yang hendak dia tulis? Sejarah mana yang akan dia hapus? Kenangan apa yang nantinya dia tinggalkan? Kesedihan apa yang kelak dia wariskan?

                                                            Aku adalah legenda

Ada yang mau pesan kaligrafi? Akan kuberi harga khusus ;)

                                                Boardgame zaman sekarang kurang menantang!

                                    Aku suka malam yang tenang.

            Sedih rasanya melihat ada kampung yang belum terjangkau listrik

Tanah Nanthara ini telah lama bersedih. Pepohonan Jagatha tertunduk. Rerumputan Gavata terkulai. Serangga-serangga Cachani terpinggirkan. Ruang Khmaranaka meraung-raung. Vishala Rashta menggemakan kebuntuan. Kepulauan Satha Pragathak menawarkan dosa besar.

Tak ada artinya menjadi Ahli Pedang tanpa Kebanggaan!

                        Kembalikan dia dari ketiadaan! Kembalikan!!             

    Darah manusia, tidak enak, tapi terus saja kaum kami menghisapnya ...

Aku kadal, tapi aku nggak suka dikadalin!

Dia adalah Thurqk.

Dia pemilik segala apa yang ada di semesta Nanthara. Semua yang ada di sini tunduk padanya. Semua menghormatinya. Semua takut padanya.

Semua demi Tuanku Thurqk!
                       
Kembalikan kami ke dunia asal kami! Dewa Sialan!

            Aku hanya ingin orang mengakui kejeniusanku ....

                        Gunting? Siapa yang bersedia untuk kugunting? Hihihihi ...

Dialah Thurqk sang pemilik kehendak terkuat.
Kehendaknya meliputi seluruh daratan dan lautan Nanthara.

Mintalah padanya.
Teruslah meminta padanya.

                        Lepaskan kami!

                                    Biarkan kami pergi ke surga!

Tolonglah, Thurqk! Beri kami kebebasan!

            Semua demi Tuanku ... Thurqk .... demi ... Tuanku

     Jangan siksa kerabat Hvyt kami ....

                        Thurqk! Thurqk! Thurqk!!

                                    Bebaskan kami, Thurqk!!!

                                                                      THURQK!!!
                                                                                     
                                                                                    THURQK!!!!



-XII-
"Sparkle, to Become a Star!"


Semesta Nanthara yang tadinya sunyi, kini berganti ramai. Suara-suara yang tadinya lemah, kini kian melantang.

Jiwa-jiwa yang terkekang meminta untuk dibebaskan.

"Berisik!!" bentak Thurqk. "Kalian semua tuh properti milikku! Mau kuapain kalian, ya semua terserah aku!!"

                   Kalahkan Thurqk ...
           
Kalahkan sang Dewa!

Kembalikan kebebasan kami!

                                                            Tolong kami, Ursario ...

"Kalian nggak punya kekuatan sendiri," cibir Thurqk, "jadi kalian minta bantuan sama boneka, hah? Malu-maluin!"

Bantu kami, Demonlord Ursario ...

"Wkwokwowko! Kalian ngarep boneka yang dulunya cuman Demonlord buat ngalahin aku, sang Overlord Thurqk!?"

Selamatkan jiwa kami, wahai Beary Lord Ursario ...

Ursario terdiam.

Dia memperhatikan sikap Thurqk yang semakin aneh. Dari caranya merespon semua suara jiwa itu ... Thurqk jelas terganggu dengan ini! Dan dia akan mencari pasti akan mencari cara untuk membungkam mereka semua.

Thurqk melirik ke arah Ursario seraya menyeringai.

"Jadi boneka itu yang jadi bekingan kalian semua?" ujar Thurqk. "Kalian salah pilih! Kalo gitu ... akan kubikin semua harapan kalian hilang. Selama-lamanya! Wkwokwowko!!"

Warna merah di tubuh Thurqk semakin menyala terang. Udara di sekitarnya menjadi sangat panas. Kemudian dia berpaling menghadap Ursario.

"Jadi, boneka pahlawan," Thurqk tersenyum kecil, "kalo belum bisa bikin situ hancur lebur, kayaknya mereka nggak bakalan diem, nih."

"Bura? Siapa yang pahlawan?" balas Ursario.

"Wok?? T-tapi ... bukannya kau bertarung demi kepentingan semua jiwa itu?" alis Thurqk terangkat.

"Burahahahaha! Siapa peduli soal mereka?" jawab Ursario. "Aku ke sini cuman buat bikin kau hancur-lebur, Thurqkey! Karena kau telah bikin aku kesal setengah mati!"

"Apa?!" Thurqk tersentak. "Trus kenapa tadi kau ngomong seolah-olah udah jadi wakil bagi semua [Kehendak] jiwa-jiwa itu?!"

"Bura? Oh, yang itu?" Ursario menggaruk-garuk kepala. "Asalkan bisa tambah kuat, aku nggak gitu peduli soal detailnya gimana. Lalu, kalo ada kata-kata yang bisa bikin kau kesel setengah mati ... maka dengan senang hati aku akan meneriakkannya ke kupingmu. Kayak yang tadi itu. BurahahaHAHAHA!!"

Urat kesabaran Thurqk mulai putus.

"Bagus, ya... pakek bilang 'Dengarkan suara mereka!' ... lalu teriak-teriak  'Ini [Kehendak] seluruh Nanthara' segala ... padahal kau sendiri nggak ngerti apa maksudnya!!"

"Bura?"

"MAMPUS AJA KAU, BONEKA BUTUT!!!"

Thurqk menempelkan kedua telapak tangannya ke permukaan tanah, kemudian serta merta tanah itu berubah menjadi lautan api yang meluap-luap. Semakin lama, permukaan lautan api itu semakin melebar.

Ursario pontang-panting berlari mencari pijakan. Namun kecepatan rambat lautan api itu lebih cepat daripada langkah sang Beary Lord. Pada satu momen, Ursario sudah hampir kehabisan tempat berpijak.

"Buraah! Sial!"

Terpaksa, Ursario hanya bisa melompat ke udara.

Melihat itu, Thurqk menyeringai. Gerakan menghindar ke atas itu sudah diperkirakan oleh sang Dewa Merah. Maka Thurqk pun mengayunkan telapak tangannya dari bawah ke atas.

Lautan api itu tiba-tiba bergejolak. Dan tanpa disangka Ursario, lautan api itu ikut mengejarnya ke udara! Dengan volumenya yang begitu dalam, lautan api itu sudah membungkus Ursario, tanpa Beary itu sempat menghindar.

Sudah leburkah boneka beruang itu?

Ternyata tidak.

Permukaan api itu tiba-tiba dialiri oleh listrik hitam, semakin lama semakin banyak jumlahnya. Hingga pada suatu ketika, semuanya pecah! Ursario yang muncul dari balik itu kembali meluncur mengincar Thurqk.

Sang Dewa Merah mencoba mengendalikan lautan apinya untuk menghadang Ursario. Namun Beary Lord itu meluncur terlalu cepat hingga lautan api Thurqk tak mampu menangkapnya.

Bahkan, kini Ursario sudah ada tepat di hadapan Thurqk. Sedetik kemudian, Thurqk tersambar dan terpelanting ke udara. Sementara Ursario, dia berhasil mendapat tanah pijakan yang tak berapi.

"UwaarghHH!! Boneka sialan!!"

Thurqk kesal sekesal-kesalnya. Dia ingin segera mengakhiri semua ini. Maka terbanglah dia begitu tinggi. Tinggi. Tinggi dan lebih tinggi lagi, hingga menembus atmosfer merah dari semesta Nanthara.

"Buraa?? Mau apa si Thurqkey itu?"

Ursario mendongak mencoba mencari posisi lawannya. Tapi sosok Thurqk sudah tak lagi terlihat. Sempat terpikir bagi Ursario untuk menyusul Thurqk ke angkasa, tapi diurungkan niatnya itu. Sang Beary memutuskan untuk menunggu di daratan.

Sebenarnya apa yang hendak dilakukan Thurqk?

Jauh di atas sana ...

Thurqk tengah mengumpulkan seluruh energinya demi menciptakan suatu bola api. Hmm .. bola api lagi? Yang ini tentu bukan bola api sembarangan. Sebab, kali ini Thurqk tengah menciptakan ..

Matahari!

Suara Thurqk menggema ke seantero Nanthara.

BONEKA BUTUT! Dan semua jiwa terkutuk di sana! Saatnya bilang "Bye bye!"! Akan kumusnahkan kalian beserta Netherworld ini!

WKWOKWOWKOHAWW!!!

Betapa tercengangnya Ursario begitu menyadari kalau langit tiba-tiba berubah menjadi begitu terang. Telah tampak pula bulatan putih terang yang ukurannya mungkin mampu meliputi seluruh Nanthara ini.

Thurqk rupanya benar-benar ingin menjatuhkan matahari untuk meleburkan semuanya. Bahkan, pancaran panasnya pun sudah bikin gerah Ursario yang saat itu masih menginjak daratan.

Ini benar-benar berbahaya!

"Mungkin aku memang mesti menyusulnya ke atas sana, bura ...."

Ursario sudah berjongkok, mengambil ancang-ancang untuk melompat tinggi. Dipusatkannya seluruh kekuatan pada kedua kakinya, kemudian dalam satu lesatan ... Ursario pun melesat!

Terbang.

Dan terus terbang.

Akhirnya Ursario sudah menembus lapisan atmosfer kemerahan.

Kini dia hanya terpaut seratus meter dari posisi Thurqk yang ada di atmosfer seberang barat. Ursario segera melancarkan tinju petirnya. Sambaran petir hitam itu melesat cepat dan telak menghantam badan Thurqk.

Namun—

Thurqk tetap kokoh di sana! Sekujur badannya mengucurkan darah, sebagian langsung gosong ... namun itu semua tak menghentikan Thurqk.

"Sayang sekali! Wkwokwowko! Boneka butut seperti kau udah nggak bisa apa-apa lagi!"

Ursario melanjutkan serangan yang kedua. Kali ini dia melemparkan cambuk petir guna menangkap Thurqk. Berhasil, cambuk itu telah melilit pinggang sang Dewa Merah. Kemudian Ursario menarik Thurqk hingga bergeser jauh dari posisinya sekarang.

"Dibilangin, semua udah terlambat!" hardik Thurqk. "Mataharinya udah beres di-charge. Ntar juga bakal jatuh sendiri biarpun nggak diapa-apain."

"Kalau begitu, buraa," kata Ursario, "gimana kalau kita kunjungin matahari itu, selagi masih anget?"

"Wha—?!"

Thurqk yang masih terlilit oleh cambuk Ursario tak bisa melawan ketika Beary Lord itu menyeretnya pergi. Terlebih, energi Thurqk sudah jauh terkuras setelah menciptakan matahari.

Sekarang, entah kesambet angin apa, Ursario malah mengajak Thurqk masuk ke dalam matahari yang diciptakannya itu.

Baru mendekat sedikit saja, badan mereka berdua sudah mulai meluruh. Bahkan status Thurqk sebagai Dewa Api tak membuat tubuhnya tahan terhadap suhu yang tingginya terlampau ekstrem itu.

"Tenang, aku udah punya pengalaman," ujar Ursario santai.

"Pengalaman apa, dasar boneka gila!" bentak Thurqk, yang masih belum bisa lepas dari jerat cambuk Ursario.

"Pengalaman tubuh hancur sampai partikel terkecil, tentunya," ungkap Ursario. "Burahahahahahaaa!!"

"...!!!??"

Thurqk mencoba memantra sihir pindah dimensi untuk keluar dari kemelut ini. Namun rapalan mantranya selalu terinterupsi oleh sengatan petir yang menjalar dari cambuk Ursario. Sihir pindah dimensi gagal, sementara waktu sudah habis.

Dirasakan oleh Thurqk kalau sekujur tubuhnya sudah begitu panas. Jauh melampaui panas yang bisa ditolerir tubuhnya ....

Beberapa detik kemudian, Ursario maupun Thurqk sudah terbakar total. Keduanya musnah sampai tak ada satu partikel pun tersisa dari tubuh mereka.

Selanjutnya ....

Sesuai kata Thurqk tadi, matahari itu pun jatuh tanpa ada yang bisa menghentikan.

Netherworld Nanthara beserta segala isinya pun lenyap.



-Epilog-
'Till the Beary End


Ini adalah Netherworld Neda.

Sudah berlalu sekitar 5 tahun sejak ajang Turnamen Akhirat berakhir. Berakhir dengan gagal total, tentunya. Penyelenggaranya mati, pesertanya tetap mati, bahkan Netherworld Nanthara yang menjadi lokasi turnamennya juga ikutan mati.

Namun benarkah semuanya mati?

Well, untuk sekarang ... lebih baik kita saksikan dulu acara penobatan Lumina sebagai Overlordess di Netherworld Neda. Sejumlah Demonlord dari segala region Netherworld Neda turut hadir, baik itu secara sukarela, ataupun yang dipaksa. Diselenggarakan di region Stel Lamatutina, habitat kaum Luxa-Demon yang ditakuti oleh seluruh kaum Demon lainnya ... datang ke acara penobatan ini sungguh terasa intimidatif.

Acaranya sendiri berlangsung secara normal.

Dimulai dengan pidato pengakuan dari para Demonlord, yang menyatakan bahwa mereka siap mematuhi Lumina sebagai pemimpin tertinggi dari Netherworld ini.

Kemudian pidato resmi pertama dari Lumina pun berjalan agak hambar.

Isinya lebih banyak tentang ancaman ... agar seluruh Demon tetap patuh kepada Lumina.

Satu-satunya yang membuat acara itu menjadi menarik adalah munculnya puluhan kardus berparasut dari langit. Sepertinya dari suatu jasa pengiriman Lintas-Netherworld.

Kardus-kardus itu jatuh di tengah para hadirin.

Merasa penasaran, tentu mereka langsung membuka kardus itu untuk mengecek isinya. Demon-Demon di sana bertambah heran begitu mengetahui kalau isi kardus-kardus itu hanyalah sekumpulan boneka beruang.

Satu kardus terakhir mendarat tepat di pangkuan Lumina yang duduk di singgasananya. Tak perlu sang Overlordess membuka, kardus itu sudah membuka sendiri.

"Hoaaem ... lama juga nyampenya, bura."

Tersentaklah Lumina begitu mengetahui kalau boneka beruang di dalam kardus itu ternyata hidup, bisa bergerak dan berbicara. Penampilan boneka beruang itu ... bertopi, berjaket, berkacamata hitam, dan bersenapan.

"Wah? Kalau diliat dari deket, ternyata kamu lumayan cakep juga, Lumina," sapa boneka itu.

"Kau ... mengenalku?"

Lumina yang masih terheran tak menyadari kalau si boneka ternyata sudah membidikkan senapan mungilnya. Moncongnya menempel tepat di pelipis Lumina.

"Mengenalmu? Anggap saja begitu, bura."

Satu tembakan meletus, lenyaplah kepala Lumina ditelan lubang hitam kecil. Badannya langsung ambruk, tiada lagi bernyawa. Dengan demikian, posisi Overlord/ess di Netherworld ini kembali lowong dan Lumina akan tercatat sebagai Overlordess yang paling cepat mati di sepanjang sejarah Netherworld Neda.

Boneka beruang itu kemudian melompat ke puncak singgasana Lumina.

"Bangunlah, wahai kawan-kawan Beary! Kita sudah sampai di Netherworld Neda! Saatnya mengumpulkan uang receh, burahahahaha!"

Selanjutnya, boneka-boneka beruang lainnya juga melompat keluar dari kardus mereka. Kepanikan pun tercipta. Para Demon yang hadir di sana langsung bersiap untuk pertempuran, termasuk pasukan elit dari Luxa-Demon.

Siapakah boneka-boneka itu?

Mungkin cerita mereka akan kita simpan untuk lain kesempatan~




[FINAL ROUND]
URSARIO, 'TILL THE VERY END—Selesai

10 comments:

  1. Anonymous16/2/15 08:22

    Po:

    - Pertarungannya seru dan outline tertata dgn rapih bgt. Dari segi kerapihan, Mas Heru selalu konsisten setiap ronde, dan ini cukup membuatku inferior krn mesti banyak belajar tentang sistematika beginian

    - Kasian para Jenderal Beary nggak bisa berbuat banyak, para Hvyt ternyata kuat bgt. Sekedar usul, klo emg Hvyto dan Hvyta diceritain sekuat ini, mgkn ada baiknya karakterisasi mereka diperkuat.

    - Ide tentang waham delusi Lazu jadi salah satu poin terbaik menurutku, gak kusangka di entry ini Mas Heru pun ngobrak-abrik kanon peserta sehingga disesuaiin sama plot. Ketragisannya pun mantap sehingga pembawaan Thurqk yg preman itu bahkan nggak mengubah tragisnya. Lauh Mahfuzh KW, bener2 gak nyangka ini.

    - Karakter Thurqk sendiri jadi lebih respectable di sini. Gayanya masih slengean, tapi ternyata wawasannya emang luas dan bukan sekedar kuat aja.

    - Battle klimaksnya seru, tapi bagian narasi tentang Thurqk diiringi suara hati jiwa2 Nanthara adalah poin terbaik di entry ini menurutku.

    - Endingnya agak buru2. Mungkin emg sengaja dibuat penyelesaiannya rada terbuka krn settingnya di Lamatutina, tapi penutupan di Nanthara kerasa agak kurang sreg.

    Secara umum, ini adalah entry yg menggambarkan Mas Heru banget, dinamis dan ceria sepanjang plot, tapi serius ketika dibutuhkan. Baca 20k pun cuma agak mandeg di awal pas flesbek, sisanya lancar bgt. Salut buat Mas Heru!

    ReplyDelete
    Replies
    1. - Entah trik ini bisa dipakai pengarang lain atau tidak. Saya biasanya mencari dulu judul-judul untuk tiap chapternya, sebagai kerangka plot paling minimal. Syukur-syukur kalau tiap judul itu bisa dijabarkan plot yang muncul apa aja. Tapi biasanya, judul chapter aja sudah cukup.

      - Iya. Saya belum sempet memikirkan sampai ke sana. Karena sudah terlalu banyak karakter yang muncul, jadinya kelupaan untuk menggarap yang baru. Hvyto dan Hvyta pun baru muncul ketika semi final kemarin.

      - Itu hanya penyesuaian. Tidak terlalu diobrak-abrik, kok. Masih nyambung dengan kanon aslinya. Stallza vs Abby, dan Lazu vs Thurqk berdebat Khatea.

      - Thurqk pasti bakalan senang mendengarnya #eh

      - Makasih. Itu buat nulis dialognya pun mesti buka-buka charsheet karakter lama.

      - Iya. Pas saya nulis klimaks, udah jam 9 malam, padahal saya janjinya kirim pada pagi hari. Makanya saya segerakan, agar bisa segera submit.

      - Saya mohon maaf. Bagian kilas balik itu benar-benar murni belum diolah. Bahkan belum diselipi dialog. Jadinya alurnya mungkin agak berat.

      - Tapi syukurlah kalau secara umum entri ini masih bisa menghibur dan memuaskan~ Terima kasih sudah membaca dan memberikan review.

      Delete
  2. bangkeeek, beraninya kamu bikin mahadewa tamon ruu lawi karena takut thurqk / :v \ minta dikutuk ya?!

    ehem, jadi akhirnya saya kelar baca yang ini, dan luar biasa sekali ini entry, sungguh penuh dengan simbolisme, promosi terselubung dan juga mecahin tembok keempat, ruaar biasaa!!

    awalnya saya mau bilang kalau ceritanya panjang dan banyak filler, tapi setelah saya pikir2 lagi, memang seharusnya beginilah cerita peperangan yang seharusnya, dimana setiap tokoh dapat bagiannya dan gak sekadar numpang lewat, tapi bagian utama tetap dipegang tokoh utama yaitu ursario...

    yang saya gak suka cuma kepribadiannya si thurqk yang makin lama makin parah dah dan ketawanya juga gak nahan, padahal kan harusnya dia jadi last boss yang mengerikan, tapi kesannya malah jadi joke character yang gak penting..

    VOTE for ursario, dan kalau protes sama eyd dan typo di komentar ini, saya batalkan votenya, huehuehuehue~

    sampai jumpa di BoR 5

    ReplyDelete
    Replies
    1. Err .. simbolisme? Promosi terselubung? Tembok apa? S-saya tak tahu sama sekali soal itu, b-baka! >.< /

      Thurqk itu memang joke character. Bahkan Nanthara adalah joke realms. Dan seluruh kisah Ursario adalah joke canon.

      Makasih sudah membaca, berkomentar, dan menyumbangkan suara.
      Perihal EyD dan typo, saya serahkan kembali ke diri masing-masing~

      Delete
  3. Anonymous28/2/15 14:08

    Assalamualaikum Wr. Wb.

    Kepada Akhi Heru Z.

    Pertama-tama saya panjatkan puji syukur kepada Allah SWT karena hanya dengan rahmatNyalah akhi dan Ursario bisa sampai kepada tahap final Battle of Realms ini. Sungguh mukjizat yang tiada terkira karena nyata-nyatanya tak semua orang bisa melangkah sejauh ini.Kemudian, untuk mempersingkat waktu, marilah langsung kita membahas entry pertarungan kali ini, diawali dengan basmallah.

    XXX

    Astagfirullah, tertawanya Thurqk annoying sekali, seperti kodok wokwok. Namun tiada pernah kuduga makhluk annoying ini bisa membuat mahadewa Tamon Ruu yang kuasanya atas langit dan bumi sampai harus melarikan diri. This is blasphemy. Kuharap engkau tak akan lagi merendahkan sang mahadewa seperti ini. Tapi setidak tingkah polah Thurqk dan bawahan-bawahannya bisa berhasil memancing tawa.

    Dan Allhamdulilah komedi yang tersebar di sepanjang cerita mampu melenyapkan kegundahan hatiku, lebih-lebih kiranya yang menjurus ke penghancuran dinding ke-empat. Secara plot ceritanya juga terbilang solid untuk dinikmati. Pembawaan narasi ringan, menyebabkan pengalaman membaca yang tak terlupakan ketika tahu-tahu sudah selesai saja semua. Namun ternyata saya belum mendapat kesempatan untuk menyaksikan pertarungan final antara Ursan dan Stallza karena entah ternyata Stallza mati mudah tertusuk Abby si ventinis hitam yang ternyata saya belum yakin perannya apa selain sebagai villain figuran.

    Untuk adegan-adegan pertarungan sendiri mengasyikkan, mudah diimaji juga disertai bumbu-bumbu komedik. Terdapat nilai tambah ketika di dalamnya terlibatkan karakter-karakter lain yang sudah semestinya gugur. Tapi ada bagian yang kadang membuat saya merasa sedih, di mana saya bimbang harus berekspresi seperti apa kala membaca duel final. Di satu sisi kadang Thurqk begitu dahsyat, saya sempat terpukau saat adegan seluruh nantha bersatu untuk melawannya. Pun begitu di sisi lain kekonyolan Thurqk melenyapkan segala tensi dan membuatku merasa dikhianati.

    Kemudian di bagian penghabisan sepertinya anti-klimaks sekali, kekalahan si dewa merah karena ditelan mataharinya sendiri.. Sama epilognya... ternyata Lumina bisa kalah semudah itu, jadi untuk apalah perjuangan berdarah-darah Ursa selama ini. Kalau pendapatku alangkah apiknya apabila adegan ditutup dengan Ursa dan Lumina yang berhadapan, bukannya tahu-tahu Luminanya amsyong begitu sahaja.

    Yah sekian saja komentar saya mengenai cerita.

    Akhir kata saya ucapkan selamat karena berhasil melangkah sejauh ini sampai pertarungan final. Semoga ada hikmah-hikmah yang bisa dipetik selama turnamen Battle of Realms.

    Wassalam.

    Grande, 28 Febuari 2015.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wa'alaikum salam, ya akhi.

      Memang sangat disayangkan, saya tiada sempat mengolah klimaks itu hingga maksimal. Adegan reuni dengan Lumina pun dibuat dengan terburu-buru. Maafkan, ya akhi.

      Perihal Abby, dia adalah main villain bagi Stallza. Tapi bukan bagi Ursario. Di sini saya memberikan kesempatan buat Stallza menyelesaikan segala urusannya dengan Abby sang ventinis hitam. Awalnya saya memang menginginkan duel baku hantam antar sesama peserta, tapi apa daya kalau plot dari panitia ternyata tak terlalu mementingkan itu di final?

      Thurqk memang suka mempermainkan perasaan. Itu sudah hobinya~

      Sekali lagi terima kasih banyak

      Delete
  4. **baca serius**

    lalu saya kesedak teh manis waktu baca umpatan dari Mama Yvika waktu liat bom atom
    X'D


    btw, itu akhir dari Stalza begitu epic... begitu... kasihan...
    =__="


    "Nely, kamu nggak boleh jadi wanita mesum ya..."
    Fak, ini kenapa pikiran saya ikut kesedot ke dalam tubuh Ursa~ :O

    dan well... saya harus memberikan aplause yang hebat pada bang Hewan karena begitu tabah membaca / meneliti / memahami ungkapan hati dari tiap entrant di sepanjang BoR ini, hingga mampu menciptakan kumpulan status di final battle dimana saya bisa menebak siapa-siapa saja pemilik status itu. wakakakakak

    Overall karya bang Hewan ini seperti biasa selalu overkill di mata saya...
    Mulai dari alur yang begitu tertata rapi, hingga skill dewa memecah dinding ke empatnya... luar biasa,,
    XD

    btw, nilai perfect :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Variasi makian dari Mami Yvika yang lain: "Demi BH Freya!" \ :v /

      Perihal menampilkan status para peserta, mungkin saya tertolong karena sebelumnya sudah membaca semua entri dari R1. Tinggal diambil ungkapan unik mereka saja.

      Terima kasih sudah membaca sampai akhir. Sampai bertemu di BoR selanjutnya :*

      Delete
  5. SELAMAT BUAT SI BONEKA TEDDY YANG UDAH MASUK FINAL
    YOURE SO BADASS
    dan makasih buat flashbacknya. I am really helped with that.

    Dan penyelesaiannya bikin saya nangis (saya literally nangis ini), karena ini sesuatu yang batal saya lakukan dan malah saya ubah di final turamen tahun lalu.

    Seharusnya saya hancurkan saja Golden Realm bersama Edward, Mahesa, Blackz dan Tsuki. Tapi nyatanya nggak saya lakukan.

    Makanya, saya terima kasih buat Ursa dan Bang Heru yang mewujudkan keinginan saya untuk menghentikan kegilaan yang ditawarkan turnamen ini.

    Saya ngga bisa komentar banyak karena saya sesungguhnya masih sesenggukan. Perasaan saya campur aduk. Saya sedih sekaligus bangga.
    Saya suka gaya bahasa bang hewan yang ga berat, saya suka bang hewan mengakhiri ini semua.

    Itu saja yang bisa saya komentari.

    Saya berharap bisa ketemu bang hewan di turnamen selanjutnya.


    Vote for ursa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Syukurlah kalau kilas balik itu bisa membantu. Saya menulis itu niatnya memang untuk memudahkan pembaca yang tak rutin mengikuti setiap entri Ursario.

      Perihal penyelesaian ... awalnya dalam bayangan saya mau jadikan endingnya seperti happy end gaya shonen. Tapi ternyata udah keburu dipakai oleh Lazuardi. Yaudah saya jadikan lebih ke arah bittersweet ending.

      Musnahkan saja semuanya, hahaha!

      (untungnya Ursario sudah punya pengalaman soal menyelamatkan jiwa sendiri ketika tubuh hancur hingga berkeping-keping)

      Makasih sudah membaca, berkomentar, serta menyumbangkan vote yang berharga~

      Delete

Silakan meninggalkan komentar. Bagi yang tidak memiliki akun Gmail atau Open ID masih bisa meninggalkan komentar dengan cara menggunakan menu Name/URL. Masukkan nama kamu dan juga URL (misal URL Facebook kamu). Dilarang berkomentar dengan menggunakan Anonymous dan/atau dengan isi berupa promosi produk atau jasa, karena akan langsung dihapus oleh Admin.

- The Creator -