March 30, 2014

[CHARACTER SHEET] TOMMY VESSEL - BOARDGAME MASTER

IDENTITAS DASAR
Penulis : Melody Violine
Nama : Tommy Vessel
Julukan : Boardgame Master
Pekerjaan : Perancang boardgame dan figur
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Ras : Manusia
Tipe Petarung : Jarak jauh
Kegemaran : Bermain dan membuat boardgame (termasuk token dan figur).
Ketidaksukaan : Terjebak dalam situasi tidak bisa bermain boardgame, setidaknya versi digital; berdebat soal lebih seru boardgame atau video game (terutama dengan pemain FPS).
Kepribadian : Periang, bawel (omongannya selalu berhubungan dengan boardgame atau setidaknya game pada umumnya), agak nyolot.

DESKRIPSI FISIK DAN PENAMPILAN
Tinggi/Berat : 174 cm/72 kg
Kepala : Muka persegi chubby. Rambut cokelat muda. Rambut lurus pendek kusam tipis (disisir agar menutupi bagian botaknya), mata cokelat, kacamata sedang (minus 2), kumis dan pangkal janggut cokelat muda tipis, kulit putih kemerahan.
Tubuh : Kaus berkerah dan berkantung satu, celana jins, sepatu olahraga (running shoes).
Senjata : Monster dan jebakan yang dia panggil dan kendalikan dengan lempar dadu, pisau ukir (biasa dipakai untuk membuat figur).

KEMAMPUAN DAN KELEMAHAN
Kemampuan :
  • Tommy melempar dadu untuk melakukan salah satu hal ini:
    • memanggil satu dari enam monster rancangannya,
    • memanggil satu dari enam jebakan rancangannya,
    • menentukan apakah monsternya menyerang atau tidak (1-2-3-4 monster menyerang; 5-6 monster diam),
    • menentukan nasib lawan di area jebakan.
  • Tommy hanya bisa menggunakan 1 monster sampai monster itu mati/hilang/sekarat. Tommy hanya bisa menggunakan 1 jebakan hingga jebakan itu selesai dipakai oleh lawan.
  • Monster tidak bisa mengganggu lawan yang sedang berada dalam area jebakan (walaupun tidak sedang terjebak).
  • Monster:
    • hantu mirip banshee (serangan suara mecahin gendang telinga dan hawa dingin).
    • zombie berkapak (harus dicincang karena tanpa kepala pun masih bergerak),
    • gurita tinggi 2 meter panjang satu tentakel 4 meter (apabila berasa di dalam air, seperti gurita biasa, gurita ini bisa menyemburkan tinta yang tidak berbahaya asalkan tidak tertelan),
    • penyihir petir (pegang tongkat besar seperti Gandalf),
    • boneka salju (serangan bola salju, pasak es, atau tubrukan),
    • peri api (fisiknya lemah tapi lincah bisa terbang dan api semburannya besar).
  • Jebakan masing-masing seluas 10 meter persegi dan Tommy bersembunyi di baliknya, hanya aktif apabila wilayah ini dimasuki oleh lawan, setiap jebakan bisa dilintasi pelan-pelan tapi Tommy bisa melempar dadu untuk menjatuhkan lawan di situ dengan lemparan dadu 1-2-3-4 (tidak ada efek untuk 5-6). Kalau terjebak, lawan bisa keluar sendiri tapi luka-luka. Macam-macam jebakan:
    • pasir hisap.
    • kolam es.
    • tiga sarang lebah.
    • semak-semak (1m) berduri yang bisa bergerak menjerat lawan (3m).
    • lubang tidak dalam yang berisi sarang ular (diseberangi dengan sebatang kayu tipis, lebar 20cm).
    • ranjau api (tanah panas dengan lubang-lubang yang bisa menyemburkan api).
  • Tommy membawa satu menara dadu, sebuah wadah tempat dia mengocok dadu. Kalau menara dadu hilang/rusak, dia harus melempar dadu dengan cara: dadu dilempar minimal setinggi 20cm dengan tangan atau mulutnya, dan mendarat di permukaan relatif datar (kalau tidak ada permukaan datar, dia bisa mendaratkan dadu di tangan—susah kok kalau minimal 20cm).
  • Tommy membawa selusin dadu, tersebar di 2 kantong celana samping dan 1 kantong baju.
  • Di kantung belakang celana Tommy ada kotak kecil berisi empat pisau ukir yang sangat tajam (untuk membuat figur) walau kecil-kecil.
  • Karena semasa kecil (30an tahun lalu) sering dibully, Tommy belajar karate tapi hanya sampai sabuk cokelat. Masih ingat gerakan-gerakannya tapi sudah payah.
Kelemahan :
  • Tommy tidak pernah belajar bela diri dengan senjata tajam, jadi mudah dilucuti oleh petarung jarak dekat.
  • Tommy manusia biasa, stamina biasa saja, sudah dua puluh tahun tidak olahraga serius, sekarang cuma rutin perenggangan badan dan joging sebentar (supaya sehat = bisa duduk main boardgame lama-lama tanpa keluhan).
  • Matanya minus 2, Tommy tidak bisa melihat lebih dari 5 meter kalau kacamatanya jatuh/rusak.
  • Tommy tidak tega menusuk atau mencekik anak-anak dengan tangannya sendiri (tapi tega lempar/dorong hingga jatuh walau jatuhnya ke tempat berbahaya). Jadi kalau lawannya anak-anak, dia ingin anak itu dihabisi monster atau jebakan saja (walau ini juga sadis ya).
  • Kalau kehilangan menara dadu (tempat kocok dadu), Tommy harus lempar dadu ke tanah atau permukaan lain; ini perlu waktu beberapa detik lebih lama, sementara dia atau monsternya bisa diserang.
  • Nasibnya terlalu tergantung kepada lemparan dadu.

LATAR BELAKANG
Realms : Studio Dice Thrower
Realms Trademark : Studio ini berbentuk dadu (jendela menjadi dot dadu) dan dipenuhi berbagai patung monster berukuran asli.
Kehidupan Sebelum Turnamen : Semula Tommy game designer untuk video game (karena belum menemukan pekerjaan tetap untuk boardgame), lalu demam game FPS (first person shooting, seperti Halo dan Counter Strike) melanda padahal itu genre yang paling dibencinya. Bersama dua temannya, Tommy mendirikan studio boardgame Dice Thrower untuk melampiaskan kecintaan mereka merancang boardgame dan figur. Karena penjualan boardgame tidak besar, mereka menerima pesanan pembuatan figur untuk produk apa saja atau desain permainan anak-anak. Agar Dice Thrower terkenal, mereka rajin membuat video review tentang boardgame (sebagian besar bukan produk mereka).
Cerita Kematian : Kesal karena semakin banyak orang mengkritik boardgame rancangannya kurang seram dan tidak unik, Tommy nekat mempelajari okultisme untuk riset rancangan boardgame barunya. Tommy membentengi diri dengan mewujudkan monster-monster buatannya sebelum memanggil monster dari alam lain. Dia tewas pada “permainan” pertama.
Motivasi : Tommy ingin membuat boardgame yang paling seru dan menantang. Jadi, bagi Tommy, setiap pertarungan adalah testplay alias uji coba untuk rancangan boardgame barunya. Dia ingin bersenang-senang selama permainan… sementara lawan tersiksa oleh hasil lemparan dadunya.

Share this character sheet:

1 comment:

  1. OH TIDAK!!!!!
    Aku tidak mungkin menang melawan Tommy karena aku nggak pernah menang dalam board game!!

    ReplyDelete

Silakan meninggalkan komentar. Bagi yang tidak memiliki akun Gmail atau Open ID masih bisa meninggalkan komentar dengan cara menggunakan menu Name/URL. Masukkan nama kamu dan juga URL (misal URL Facebook kamu). Dilarang berkomentar dengan menggunakan Anonymous dan/atau dengan isi berupa promosi produk atau jasa, karena akan langsung dihapus oleh Admin.

- The Creator -