April 14, 2014

[ROUND 1 - G] MANGGALE - BERTARUNG UNTUK MENYELAMATKAN

[Round 1-G] Manggale
"Bertarung untuk Menyelamatkan"

---

Manggale menatap kosong tempatnya berdiri. Kini di depannya terhampar sebuah danau besar, mirip danau toba, namun ini bukan danau toba. Ia mengetahui itu dari tidak adanya satupun perhotelan disini. Tadi dia sudah bertanya banyak pada makhluk berjambul itu, dan setelah itu baru ia paham. Dia dikirim disini untuk.. membunuh.

Satu hal yang sangat berlawanan dengan prinsip hidupnya. Dia seorang pangeran yang membela rakyat, tak ingin melukai seorangpun. Lantas kenapa ia harus membunuh? Ooh. Akhirnya dia tahu. Dia tadi jadi hantu, dibunuh, dan sekarang jadi hantu lagi jadi pasti... ini akhir dunia. One eye pasti telah muncul. Dan oom Thurqk itu pasti jelmaan dari one eye. Hyvt? Pasti para pengikut one eye.

Memang iya, tadi kan katanya kalau mereka kalah, mereka akan disiksa dalam api neraka. Kalau ini sesuai dengan kepercayaan Manggale, pasti ini merupakan siasat One Eye untuk menyesatkan manusia. Orang yang masuk ke neraka one eye akan masuk surga, dan yang percaya dengan si one eye ini, akan masuk neraka. Udah jelas dong intinya, manggale harus melawan si Thurqk ini. Berarti, kalau oom thurqk menyuruh mereka untuk bertarung, berarti manggale harus melakukan yang sebaliknya, menyelamatkan sebanyak mungkin orang dan mati dengan tenang. Dia akan dikenang sebagai pahlawan kan? Lebih baik di kenang sebagai seorang pahlawan yang mati saat berjuang daripada penjahat yang mati konyol


Manggale tersenyum sendiri memikirkan hipotesisnya yang terasa sangat hebat ini. Memang masih dugaan, tapi apa salahnya dipercayai? Manggale pun akhirnya mempunyai semangat juang yang baru dan semangat mencari peserta yang lain. Dia ingat ada 5 orang peserta, termasuk dia disini. 3 orang perempuan, 2 orang laki-laki. Mata manggale mulai menyusuri pinggir danau, mencari kalau-kalau peserta lain sedang ada disana. Ternyata memang ada! Seorang berambut panjang berwarna pirang sedang memotret alam sekitarnya. Ini dia orang pertama yang harus Manggale selamatkan.

Manggale semakin mendekat ke perempuan itu dan ketika akhirnya dia menyentuh tangan perempuan itu..

“DASAR MESUM!” si pirang langsung membalik badannya dan otomatis meninju Manggale, yang otomatis bukannya membuat manggale kesakitan, tapi dia sendiri yang kesakitan. Dia mengaduh-ngaduh kesakitan.


Manggale masih mengamati perempuan itu dalam diam. Singkatnya, Manggale sedang mengalami apa yang sinetron indonesia sering jadikan thema untuk sinetron mereka. Jatuh cinta pada pandangan pertama dengan si pirang. Yang diamati tak sadar, masih mengaduh dan mengumpat kesal dengan kerasnya benda yang dia tinju. Ketika akhirnya dia selesai dari aduh-annya, dia akhirnya melihat apa yang ditinjunya. Dan Alangkah terkejutnya dia, karna yang ternyata dia tinju tadi adalah boneka!

“aku tak sadar daritadi kalau disini ada boneka. Mungkin tadi aku yang salah kira?” si pirang mulai merasa bodoh. Mencurigai sebuah boneka usang. Apa hebatnya boneka ini?

Sementara itu, manggale masih speechles, dan bertambah speechles saat wanita itu mengamati manggale dari atas sampai bawah . sial, aku kan lagi di dalam boneka, mana bisa tampil keren , manggale mengeluh dalam hati.

Wanita itu masih mengamati manggale, takut dan perlahan, dia mencoba menusuk-nusuk tangan manggale dengan jari telunjuknya untuk memastikan boneka itu memang bukan boneka yang hidup. Lama-lama dia geram juga.

“hei bapak boneka! Tolong jawab saya! Anda hidup atau tidak? Tadi saya tidak melihat anda disini. Kok sekarang ada?” tanya si wanita pirang.

Tiba-tiba Manggale tersadar dan melakukan pergerakan yang membuat si pirang terkejut “hiiiiy, sereeem.. bergerak” katanya sambil merinding disco. Wajah si wanita membiru, apalagi boneka ini mulai menggerakkan tangannya yang besar dengan kaku menuju dia. Boneka ini... mau membunuhnya?

“p-permisi, n-nama s-saya Manggale, n-nama a-anda s-siapa?” Manggale memulai pembicaraan sangat formal dengan bahasa indonesia patah-patahnya sehingga membuat si pirang berusaha sangat keras untuk menahan tawanya.

Akhirnya, setelah menelan kembali tawanya, si pirang menjawab “ohh, mau kenalan toh. Namaku Cheril, Cherilya. Salam kenal, Manggale” katanya dengan senyum paling manis yang pernah Manggale lihat. Kembali Manggale terjebak dalam situasi sinetron, dimana di penglihatannya ada blink-blink dengan efek cahaya di sekitar wanita yang bernama cherilya itu. ternyata ini ya rasanya, kata manggale dalam hati.

“kau berencana untuk bertarung, tuan?” tanya Cherilya lagi, yang dibalas Manggale dengan tawa kikuk, kaki gemetaran saking deg-degannya. “ehh, j-jangan p-panggil a-aku t-tuan, a-aku t-tidak lebih t-tua d-dari b-boneka i-ini. A-aku b-bukan b-bapak b-bapak. A-aku m-masih m-muda. U-usiaku a-aja m-masih 17” jawab manggale dengan tergagap dan dengan bahasa indonesianya yang patah-patah (lagi)

“oh, maaf deh. Aku nggak tau rupanya kamu masih adek-adek. Abis boneka ini nampak tua banget sih. Aku kirain kamu bapak-bapak atau malah kakek-kakek” Cherilya jawab dengan sangat frontal, membuat Manggale sukses ciut. Dari tampilan, dia udah jauh dibawah standar. Nggak ada lagi harapan. Manggale pun menunduk malu. Menyesalah dia selama ini tak merawat boneka gale dengan benar.

“hei, kenapa? Kok jadi lesu gitu” cherilya yang tak peka masih saja membombardir Manggale dengan pertanyaan menusuknya

“eh, aku tidak apa-apa, dan aku tak mau membunuh”

“kok tidak mau? Itu tugas kita, makanya kita disini sekarang”

“tapi aku ini pangeran. Aku tidak suka disuruh-suruh, apalagi untuk melakukan kejahatan membunuh seperti itu. lebih baik aku mati saja. aku juga udah merasakan mati. Dan nggak buruk-buruk amat.” Kata manggale yang asal jawab karna masih patah hati dikatain kakek-kakek sama cherilya.

“wah, kamu keren juga. Pasti kamu orang baik. aku jadi pengen ngeliat wajah asli kamu. Pasti keren deh” cherilya yang tidak peka kali ini mengeluarkan pujian yang sontak hampir membuat manggale lepas dari bonekanya. Rohnya hampir melayang ke surga tadi. Wajah boneka gale pun entah kenapa jadi merah.

“eh? T-terimakasih”


Tak jauh dari Manggale dan Cherilya, tampak sebuah kemah dengan seorang wanita berambut putih disebelahnya, yang tak lain dan tak bukan adalah zany, si ras imagyn. Zany sudah membuat rumah mininya di hutan ini dan sepakat dengan dirinya kalau hutan ini tempat yang pas banget buat kemping. Udaranya sejuk, dengan pohon-pohon dan sumber air yang banyak. Dia mungkin akan tinggal beberapa malam disini. Atau malah kalau bisa, selamanya. Hutan ini sangat menyenangkan. Dengan binatang-binatangnya, dengan ketenangannya. Siapa perduli dengan si thurqk itu? tak ada yang perlu dikhawatirkan. Tak ada tanda-tanda peserta lain datang ataupun menyerang. Dan dia bisa membuat apapun dengan kekuatannya disini. Sama saja artinya dengan, dia sudah menang di turnamen ini.

Dia melihat-lihat kiri kanan, dan dia terkejut dengan sebuah pohon-ah tidak seorang pohon baru saja melewatinya. SEORANG POHON! Oh my heart my eyes, Zany merinding disco melihat pemandangan yang barusan dilihatnya. Apa itu- atau lebih tepatnya, siapa itu? salah satu peserta? Sangat mengerikan. Ternyata, dia tak sendiri di sini. Zany pun berubah ke mode siaga, celingak-celinguk melihat hal-hal di sekitarnya. Pohon itu tadi baru saja melewatinya. Dan bukan tak mungkin pohon-pohon lain akan melewatinya. Akhirnya, Zany mengurungkan niat untuk berkemah di hutan ini. Memang, salah besar jika kau enak-enakan kemping di zona tempur seperti ini


Manggale dan Cheril duduk di pinggir danau toba. Mereka menikmati indahnya danau toba dalam ketenangan. Manggale masih deg-degan, namun sekarang dia lebih merasa nyaman. Sebenarnya manggale malu dengan penampilannya, tapi meninggalkan boneka sama saja memberitahukan kelemahannya yang sesungguhnya pada perempuan yang baru dikenalnya ini. Bukannya tak percaya, tapi memang Manggale sudah belajar. Jangan pernah percaya pada orang yang baru dikenal. Sekalipun kamu tertarik pada orang itu. Itu sudah menjadi topik hangat di headline news koran koran yang setiap pagi Manggale lihat. Penipuan, penculikan. Sudah bosan Manggale melihatnya.

“Manggale, bonekamu pernah kulihat sebelumnya. Dimana ya?” tanya cherilya tiba-tiba.

“ohh, boneka ini boneka keramat yang dibuatkan ayah saya untuk saya. Pasti kamu pernah melihat, karna kemudian boneka ini sering dijadikan atraksi di kampung saya, danau toba” kata manggale, kali ini dengan logat yang agak diperhalus, tapi masih sedikit patah-patah

“oooh. Aku pernah melihat boneka ini di internet! Ternyata yang itu! pantas aku merasa pernah melihat! Waaah.. ini rupanya boneka keramat. Boleh aku foto?” cherilya mengeluarkan kameranya dengan antusias “berpose yaa..” katanya

Tanpa persetujuan Manggale, Cheril langsung saja memotret dari semua sisi “ini bisa aku ikutin lomba nih” cherilya memotret dengan girang. Sementara Manggale? Rada-rada kikuk karna baru kali ini dia difoto secara langsung. Selama ini dia hanya melihat bonekanya difoto, tapi dia tak berada di dalamnya. Jadi, inilah pertama kalinya Manggale difoto.

“relaks dong Angga, kamu gimana sih” cherilya yang tidak peka kembali membuat manggale ciut. Memang tak ada harapan manggale menghela nafas.


Ursa telah melompati ratusan pohon, menyebrangi danau, melewati bukit, melewati lembah, tapi tak terlihat olehnya satupun peserta. Padahal dia harus menemukan mereka. Dia harus memeriksa sesuatu. Dia malah takut kalau tak menemukan satupun dari mereka. Dia takut, mereka bekerjasama dengan Luxa Demony. Itu tak boleh terjadi! Dia harus menemukan mereka!

Setelah berjam-jam mencari, akhirnya terlihat seorang wanita berambut pirang di tepi danau, dengan sebuah boneka yang sangat besaar sekali. Ursa bertanya-tanya, boneka itu peserta atau tidak? Ahh tak mungkin. Boneka yang bisa bicara Cuma satu di dunia. Mana mungkin ada boneka lain yang menyaingi dirinya. Dia yang paling imut dan akan selalu begitu!

Ursa semakin mendekat. Nah, wanita ini akan jadi korban pertamanya. Siap dengan senjata di tangan, dia sudah akan membidik wanita ini sampai tiba tiba seorang mengagetkannya dari belakang. “MANGGALE SINIII! ADA BONEKA LUTUUUU!!!”


Cherilya sedang memotret manggale dari semua angle ketika dia melihat boneka beruang aneh bersembunyi di balik pepohonan. “Manggale, tuh ada boneka aneh. Ntar ya” Cherilya menggunakan telekinesisnya untuk membawa boneka itu dan mengamati boneka itu. beberapa detik hening. Boneka ntah kenapa mulai bergerak memutar lehernya sampai akhirnya cheril melihat wajah dari si boneka itu


“MANGGALEEE SINIII ADA BONEKA LUTUUUUU!!” cherilya teriak girang gaje. Manggale segera ikut mengamati sesosok boneka mungil itu dalam dalam. Apa bukan Cuma aku yang boneka disini? Manggale secara otomatis menganggap boneka itu saingat dalam mendapatkan perhatian cheril. Gimana nggak? Hanya dalam beberapa menit, cherilya langsung menganggap dunia hanya milik berdua. Hanya cherilya, dan sesosok boneka mungil itu. Manggale mah cuman ngontrak. ternyata setelah manggale menyimpulkan, ternyata dia cemburu.

“e-eh, apa katamu? Aku t-tidak lucu!” teddy bear yang sudah memucat itu akhirnya buka suara setelah tercekat beberapa saat. “kau siapa? Mengakulah! Jika kau utusan luxa demony, mengakulah! Dan kau juga, boneka jelek! Katakan siapa kalian walaupun aku sudah tahu siapa kalian!” hardik sang boneka sambil menunjuk-nunjuk kedua makhluk itu dengan tidak sopannya.

“WAAAH MANGGALE INI LUCU BANGETZ” Cherilya masih kepo saja dengan boneka yang satu ini “oh, kamu Ursario itu ya? aku panggil kamu iyo aja yaa.. iyo-chaan” mungkin jika diungkapkan dengan smiley, wajah cherilya mungkin sudah menyerupai ini XD semakin keponya dengan iyo-channya. Manggale? Kembali ciut dan menunduk lesu mendengar sang pujaan hatinya bahkan sudah mempunyai panggilan akrab ke boneka lain yang baru saja dikenalnya ini.



Ibuk benih yang dinamai Nema ini sedang menjaga hutannya, seperti biasa. Dewa itu gila. Dia penipu. Lihat aku sekarang, disini dan masih sehat. Tak ada orang yang mencoba membunuhku. Nema sudah berputar-putar di hutan, memastikan dan tak menemui satupun orang yang mungkin akan menjadi musuhnya. Tadi sempat melihat kamping kecil, tapi itupun sepertinya Cuma khayalan dia. Karna setelah dia lihat lagi, ternyata tidak ada apapun disana.

“tapi, hutan kok sepi banget, ya? dimana makhluk hutan yang lain? Ooooy, dimana kalian” teriaknya. Dilihatnya kanan-kiri, memang bukan seperti hutan yang biasa. Ada apa ini?

Nema baru ingat kalau dia belum memeriksa danau. Segera saja dia bergegas Menuju Danau. Dan benar saja, dilihatnya sebuah (atau seorang?) boneka adat yang besaar sekali, sebuah boneka kecil yang bergerak, dan seorang wanita berada di danaunya. Jadi... yang tadi bukan mimpi? Aku benar-benar harus membunuh untuk dapat hidup? Tanyanya, seperti meyakinkan dirinya sendiri. Iya, memang dia pernah melihat wanita berambut pirang itu. dan dia melihatnya di tempat yang sama dengan dia melihat si Thurqk tadi. Jadi... maukah dia membunuh untuk hidup kembali?


Sejak boneka kecil bernama ursario tadi datang, perasaan manggale mulai tak enak. Dia malah makin mencium aroma pertempuran. Dan sepertinya, Cheril juga ingin bertarung. Dari tadi yang dikatakannya hanya cerita basa-basi pada Manggale. Manggale lama-lama mulai takut juga pada kedua orang ini, kalau saja dia tak ingat misinya untuk menyelamatkan orang dan mati sebagai pahlawan. Ya, Manggale tak boleh takut. Mossak Batak dan senjata rahasia dari boneka si gale dirasanya cukup untuk bertahan dan menyelamatkan cherilya, jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Iya. Dia akan menyelamatkan Cheril.


Zany, akhirnya menemukan pohon berjalan itu, sedang mengendap-ngendap. Kelihatannya akan menyerang seseorang di danau itu. Zany langsung memutar otaknya. Tak bisa menyia-nyiakan kesempatan, bunuh atau dibunuh. Zany memilih untuk membunuh. sebuah pistol mulai terbentuk di tangannya. Saatnya.. membunuh


Tiba-tiba suara letusan. Nema masih tak sadar kalau dia adalah sasaran dari peluru panas itu. dilihatnya pohon di sebelahnya mulai tumbang, menimbulkan suara jatuh yang sangat besar. Bagaimana sebuah peluru dapat menumbangkan pohon seperti itu? ketika dia menoleh kebelakang, Zany sudah menodongnya dengan pistol. Nema tentu kaget. Darimana orang ini? Sejak kapan dia disini?
Sebelum Nema sempat balik menyerang Zany sudah terlanjur menembakkan pistolnya untuk kedua kalinya namun Nema dapat menghindar dengan cepat. Keuntungan nema disini ialah dia sudah mengenal medan pertempurannya. Ini rumahnya. Dia bahkan hapal posisi dari setiap pohon. Jadi, Nema yakin pasti menang. Tapi Nema juga tak tahu kekuatan dari wanita pistol ini.

Kali ini Nema punya waktu. Dia mulai balas menyerang dengan menebar dandelionnya. Berhasil. Zany terkena sedikit dari Dandelion itu dan efeknya mulai terasa. Dia mulai lemah, namun dia berhasil melepaskan diri dari dandelion itu. Nema tak menyia-nyiakan kesempatan ini, diapun menghujani Zany dengan benih dandelion. Tapi sebelum lebih banyak dandelion menghisapnya, dengan sisa tenaganya zany membuat sebuah balon perlindungan. Dandelion pun berhasil dilepaskan walau Sebagian Besar Tenaga Zany sudah Terhisap.


Pertarungan masih belum berakhir. Tapi kali ini Zany sudah kehilangan banyak tenaga. Dia mencoba untuk fokus dan akhirnya muncullah sebuah tank besar, dan dipakainya untuk menembaki pohon-pohon dan menciptakan asap. Jelas saja itu menyulut amarah Nema. Menyerang lagi dengan baby blue, dan berhasil.
Itu membuat tank yang dipakai Zany berubah jadi tanah, Zany pun bergidik ngeri. Dia berlari dari nema, bersembunyi. Api dari satu pohon mulai menjalar ke pohon yang lain, membuat Nema mulai lemas. Salah satu kelemahan nemapun terungkap, kalau dia tak menyukai asap. Nema mulai terbatuk, Namun dia masih sempat untuk menembakkan Baby bluenya ke segala arah, tapi Zany tak juga terlihat. Nema mulai gelisah dan Makin Batuk saat asap semakin tebal.

Zany bergidik ngeri, dia tak bermaksud menghancurkan hutan separah ini juga. Tapi biarlah, sekarang dia tahu apa kelemahan dari si ibuk benih. Dia harus membuat api yang lebih banyak. Muncullah sebuah mancis. Brillian, di saat penting seperti ini, malah mancis yang keluar. Zany masih bersembunyi di bawah satu pohon, sampai dia mulai sadar, kalau benih biru mulai menyerangnya lagi. tapi... kali ini terlambat karna ternyata dari tadi dia sudah dihujani benih biru, namun ia tak sadar. Dia terkejut dengan kakinya yang perlahan berubah menjadi tanah, “SIIAAAAAAAAALLLL!!” seiring dengan suaranya menghilang, diapun perlahan terurai menjadi tanah dan hilang.


Segera setelah melihat pertarungan tadi, insting pertama manggale adalah langsung menarik Ursa dan Cheril menjauh. Tapi, mendadak manggale kehilangan Cheril, kemana Cheril?

Kembali ke Nema yang masih berada di tengah kobaran api hutan. Nema sudah lemas, karna terlalu banyak menghirup asap. Dia melihat dengan sedih pohon-pohonnya yang selama ini dia jaga sepenuh hati, dibakar oleh orang seperti itu. tapi dia sudah mati, pikirnya. Bagaimanapun, Nema masih harus bangkit dan mengalahkan 3 peserta lainnya. Tapi, seorang menginjak kakinya. Mata Nema masih menyesuaikan karna semuanya tampak buram. Dia hanya melihat mata orang itu yang berwarna biru, tapi sebelum dia sempat melihat lebih detail, dia sudah terlalu banyak menghirup asap dan akhirnya pingsan

orang itu mengamati nema dengan seksama. Perempuan lemah tak berdaya di hadapannya sekarang sudah pingsan. Tinggal satu langkah lagi, memastikan orang ini mati, pikirnya. Dia mengambil kamera supernya. Dilihatinya orang itu dengan mata membunuh. kau sudah tamat, wanita benih katanya. Dibidiknya orang itu dengan kameranya, dan dengan keluarnya suara shutter kameranya, terbakarlah semua yang ada di dalam objek foto. Nema ikut terbakar bersama beenda-benda di sekitarnya. Dia perlahan makin mengering, mengering, menyusut dan akhirnya hilang dari pandangan. Cherilya pergi dengan tatapa membunuh yang sangat mengerikan. Sekarang giliranmu, boneka jelek


Manggale dan Ursario masih bersembunyi. Mereka bersembunyi di balik pepohonan yang belum terbakar. Saat itu, Manggale mengamati ursario. Ada resleting aneh di bagian belakang ursa. Sangat mencurigakan. Tapi Manggale tak dapat lama-lama memikirkan itu karna cemas pada Cheril. Dia takut cheril bertemu dengan ibuk benih dan akhirnya bertempur sementara manggale tak ada di sana. Manggale memutuskan untuk keluar dan mencari Cheril.

“Iyo, aku mau mencari Cherilya dulu. Kau disini saja. Aku akan kembali.”

“kau mencoba melindungi gadis itu? huh. Kau hanya tak tahu manusia. Manusia tak akan pernah berkorban untuk orang lain. Percaya saja padaku. Gadis itu utusan Luxa Demony yang dibayar untuk membunuhku. Jangan mudah percaya pada manusia. Aku sudah sering melihat manusia seperti itu” Ursa ngomong panjang lebar yang tak di hiraukan oleh Manggale. Jangan sembarangan, boneka itu tau apa memangnya? Manggale juga Manusia. Bedanya dia tak dapat dilihat manusia lain karna dia sudah mati. Tapi, toh 900 tahun dia tetap masih manusia. Dia dikenang, sebagai manusia. Okelah dalam legenda dia dikenang sebagai boneka, tapi yang orang ketahui, di dalam boneka terdapat rohnya, kan?

Manggale memutuskan untuk mencari cherilya, dia mencari kesana-kemari, merasa tak boleh kehilangan wanita ini. Harusnya Manggale harus melindungi wanita ini sampai dia mati. Lalu masuk ‘Neraka’ nya thurqk, dan mungkin setelah itu dia kali ini bakal benar-benar mati, nggak jadi roh gentayangan yang selalu merenung, dan bertemu ayahnya di surga sana. dia akan ke surga.

Tapi, tiba-tiba sebuah panah menusuk boneka Manggale, merobek lengan baju boneka, hingga membuat manggale terkejut, ada apa? sebelum sempat melihat yang sebenarnya terjadi, tiba-tiba terdengar sebuah letusan diiringi teriakan dari seorang wanita. Apa yang sedang terjadi?

Ketika Manggale berbalik, dilihatnya Cherillya sudah terbaring tak bernyawa dengan luka tembakan tepat di jantungnya. Tentu saja Manggale syok. Kenapa bisa? Orang yang seharusnya dilindunginya-ada apa? apa maksud dari ini semua?

“dia akan membunuhmu tadi” ursa menjelaskan sambil melihat Manggale. Dia terlihat sangat tenang kali ini “sudah kubilang, jangan percaya pada manusia”

“apa maksudnya? Kenapa kau membunuh dia? Penipu!”

“kau tak melihat panah itu? aku menyelamatkanmu. Dia yang memanahmu. Aku sudah mencium baunya sejak awal. Bau orang jahat. Bau luxa demony Sekarang, ayo kita bertarung secara jantan” walaupun dengan kesimpulan yang aneh itu, entah kenapa Manggale merasa dia ada benarnya. Tapi tetap saja dia tak percaya wanita ini akhirnya meregang nyawa di hadapannya. Apa arti dari ini semua?

tanpa mendengar jawaban dari Manggale lagi, ursa mulai 
mengubah sosoknya menjadi sesosok beruang hitam besar, “aku sudah menyerap ke-3 jiwa gadis-gadis lemah itu. ayo! Buktikan padaku kau itu adalah orang yang tangguh! Jangan membuat aku menyesal memilihmu untuk lawan terakhirku” kata Ursa sambil mulai berlari ke arah Manggale, mencoba untuk melukainya.
Tapi Manggale lebih gesit daripada dia. Manggale berkali-kali menghindar sampai membuat beruang itu kewalahan. Tapi Manggale tak kunjung menggunakan kekuatannya. Manggale teringat nasihat dari gurunya “kekuatan digunakan untuk membela diri atau menyelamatkan seseorang. Kau boleh menggunakannya hanya jika kau benar-benar terdesak” iya ebnar. Manggale tak boleh menggunakan kekuatan ini. Tapi kali ini ia benar-benar terdesak.


Final

Manggale masih terus menghindar dari serangan ursa. Baju boneka sendiri sudah terkoyak-koyak terkena cakaran dari si beruang. Ulosnya sudah hilang entah dimana. Manggale sudah mulai lelah.
Ursa yang merasa sudah menang mulai mempermainkan Manggale. Dia merasa Manggale memang tak punya kekuatan apa-apa. tapi tiba-tiba bumi tempatnya berpijak mulai berguncang, dan tanahpun terbelah! Ursa terkejut, apa yang sedang terjadi? Tapi sebelum sempat mencerna lebih dalam, ursa dikejutkan oleh putusnya tangan bonekanya yang entah kenapa. Apa ini? Dilihatnya manggale sedang dalam posisi yang sangat mengerikan.

Tangan manggale terjulur kedepan, dari jari-jarinya keluar benang-benang yang memotong apapun yang ada di depannya. Kekuatan untuk membela diri, kalau terpaksa aku harus membunuh beruang ini pikir manggale. Sejujurnya, Manggale tak pernah menyangka kalau niat ini akan ada di dalam otaknya. Membunuh adalah pekerjaan kotor. Tapi ini membela diri. Maafkan aku, ayah. Aku bukan anak yang baik, tapi ini kulakukan demi membela diriku, bukan untuk mengejar hadiah dari si Thurqk itu. pikirnya. Lebih baik membunuh orang ini dan mencari tahu lebih tentang maksud dari Pertarungan ini yang sebenarnya.

Di tengah hutan belantara, Manggale dan Ursa melancarkan pertarungan terakhir mereka.Ursa masih terkejut, inikah kemampuannya yang sebenarnya? Tak pernah terpikirkan! Ursa berubah pikiran, dia terlalu meremehkan manggale. Diapun berubah wujud menjadi beruang kutub, dan kini mulai menciptakan badai yang membekukan semua yang berada di depannya. Manggale berhasil menghindar, namun tiba-tiba Manggale terserap masuk ke dalam badai itu. kini mereka berdua ada di dalam badai salju.
Ursa tersenyum. Ini dia akhirnya. katanya. Di hembuskannya senjata nafas dinginnya, yang membuat otomatis boneka Manggale membeku. Tiba-tiba, Boneka Manggale roboh. Tak bergerak lagi. ursa datang, mencoba menampar-nampar boneka berulang kali. Sudah mati, rupanya. Dasar lemah Ursa kembali ke wujudnya semula, dan pergi sambil tersenyum.

Tapi.. benarkah Manggale mati?

Sosok itu perlahan keluar dari boneka sigale. Manggale yang sebenarnya, laki-laki berumur 17 tahun dengan baju putih berlengan panjang dan celana putih panjang yang wajahnya berwarna kecoklatan. Sosok asli manggale keluar, namun ursa tak dapat melihatnya, karna kini Manggale menjadi roh. Dia bergerak cepat, menuju ursa yang sedang tersenyum sendiri, karna merasa telah berhasil membunuh semua utusan luxa demony. Roh Manggale melemparkan sebuah kayu yang membuat Ursa kembali ke mode siaga dan berubah menjadi beruang hitam

Manggale terus menjatuhkan kayu-kayu dan membuat ursa sampai di tepi danau. “siapa disana? Ayo keluar!” kata ursa. Tapi tak ada seorangpun yang dapat ia lihat. Manggale sudah menyiapkan kejutan besar disana. Kejutan untuk menghanyutkan boneka itu sekaligus memadamkan api hutan ini. Tadi Manggale melihat kelemahan dari beruang hitam, ketika manggale tak sengaja menjatuhkan embun-embun air yang ada di pohon-pohon. Terlihat gelagat beruang hitam berbeda. Dari sinilah manggale tahu, kalau 
beruang tak suka air.

Dengan kekuatan telekinesisnya, Manggalepun mengangkat air sebanyak-banyaknya dengan sisa kekuatan yang dia punya, dan langsung melemparkannya ke seluruh bagian hutan. Semua api padam, hutan dihujani air danau.

“HEI SIAPA KAAAAUUUUUUU!” tanya ursa yang panik karna tubuhnya sudah sangat lemah karna terkena air. Ursa tak bisa bergerak, tubuhnya lemas. Roh Manggale muncul tepat di depan ursa. Membuat boneka itu kaget

“hei, siapa kau?”

“aku malaikat maut untukmu, boneka beruang” kata manggale. Lalu, diangkatnya Ursa, ursa mengamuk, tapi telekinesis manggale membuat ursa tak bisa bergerak “LEPASKAN AKU! DASAR HANTU GILA! TOLONG LEPASKAN AKU SEKARANG!” manggale tak perduli, akhirnya dia menemukannya. Itu dia, resletingnya. Dibukanya resleting itu. dan dengan ini, akhirnya. semuanya telah tiada. Manggale menang pada pertempuran yang tidak diinginkannya


Manggale melihat wajah Cherilya untuk yang terakhir kalinya sebelum cahaya putih perlahan membuatnya hilang terimakasih atas hari ini, semoga kita berjumpa lagi di surga, Manggale menutup matanya.

23 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. Oke, setelah sekian lama menanti, akhirnya muncul juga postingan dari grup ini. Sebenarnya saya penasaran bagaimana pengarang lain akan menghidupkan karakter Ursario di dalam cerita mereka. Di bagian awal, karakter si Ursa masih pas dengan bayangan saya. Tapi ke tengah-tengah, karakternya agak berbeda. Semestinya, si Ursa itu mencurigai SEMUA-nya. Bukan cuma manusia. Sejak awal, harusnya dia hostile juga kepada si Manggale. (kecuali mungkin ada yang bisa membujuk si Ursa dengan permen, dsj.)

    Soal teknik bertarungnya Ursa, saya juga mau koreksi beberapa hal. Pertama, teknik berubah wujudnya itu sangat sangat menguras energi jiwanya. Setelah berubah sekali, biasanya dia langsung kepayahan. Jadinya tak bisa semudah itu berubah wujud, kembali normal, lalu berubah wujud lagi. Kecuali kalau si Ursa sudah mengumpulkan begitu banyaknya energi jiwa~

    Dan Boneka Beruang Hitam itu lemahnya sama sihir bertipe air ... bukan sama airnya sendiri. Kalau cuman disiram air kan tinggal mandi saja
    #EHH

    Soal retsleting, setidaknya berilah penjelasan kalau ada semacam roh yang keluar dari dalam tubuh Ursa begitu retsleting itu dibuka. Jangan seperti:
    -Manggale melihat retsleting Ursario
    -Manggale membuka retsleting itu
    -R.I.P. Ursario
    Lagipula, bagaimana si Manggale bisa tahu kalau retsleting itu adalah kelemahan Ursario? Tidak dijelaskan dalam narasi, tuh~

    Tapi yah ... saya senang kok kalau Ursa dijadikan lawan terakhirnya Manggale.

    Kemudian masuklah ke review. Ada segudang typo, kesalahan tata tulis, EYD, dan sejenisnya, yang sebagian besar sudah disinggung Kak Ummi. Tapi saya koreksi salah satu yang paling dasar, yaitu nama orang/karakter itu mestinya diawali dengan huruf kapital. Kesannya aneh kalau membaca ursa, manggale, semua ditulis dengan huruf kecil begitu.

    Narasinya menarik, sejujurnya. Khususnya di adegan-adegan santai. Saya suka dengan selipan humor. Tetapi ketika masuk ke adegan tempur, justru kurang diberi bumbu. Padahal bisa juga lho disajikan dengan gaya yang sama sewaktu menarasikan adegan normal. Itu akan membuatnya lebih menarik. Dan, kemampuannya Zany, Nema, dan Cheril itu ada banyak lho. Sayang sekali kalau tidak dieksplorasi karena mereka mati terlalu cepat.

    Dan saya juga agak kecewa karena Manggale versi asli pengarangnya pun ternyata tidak menunjukkan sedikit saja logat Bataknya~

    Secara keseluruhan, ini cerita yang sudah memiliki skenario yang menarik. Hanya saja, mungkin perlu lebih dielaborasi lagi tentang penyampaiannya, tentang karakterisasinya, dan sebagainya.

    Poin dari saya~ Well, karena di sini Ursario tampak seperti berjiwa ksatria yang menantang duel satu lawan satu, maka saya pun akan coba fair play seperti si beruang. Makanya, saya tidak titipkan poin di sini~

    Trims.

    ReplyDelete
  3. sebenarnya mau membahas masalah EyD yang kelihatannya masih-cukup-sangat-banyak(?) ada di cerita, tapi sepertinya sudah dibahas secara lengkap di komentar2 sebelumnya *lambat dapat pertamax dah*.. (-0,5)

    ya udah, bahas ceritanya aja..

    Manggale........orang batak ya? saya gak merasa logatnya muncul~ ^_^ (-1)

    Musuh2nya terkesan cepat mati. kemampuan OC lawan sepertinya gak dieksplor lebih jauh nih~ pas battle, terasa biasa2 aja.. gak ada adegan yg bisa bikin tegang atau penasaran.. (-1)

    BTW, cuma ngelihat aja trus Manggale bisa tau kalau "sesuatu yang aneh" pada resleting Ursario itu adalah kelemahan? pas saya baca baik2, gak ada penjelesannya~ (-1)

    jadi,

    -----
    6,5/10
    -----

    ReplyDelete
  4. Duh, banyak banget kesalahan teknik menulisnya (tapi saya nggak akan komen karena sudah di jelasin panjang lebar sama komen-komen di atas)

    Awalnya lucu sih, ada romens norak ala sinetron indo segala..
    tapi narasi dan karakterisasinya kurang banget, jadi banyak yang ku-skip, apalagi karakternya Zany. Dia bukan tipe yg santai (nggak ada sifat santai kan di charsheet-nya?), sifatnya cenderung negatif di dalam pandangan umum masyarakat.. Lalu, kekuatannya cuma bertahan selama 60 detik, Zany ga bakal berpikir untuk bikin kemah dan stay disitu berhari-hari.

    Hm... Aku kecewa. Niatku baca ini untuk memperdalam karakter Manggale, tapi ternyata gagal juga..

    6/10

    ReplyDelete
  5. Saya serius bingung mau komen apa, kayanya banyak udah diborong sama yang di atas". Maaf, beneran titip nilai aja deh, dan semoga bisa lebih baik kalo maju ke ronde selanjutnya

    6/10

    ReplyDelete
  6. Anonymous15/4/14 11:23

    Hmm, setelah membaca profil karakter Manggale, aku sempat berharap di ceritanya sendiri ada diulas lebih banyak lagi budaya Bataknya. Tapi selain enggak ada, logat dan bahasanya si Manggale juga hilang. Aku agak menyayangkan hal itu, tapi mungkin ini seleraku saja.

    Sebenarnya aku lumayan suka cerita ini. Humor dan nuansanya terasa segar di antara cerita-cerita lain yang lebih mementingkan nuansa bunuh atau dibunuh.

    7/10 (asalnya 8, dan kalau teknikmu sudah lebih canggih, bisa jadi 9)

    -Ivon

    ps: untuk memoles tata bahasa, perbanyaklah membaca cerita-cerita lain.

    ReplyDelete
  7. Ceritanya kurang pas, nggak bisa buat saya menikmati...
    jeda malah terlihat mengganggu, sementara kekurangan lainnya sudah dibahas diatas

    5/10

    ReplyDelete
  8. Waaaa ceritanya keren lucu gak menoton deh :) yg ku tau itu manggale agak seram ceritanya gitu tp disini boneka nya punya perasaan :D ditambah lagi ada kehidupan remaja gitu wkwkwk kereeen Ulfa :3 10/10 deh xD

    ReplyDelete
  9. Anonymous20/4/14 17:43

    wah, ada juga yang OCnya dari daerah...

    untuk pemula, tulisan ini udah lumayan bagus. tapi masih banyak yang perlu diperbaiki.banyak typo, EYDnya juga banyak yang salah, ceritanya ada yang kurang nyambung, dan komentar yang lebih lengkap udah dijelaskan di atas. tapi, ada yang buat salut juga dari tulisan ini. disaat yang lain buat OC dari berbagai macam negara, dia malah berani buat karakter daerah yang sebenarnya nggak terlalu menonjol.

    saya kasih 9/10

    ReplyDelete
  10. lucu banget cerita ini. si manggale nya aneh, hahahahahaha. ceritanya cepet, pertarungannya juga cepet, tapi jadinya dibacanya juga cepet. aneh juga ya, manggale kan uda jadi hantu di dunia itu, trus pas rohnya keluar dari boneka, jadi hantunya hantu dong? hihihi

    ane kasih nilai 7 ya

    ReplyDelete
  11. sbenarnya ni lumayan asik kak, karakter smua oc dsini terkesan lbh baik, ramah dan santai, suka jg sama bumbu romance dsini
    tp perubahan sifatnya cheril tlalu mendadak, tdnya akrab bgt sama ursa dan manggale, eh tb2 pengen bunuh mereka berdua x3
    klo battle lumayan sih, agak kaget aja sama jurus balon pelindungnya zany xD
    nilai 8/10

    ReplyDelete
  12. Semua kritik udah diborong kakakmu semua. O ho ho ho hon. Jadi moi komen hal2 yang nggak penting aja ya #plak. O hon.

    Pemilihan jenis font menurut moi sudah cukup oke walau sebenernya font tersebut lebih cocok untuk cerita2 romantis. Jadi pas battle, mood serunya ga terlalu kerasa. Ga penting banget kan? O ho ho hon.

    Sebenernya moi mau kasih nilai agak kejam karena memang ceritanya banyak sekali yang harus diperbaiki. Tapi, moi sangat menghargai keputusan mademoiselle ulfah yang menggunakan OC khas Indonesia bahkan sangat memperhatikan budaya. Karena itu moi kasih bonus nilai. Moi kasih 6,5.

    ReplyDelete
  13. Komen-komen yang mau saya sampaikan udah diborong sama si kakak.

    tambahan :
    emang sih ngga ada aturan harus pake bahasa baku, tapi jangan pake BANGETZ ya dek

    +6.5

    ReplyDelete

Silakan meninggalkan komentar. Bagi yang tidak memiliki akun Gmail atau Open ID masih bisa meninggalkan komentar dengan cara menggunakan menu Name/URL. Masukkan nama kamu dan juga URL (misal URL Facebook kamu). Dilarang berkomentar dengan menggunakan Anonymous dan/atau dengan isi berupa promosi produk atau jasa, karena akan langsung dihapus oleh Admin.

- The Creator -