March 23, 2014

[CHARACTER SHEET] LULU CHRONOSS - SOUL SUMMONER

IDENTITAS DASAR
Penulis : Penuliswarawiri
Nama : Lulu Lavatia Magnara del’ Chronoss / Lulu Chronoss
Julukan : Soul Summoner
Pekerjaan : Heirof Chronoss
Umur : 16 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Ras : Manusia Chronossian
Tipe Petarung : Jarak pendek
Kegemaran : Bisa melakukan soul summoning dan membuka lemari.
Ketidaksukaan : Tidak bisa melakukan soul summoning dan membuka lemari.
Kepribadian : Explosive, hurt and broken.

DESKRIPSI FISIK DAN PENAMPILAN
Tinggi/Berat : 161 cm/45 kg
Kepala : Wajahnya sangat-sangat sulit dibedakan dengan Sang Bunda, Rena Alexandra Magnara del’ Chronoss. Kepalanya tertutup tudung jaket Venetia merah muda miliknya. Poni samping menutupi sebagian dahinya, dan sebagian rambut hitam lurusnya tergerai ke depan di kiri-kanan bahunya.
Tubuh : Jaket Venetia merah muda sepinggul yang tidak pernah dikancingkan di bagian depannya. Di dalam jaketnya, Lulu mengenakan gaun terusan hitam dengan aksen tali putih yang diikat seperti dasi di bagian depannya. Gaun terusan hitam itu membentuk rok lipit yang menutupi hingga sedikit di atas lututnya. Lulu mengenakan stocking hitam yang membalut keseluruhan kakinya dan sepatu bot sebetis dengan hak yang tidak terlalu tinggi di bagian belakangnya.
Senjata : Satu Belati Bulan milik Rena Chronoss, dan satu tonfa milik Lorne Cruz.

KEMAMPUAN DAN KELEMAHAN
Kemampuan :
  • Pengendali air.
  • Gerakan yang sangat-sangat lincah. Kelincahan yang hanya bisa dilampaui oleh Sang Bunda.
  • Fasih menggunakan mantra Lorne:
    • Crode Magic lv. 1 “Timed Blade” memberikan berkat Cronos ke mata pisau tonfanya selama 2 menit. Membuat tonfanya meninggalkan jejak tebasan yang statis di udara. Dan ketajaman jejak tebasan itu tidak melukai Lulu. Dalam 1 battle bisa dipakai 3 kali
    • Crode Magic Lv. 2 “Time Slip” setelah perapalan Tubuh Lulu mendapat berkat Cronos selama 10 detik. Dalam masa itu Satu detik orientasi biasa sama dengan 5 detik orientasi Lulu. Dalam 1 battle hanya bisa dipakai 2 kali.
    • Crode Magic Lv. 3 “Cronos Craddle” semua waktu di dunia berhenti selama 2 detik orientasi Lulu. 1 battle 1x.
Kelemahan :
  • Bersikukuh tidak mau mengendalikan air, mungkin baru akan menggunakannya saat nyawanya terancam. Tapi dia sudah mati.
  • Tidak bisa soul summoning – memanggil makhluk-makhluk yang dibunuh oleh Belati Bulan ataupun Pedang Matahari.
  • Tidak bisa membuka lemari tempat para soul -makhluk summon- berada.
  • Belati Bulan bagaikan tak ada guna di tangannya.
  • Belum pernah mencoba merapal mantra itu dengan menggunakan tonfa, sehingga belum terbukti bisa menggunakannya. Dan juga ia terlalu tinggi hati untuk merapal mantra Lorne, mungkin baru akan mencobanya saat nyawanya terancam. Tapi, sekali lagi, dia sudah mati.

LATAR BELAKANG
Realms : Land of Chronoss
Realms Trademark : Istana Chronoss. Istana indah dengan dua menara tinggi yang berlokasi tepat di perpotongan seluruh konstelasi ruang dan waktu.
Kehidupan Sebelum Turnamen : Ada di grup facebook BoR
Cerita Kematian : Lihat di bawah.
Motivasi : Membunuh rasa sakit dalam hati.


CERITA KEMATIAN

Lorne mengesah. Gadis berjaket merah muda itu hanya berjongkok di tempat sambil berusaha melindungi kepala dengan kedua tangannya saat beast besar itu menyasar dirinya. Dengan satu lompatan, Lorne berhasil menempatkan dirinya di antara cakar besar beast itu dan si gadis. Dengan tonfanya, ia menangkis sabetan cakar makhluk buas itu, namun hawa tenaga yang diayunkan oleh makhluk itu mampu mengoyak kulit dan daging Lorne. Darah merembes di pakaian Lorne yang juga terkoyak-koyak. Dengan ekor matanya, Lorne berusaha melirik gadis itu, ingin tahu bagaimana nasibnya. Namun ia terkejut. Si jaket merah muda tak lagi ada di belakangnya. Dan sebelum Lorne sadar apa yang terjadi, suara lolongan kesakitan makhluk buas di depannya membuatnya harus kembali fokus pada makhluk itu. Dan Lorne kembali dibuat terkejut. Sebuah pedang kristal panjang telah menembus jantung makhluk itu. Pedang yang gagangnya tergenggam erat oleh jari lentik si jaket merah muda.

Dengan suara berdebam, makhluk itu menemui ajalnya, seiring dengan hilangnya pedang kristal itu dari tangan si jaket merah muda. Rasa sakit di sekujur tubuh Lorne memaksanya berlutut dan menggunakan tonfanya sebagai tumpuan. Dan gadis itu pun berbalik menghadapnya, mengulurkan tangan kanannya ke dada Lorne, dan tanpa aba-aba menarik keluar patahan Belati Bulan yang selama ini mendekam di dekat jantung Lorne. Belati yang selama ini berhasil membuat Blood tak berkutik di dalam tubuhnya hingga tak pernah lagi muncul. Setidaknya hingga saat ini.

Teriakan kesakitan Lorne hampir sama menusuk telinganya dengan lolongan makhluk buas itu. Patahan Belati Bulan sudah keluar dari tubuhnya, namun bukan tarikan belati itu yang membuat Lorne kesakitan. Segumpal esensi kegelapan yang mulai menyebar ke sekujur tubuhnya disertai rasa sakit yang amat sangat hingga menghilangkan kesadaran Lorne.

Dan teriakan kesakitan itu perlahan mulai berubah. Berubah menjadi kekeh penuh hawa jahat, hingga lepas menjadi tawa terbahak-bahak. Tidak ada lagi Lorne yang kesakitan. Laki-laki itu berdiri sambil mengayun-ayunkan kedua tonfanya. Kedua bola matanya menghitam. Blood telah keluar.

“Khu.. khu.. khu... Wajah yang tertutup tudung sebagian itu, tidak salah lagi, akhirnya kau datang juga mengambil patahan belati busukmu itu, Rena Chronoss.”

Gadis itu tidak menghiraukan ucapan Blood. Perhatiannya terpusat pada gagang belati dan bilah belati di kedua tangannya. Perlahan, gagang belati di tangan kirinya ia satukan dengan patahan bilahnya, dan saat gagang dan bilah itu bersentuhan, sinar terang muncul dari tempat pertemuan keduanya. Sinar terang menyilaukan yang perlahan-lahan meredup dan akhirnya menghilang, meninggalkan sebentuk Belati Bulan yang sempurna.

Si gadis berjaket merah muda itu mengangkat kepalanya. Cukup untuk membuat Blood melihat wajahnya dengan jelas tanpa membuka tudung jaketnya. Gadis itu tersenyum.

“Walaupun mewarisi paras Bunda, namun aku bukan Bunda, Tuan. Namaku Lulu Lavatia Magnara del’ Chronoss.”

“Lulu ... Chronoss?”

“Pendeknya begitu.”

“Baiklah, kau pun tidak apa. Badanku pegal bertahun-tahun melingkupi patahan belatimu.”

Blood menggeretakkan buku-buku jarinya, memutar-mutar kepala dan lengannya, membuat Lulu waspada. Belati Bulan di tangannya terasa memanas bagaikan memancarkan energi yang siap meluap kapan saja.

Tatapan kedua belah pihak yang tajam bertumbukan. Sudut bibir Blood naik sedikit demi sedikit hingga akhirnya membentuk seringai sempurna yang menyeramkan. Dan Blood meledakkan energinya, bersamaan dengan tebasan Belati Bulan oleh Lulu ke udara kosong di depannya.

***

Belati Bulan itu bergetar dalam genggaman Lulu yang tersungkur jauh. Darah mengalir dari kedua sudut bibirnya. Ledakan energi Blood hampir saja membunuhnya. Mungkin karena Blood tidak serius maka ia masih hidup. Tapi yang mengkhawatirkan Lulu adalah tebasan Belati Bulan yang tidak membuka dimensi tempat jiwa-jiwa itu berada. Belati Bulan bagaikan belati biasa di tangannya. Jauh dari kesan sakti yang selama ini melekat pada senjata kebanggaan Chronoss itu.

Dengan susah payah Lulu berdiri kembali. Kedua kakinya gemetar menahan berat tubuhnya yang penuh luka. Dengan sisa-sisa kekuatannya, Lulu mengayun-ayunkan Belati Bulan itu ke udara kosong, namun tetap tidak terjadi apa-apa.

***

“Aku akan memberitahu satu rahasia, Tuan Puteri...”

Kata-kata pendeta busuk itu lagi...

“Tuan Puteri bukanlah pewaris Chronoss yang sesungguhnya...”

Kembali terngiang-ngiang di telinga Lulu...

“Pernahkah Yang Mulia Ratu mengajarkan Soul Summoning pada Tuan Puteri?”

Brengsek...

“Pernahkah terbersit dalam pikiran Tuan Puteri, mengapa Yang Mulia Ratu mengajarkan pengendalian air, padahal Yang Mulia Ratu sama sekali tidak pernah menggunakannya?”

Lulu melangkahkan kakinya yang gemetar, maju menantang Blood ...

“Pernahkah Yang Mulia Ratu menyerahkan Belati Bulan atau Pedang Matahari pada Tuan Puteri?”

Selangkah demi selangkah yang terasa menyakitkan, menuju makhluk dengan seringai yang memuakkan itu...

“Cobalah Tuan Puteri, buktikan kata-kata sahaya. Ambillah patahan gagang Belati Bulan di gudang senjata...”

Langkah yang semakin cepat...

“Dan carilah Lorne Cruz!!!”

***

Kemarahan, frustrasi, dan jatuhnya harga diri seorang pewaris kerajaan Chronoss yang tidak bisa melakukan pemanggilan membuat Lulu merangsek ke arah Blood. Tak lagi keluar ilmu pengendalian airnya, begitu pula usaha untuk melakukan pemanggilan. Yang ada hanyalah pukulan dan tendangan. Pertempuran primitif dalam tempo yang sangat cepat. Cipratan darah, robekan kulit, koyakan daging... Sakit... Tapi saat rasa sakit yang nyata itu sedikit terlupakan, yang muncul adalah torehan dalam pada harga dirinya. Torehan yang jauh lebih sakit daripada baku hantam barbar yang sedang dilakukannya. Dan karena alasan itulah, Lulu terus merangsek maju. Terus mengabaikan luka di sekujur tubuhnya, berusaha mngubur dalam-dalam luka yang tertoreh dalam hatinya. Hingga satu tusukan tonfa Blood yang menembus perutnya menghentikan gerakannya.

***

Lulu terhuyung. Perlahan melangkah mundur. Tak percaya melihat bilah tonfa Blood bersarang dalam tubuhnya. Belati Bulan di tangan kanannya terlepas. Dengan pandangan kosong ia menatap pada Blood yang kembali menciptakan seringai dengan kedua ujung bibirnya. Dan perlahan, kekuatan di kaki yang menopang tubuh Lulu pun runtuh. Roboh. Sebagaimana harga diri seorang puteri yang runtuh.

***

Belati Bulan telah berpindah tangan. Dan tangan itu menebas udara kosong, menciptakan koyakan udara, sekaligus menarik tubuh lunglai Lulu masuk ke dalam koyakan itu.

Verron... Kenapa kau bisa menggunakan Belati Bulan... Kau bahkan bukan Chronoss...??

***

Suara-suara itu terdengar begitu jauh. Hanya satu kalimat yang bisa ditangkap oleh Lulu sebelum ia benar-benar kehilangan kesadarannya, “Rena... Kau pernah mendengar nama Thurqk?”

Share this character sheet:

3 comments:

  1. Overlord HALL26/3/14 04:52

    Waduh, kok motivasinya si carol nyasar ke sini? Adminya mana nih? Perbaiki dong :)

    ReplyDelete
  2. membunuh rasa sakit di dalam hati... tapi bukannya bunuh diri itu sakit ? :D
    atau kau ingin dibunuh dua kali ??

    ReplyDelete
  3. julukannya soul summoner tapi gak bisa summon soul...

    ReplyDelete

Silakan meninggalkan komentar. Bagi yang tidak memiliki akun Gmail atau Open ID masih bisa meninggalkan komentar dengan cara menggunakan menu Name/URL. Masukkan nama kamu dan juga URL (misal URL Facebook kamu). Dilarang berkomentar dengan menggunakan Anonymous dan/atau dengan isi berupa promosi produk atau jasa, karena akan langsung dihapus oleh Admin.

- The Creator -