Cahaya terang dan bunyi lantang memanggil kesadaran Nemaphila. Sambil mengerang wanita viridian itu mencoba bangkit. Dia tak merasakan apapun, tubuhnya memang tak bisa merasakan apapun, namun bunyi dentingan logam tak jauh darinya sangat mengganggunya. Dia bisa mendengar sosok asing sumber bunyi logam itu bergerak mendekatinya. Saat dia membuka mata, dia melihat wajah pria itu..
Panik. Nema sangat panik. Dia tak bisa mempercayai apa yang baru saja dilihatnya. Dia terus bertanya-tanya, terus bertanya-tanya. Bingung. Heran. Bagaimana bisa pria itu ada di sini? Apakah mungkin.. Apakah mungkin pertarunganya di babak kedua tak cukup menghibur si dewa merah? Apakah ini siksaan baginya?
Wanita berkepala benih itu meringkuk di sudut ruangan dengan tubuh gemetar, memejamkan matanya erat dan bergumam tanpa henti. Reaksinya itu justru membuat sosok pria asing bergerak mendekatinya, tampak mengkhawatirkanya. Dengan ragu pria itu menyentuh bahu Nema. Tindakan yang salah karena wanita viridian itu malah semakin menjerit.