Makhluk berkulit perak itu duduk di dalam ruangan selnya yang sempit dan seadanya. Selain kasur keras untuk satu orang, tempat itu hanya diisi oleh satu toilet, yang tidak akan ia gunakan. Mereka yang menempatkannya di sini tak menganggap ia akan berada di situ terlalu lama.
Di luar, di balik jeruji, ada dua Hvyt yang terus mengamati. Mata mereka terkunci ke makhluk itu, tak bergerak ke arah lain. Mereka begitu serius hingga sosok yang mereka jaga dapat mencium ketakutan di balik kewaspadaan berlebihan itu.
Terdengar suara pertarungan di luar ruangan. Dari yang ia dengar sebelumnya, para peserta turnamen yang tersisa kembali diadu dalam pertarungan satu lawan satu. Pertarungan-pertarungan itu sepertinya lebih dahsyat dari sebelumnya, sampai-sampai terdengar banyak suara ledakan. Tapi makhluk perak itu tak peduli. Ia duduk manis, mengamati tangan kanannya yang bergerak-gerak mengikuti kehendaknya.