January 23, 2015

[FINAL ROUND] FINAL BATTLE BEGINS

Di balik jeruji tulang di bawah tanah Devasche Vadhi yang gelap, sambil merasakan sakit setengah mati di sekujur badan. Tanpa kedua kaki yang bisa digunakan untuk berjalan, tanpa tangan kanan yang membuatnya mampu melakukan sesuatu dengan cekatan, tanpa lidah yang mempermudah penyampaian sebuah pesan.

Dia tersenyum.

Sebuah laptop telah sampai di tangannya, dan tak ada seorang pun yang mampu menduga apa yang dapat dia lakukan dengan benda tersebut. Tangan kirinya yang gemetar berusaha keras mengoperasikannya, tatapan tajam di sela-sela rongga matanya yang berdarah terlihat jelas bahwa kini dirinya telah mengetahui suatu hal yang penting. Suatu hal yang akan mengungkapkan segala rahasia yang ada di Nanthara Island. Lokasinya, bagaimana pembentukannya, dan siapa Thurqk sebenarnya.

Telunjuknya menekan tombol enter dengan keras. Sebuah senyum sinis tersungging di bibirnya yang penuh luka. Menghela napas lega sesaat, lalu memejamkan mata, seperti hendak berkonsentrasi penuh terhadap apapun yang akan terjadi selanjutnya.

Hening.

January 7, 2015

[ROUND 7] LAZUARDI - BATAS

[Round 7] Lazuardi vs Ursario
"Batas"

Written by Po

---

1
Perpisahan


Getaran hebat berulang kali melanda istana belulang Thurqk Iylich. Sepasang kekasih menyaksikan kematian bunuh diri sosok gadis penyulam bayangan. Wanita berseragam militer dijemput oleh kakeknya yang bersayap api dan membawa berbatalion pasukan tempur. Di sisi timur, makhluk-makhluk elemental menjadi barikade bagi lelaki berjubah perak yang berusaha menyerbu Sang Dewa. Peperangan semakin kacau.

Dan seorang gadis bergaun putih tergeletak tanpa nyawa. Wajahnya hancur tercincang. Hantu peliharaan Thurqk telah membunuhnya. Dia adalah Safirem, insan tak tergantikan bagi Lazuardi, yang menemui ajal mengenaskan.

Di tengah riuh ledakan api serta hilangnya kewarasannya sendiri, Lazuardi merasakan tubuhnya dipanggul oleh makhluk yang ia tak ketahui apa rupanya. Sempat sekilas dilihatnya cakar makhluk itu merobek-robek sejumlah pasukan malaikat merah yang mengepung. Sosok besar itu mengeluarkan raungan penuh nafsu membunuh, bahkan para Hvyt menggigil ketakutan dibuatnya.

Tanpa bisa dihalangi, siluet besar membopong Lazu seraya mendobrak sebuah pintu besar di sudut. Pemandangan di sekitar mereka berubah menjadi lorong menyempit dengan sinar terang di ujungnya. Langkah demi langkah makhluk itu menggema di pendengaran Si Matoi, sampai mereka masuk ke dalam pintu cahaya.

---

January 6, 2015

[ROUND 7] STALLZA - SETENGAH

[Round 7] Stallza vs Claude & Claudia
"Setengah"

Written by Yafeth T. B.

--- 

I

Semuanya gelap. Semuanya sunyi. Stallza tidak bisa melihat atau mendengar apapun. Tidak ada atas atau bawah. Semuanya tenggelam dalam kegelapan ini. Dia bahkan tidak tahu apakah dirinya nyata atau tidak. Pikirannya perlahan menghilang. Perlahan pula eksistensinya menghilang. Stallza nyaris lenyap sepenuhnya apabila bukan karena setitik cahaya yang tiba-tiba muncul di depan matanya.

Titik kecil itu berkelap-kelip, mencoba menyadarkan Stallza bahwa dia ada di dalam kegelapan ini. Tidak mudah, karena Stallza sendiri nyaris lupa apa itu cahaya. Tetapi cahaya itu tidak berhenti berkelap-kelip. Hingga akhirnya Stallza merespon. Dia bergerak menuju ke cahaya. Perlahan tapi pasti, kegelapan mulai dikalahkan.

***

January 5, 2015

[ROUND 7] URSARIO - BEARYVOLUTION

[ROUND 7] URSARIO VS LAZUARDI
"BEARYVOLUTION"
Written by Heru S. Zainurma

---

-intermezo -
Balada Jon Thurqk


Thurqk Iylich, sang Dewa Merah, bukannya tak pernah merasakan kerasnya Dunia Bawah. Sekilas saja, kita akan menyimak kisah hidupnya. Sewaktu dia mulai merintis karirnya sebagai Demon ....

Semua dimulai dengan rangkaian bunyi ketukan berirama sumbang dari suatu mesin tik tua. Jemari kikuk itu terus mengetikkan cerita demi cerita.

Dia dikenal dengan nama pena Jon Thurqk.

"Beres! Ini naskah terbaruku!" seru Thurqk riang. "Sekarang pasti nembus penerbit, deh. Yakin aku!"

Buru-buru dia menjilid lembaran kertas itu. Naskahnya kali ini berjudul "Barangnya Manusia Serigala". Entah itu judul yang menjual ataupun tidak, namun Jon Thurqk sudah terlampau yakin dengan kualitas ceritanya.

Maka naskah pun dikirim.