March 30, 2014

[CHARACTER SHEET] FLAGER IVLIN - THE GREYROBE

IDENTITAS DASAR
Penulis : Hikaru Xifos
Nama : Flager Ivlin
Julukan : The Greyrobe
Pekerjaan : Anggota Pasukan Pelindung di Kerajaan Glidkaze. Sebelum mati, bertugas sebagai pelindung Putri Keiri, anak kedua dari raja Kerajaan Glidkaze.
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Ras : Manusia
Tipe Petarung : Jarak dekat hingga menengah, (di saat-saat tertentu bisa menjadi jarak jauh tergantung keadaan) akan dijelaskan pada bagian kemampuan.
Kegemaran :
  • Berpikir dan mengingat kenangan masa lalu.
  • Menulis kenangan atau peristiwa.
  • Membaca buku catatan yang selalu di bawanya.
  • Pisang goreng.
  • Menikmati hidup dan waktu luang.
Ketidaksukaan :
  • Bukunya diganggu atau dibaca orang lain tanpa izin.
  • Mengeluarkan kekuatan dan kemampuannya tapi hasilnya tidak efektif ataupun efisien.
  • Tidak suka dengan orang yang seenaknya “membuang masa lalunya” hingga akhirnya tidak menjadi dirinya sendiri lalu berjalan di jalan kejahatan.
  • Orang yang disayanginya disakiti.
  • Saat kerajaannya serta isinya sempat runtuh.
  • Melupakan sesuatu, seseorang, atau peristiwa penting.
  • Membuang-buang energi.
  • Tidak menyukai pengkhianat, meskipun itu musuh.
Kepribadian :
  • Motto: “Talk more, do more. Talk less, do nothing.”
  • Ramah, santai, baik hati, dan murah senyum.
  • Kadang-kadang bersikap konyol untuk menghilangkan stres akibat berpikir keras. Jika sudah seperti ini, akan berbicara dengan diri sendiri tentang topik yang aneh.
  • Jika tingkah konyolnya datang, bicaranya banyak dan “simpang siur”. Jika sudah serius maka tidak banyak tingkah, cenderung diam tanpa kata.
  • Tampak tenang tapi tetap waspada di hadapan musuh saat pertama kali bertemu.
  • Selalu berpikir dan menganalisa/memperkirakan langkah selanjutnya saat bertarung baik untuk dirinya sendiri ataupun musuh (Yaps, dia bisa dikategorikan ahli strategi).
  • Kemampuannya yang seperti pedang bermata dua memaksanya agar selalu meminimalisir gerakan atau penggunaan kekuatan yang tidak efektif dan efisien sehingga wajahnya akan terlihat serius saat bertarung (meskipun dasarnya ramah dan konyol).
  • Lebih baik membunuh langsung lawannya dengan cara menyerang titik vitalnya habis-habisan daripada menyiksa lawannya pelan-pelan dengan rasa sakit. (baginya ini lebih efektif).
  • Tersenyum lembut dan kadang tertawa geli bahkan menangis saat sedang membaca buku miliknya yang berisi beberapa peristiwa penting masa lalunya.
  • Sehabis pertarungan, selalu mencatat tentang pertarungan tersebut hingga keterangan lawannya di buku miliknya lengkap dengan waktu dan tempat kejadian.
  • Bahagia setengah mati seperti orang bodoh jika berhasil/masih mengingat mimpinya saat tidur (lalu mencatatnya di buku miliknya).
  • Patuh, taat dan hormat kepada pemimpin yang menurutnya berjalan di jalan kebenaran/kebaikan.(kepada pemimpin/orang jahat juga patuh, taat dan hormat ... jika terpaksa).
  • Rela mati jika sudah berhubungan dengan keselamatan orang yang disayanginya

DESKRIPSI FISIK DAN PENAMPILAN
Tinggi/Berat : 175 cm/70 kg
Kepala : Memiliki rambut abu-abu yang agak gondrong dan acak-acakan. Rambutnya terlihat memiliki alur rapi yang bertitik asal dari bagian kiri atas kepalanya lalu menyebar ke semua arah hingga ke bagian rambutnya yang belakang. Memiliki alis tipis hitam, kelopak mata yang agak lebar dalam keadaan normal, pupil berwarna hitam cerah, hidung agak mancung, dan bibir yang terlihat seolah-olah selalu tersenyum dalam keadaan normal. Dagu tidak terlalu tajam karena kepalanya juga tidak terlalu lonjong.
Tubuh : Tubuh lumayan kekar (seperti Bruce Lee atau cowok-cowok six pack di iklan L-Men. Bukan seperti pemain Smack Down) proporsional dengan tinggi badannya. Memakai kaos oblong berlengan pendek berwarna abu-abu yang memiliki lubang-lubang kecil di sana-sini. Kaosnya tidak dimasukkan ke dalam celana. Kedua tangannya memakai semacam kain yang terpasang dari pergelangan tangan hingga ke pangkal tangan (lebih jelas ada pada gambar). Tidak ada sarung tangan pada telapak tangan. Memakai celana kain berwarna abu-abu gelap yang pada bagian ujungnya diikat semacam karet tebal sehingga ujungnya tidak mudah terlepas dan seolah-olah langsung menyatu dengan sepatunya. Memakai sepatu berbahan karet khusus yang sangat fleksibel, tahan panas, ringan, dan tidak mudah sobek. Di bagian pinggang kirinya, agak ke depan sedikit, terdapat tas hitam yang ukurannya sebesar buku catatannya. Ya, tas itu berisi buku miliknya dan pulpen serta beberapa kertas berisi catatan-catatan penting. Posisinya agak ke depan agar tidak mengganggu gerakan tangan kirinya. Tas itu dililit ke pinggang menggunakan ikat pinggang karet dengan sangat erat sehingga tidak akan banyak bergerak dan mengganggu saat sedang bertarung. Memiliki buku catatan berukuran 19x14 cm yang disimpan di dalam tasnya. Berisi banyak catatan penting tentang peristiwa dan kenangannya di masa lalu. Buku ini sangat penting baginya. Lalu, benda yang juga sangat luar biasa penting adalah sebuah kain berwarna abu-abu terang yang selalu terlihat melilit di lehernya lalu menutupi seluruh bagian tangan kanannya dari depan juga belakang. Berukuran sekitar 3x1,5 meter.
Senjata : Kain. Dari kain bisa ditarik keluar berbagai jenis senjata. Senjata yang digunakan tergantung keadaan. Kadang pedang atau tonfa untuk pertarungan jarak dekat hingga menengah dan pisau lempar (atau senjata yang bisa dilempar hingga jauh) untuk pertarungan jarak jauh.

KEMAMPUAN DAN KELEMAHAN
Kemampuan : Kemampuan Flager sangat bergantung pada kain lebar yang dimilikinya dan energi tubuhnya. Flager memerlukan energi (sementara, bisa dianggap seperti tenaga dalam) yang disebut energi Ghranz untuk mengeluarkan kemampuannya. Energi Ghranz membuat tubuhnya menjadi berkali-kali lipat lebih kuat dari orang normal dan membuat sistem pertahanan dalam tubuhnya juga meningkat (artinya Flager tidak mempan terhadap racun atau obat-obatan seperti obat tidur bahkan *maaf* obat perangsang yang membuat tubuhnya lemah atau rentan terhadap serangan). Tidak aneh, mengingat dunia di mana ia berasal dipenuhi oleh orang-orang yang memiliki energi Ghranz (biasa disebut Pengendali Ghranz).
Memiliki kemampuan mengubah kain yang ia miliki menjadi senjata. Tinggal genggam pada bagian mana saja, konsentrasi, tarik seperti menarik permen karet, perlahan bagian yang digenggam akan berubah menjadi senjata, lalu tarik lagi hingga senjata itu seolah-olah “terlepas” dari kain dan bisa dipakai selayaknya senjata.
Karena caranya seperti ini, maka variasi senjata yang bisa Flager buat sangat banyak. Ada dua senjata yang biasa ia pakai, yaitu pedang dan tonfa.
Pedang biasanya dipakai untuk pertarungan jarak dekat hingga menengah untuk menyerang. Bentuknya setiap kali “ditarik” akan berbeda dengan sebelumnya tergantung keadaan. Jika musuhnya agak lambat, biasanya memakai pedang yang besar agar damage-nya tinggi tapi jika musuhnya lincah, maka akan memakai pedang yang mirip katana agar bisa digerakkan dengan cepat.
Tonfa biasanya dipakai untuk pertarungan jarak dekat hingga menengah untuk bertahan. Biasanya digunakan untuk menyusun strategi sambil bertarung untuk menganalisa kemampuan dan kelemahan musuh. Bentuknya bisa dimodifikasi dengan menambahkan pisau di ujungnya jika diinginkan.
Dua aturan penggunaan senjata di atas bisa saja berubah tergantung keadaan dan musuh. Hei, Flager, kan ahli strategi.
Kadang juga mengeluarkan panah, pisau, dan tombak. Panah jarang digunakan karena boros energi saat menarik anak panahnya. Pisau jarang digunakan karena damage dan jangkauannya sangat pendek (digunakan jika terpaksa, misalnya saat sedang disekap dalam jarak yang sangat dekat). Tombak jarang digunakan karena susah digunakan.
Kain itu juga bisa digunakan sebagai tameng. Kain itu tahan tusukan tapi TIDAK tahan benturan dan tekanan. Artinya, jika Flager diserang dengan tusukan benda tajam ke bagian yang tertutupi kain, tubuhnya tidak akan terluka atau tersayat tapi tetap akan merasa sakit seperti dipukul dengan benda tumpul dengan kekuatan yang sama. Meskipun terlihat seperti kemampuan yang hebat, kemampuan ini tidak bisa diaktfikan terus-menerus karena boros energi. Biasa dipakai melindungi kepala (jadi tudung), leher, dada (jantung), dan titik mati seperti punggung.
Untuk serangan jarak menengah hingga jauh, Flager biasa memegang kainnya lalu mengibasnya (semakin kuat kibasan kainnya, semakin cepat pula senjatanya melesat. Tentu, makin boros energi juga) ke arah yang ia mau, maka dari kain itu akan keluar senjata. Entah pisau atau bumerang. Jenis senjata, jumlah dan ukurannya bisa disesuaikan sekehendak hati.
Jika dikehendaki, kain itu bisa dipakai sebagai alarm. Pasang melilit di leher seperti biasa hingga menutupi tubuh bagian atas. Saat kemampuan yang seperti alarm ini diaktifkan, maka kain itu seolah-olah mampu merasakan aura bahaya atau musuh yang mendekat. Saat terdeteksi ada serangan yang meluncur dari suatu arah, maka kain itu akan mengeluarkan jarum kecil lalu menusuk Flager sesuai arah serangan sehingga Flager sempat mengantisipasinya. Itulah alasan mengapa kaos Flager dipenuhi beberapa lubang kecil. Kecepatan pengaktifkan alarm bahaya dengan jarak bahaya dari tubuhnya juga mempengaruhi energi yang terbuang. Jadi, semakin cepat dan jauh serangan dadakan musuh, Flager harus berhati-hati. Yaps, kemampuan ini juga bisa dijadikan semacam radar walaupun digunakan jika terdesak saja.
Flager juga bisa memperkuat bagian tertentu dari tubuhnya. Misalnya jika ingin bergerak cepat atau melompat kuat, Flager harus berkonsentrasi lalu “mengalirkan” energi Ghranz ke bagian kaki. Begitu juga dengan bagian tubuh yang lain. Kemampuan ini tidak boros energi seperti saat menggunakan kain. Kemampuan “mengalirkan” energi Ghranz ini adalah kemampuan dasar yang memang harus dimiliki oleh pengendali Ghranz di duniannya.
Flager bisa bergerak cepat atau lebih lincah daripada manusia normal, ahli menyusun strategi, dan sangat waspada.
Jadi, dengan adanya energi Ghranz di dalam tubuhnya, kekuatannya bisa dianalogikan seperti ini: misalkan kekuatan/kecepatan/stamina manusia normal bernilai 10, maka kekuatan/kecepatan/stamina normal Flager adalah 15-25 (tergantung mental) dan saat sedang “mengalirkan” energi Ghranz ke salah satu (atau bahkan seluruh bagian tubuhnya) maka kekuatan/kecepatan/stamina Flager akan bernilai 25 ke atas (tergantung seberapa kuat dan banyak energi yang dialirkan serta kondisi mentalnya).
Dengan alasan yang sama (atau keadaan memaksa), ia bisa menghemat energi dan hanya perlu menggunakan kekuatan tubuhnya untuk bertarung (mengandalkan aliran energi Ghranz tanpa kekuatan kain) sehingga ingatan/kenangan tidak terhapus (perhatikan bagian “kelemahan”). Biasanya agar damage meningkat, sebelumnya ia akan menarik lalu menggunakan senjata cakar besi di kedua tangan.
Berkat energi Ghranz, rasa sakit yang dirasakannya akibat serangan lawan akan berkurang hingga 25%-50% (apalagi jika bagian tubuh yang terkena serangan dialirkan energi Ghranz).
Kelemahan : Kemampuannya sangat berhubungan dengan energi Ghranz dan kain. Jika energi Ghranz milik Flager terkuras habis, kain itu tidak akan ada gunanya dan ia hanyalah manusia biasa yang tampak kelelahan.

Penggunaan kain sangat boros energi. Semakin sering dipakai, energi Ghranz dalam tubuh Flager akan menipis (mekipun bisa terisi ulang dengan waktu yang relatif lama) sehingga semakin lama jalannya pertarungan, jenis senjata yang dikeluarkannya akan terbatas dan penggunaan menjadi kurang efektif.

Mengendalikan energi Ghranz MEMERLUKAN konsentrasi dan mental. Jika konsentrasi buyar, energi Ghranz yang sedang dikendalikan atau “dialirkan” akan “batal”. Jika mental turun (karena emosi, panik, adrenalin meningkat, dll), energi Ghranz akan menurun sehingga ia tampak seperti kelelahan meskipun baru menggunakan sedikit energi. Berlaku sebaliknya, bukan tidak mungkin jika mental mendadak naik, energi Ghranz akan muncul kembali ke keadaan di mana sebelum mental turun.

Butuh istirahat 12 jam atau tidur 7 jam agar energi Ghranz terisi 75% dari jumlah maksimalnya. Istirahat dan tidur hanya mengisi “jumlah”/”banyak”nya energi Ghranz dalam tubuh, memperbaiki mental tidak semudah itu. Jadi, meskipun energi Ghranz sudah penuh tapi mental masih turun, energi Ghranz akan selalu berada di bawah garis banyaknya energi yang sebenarnya.

SETIAP menggunakan kekuatan pada kain, ingatan dan kenangan Flager akan “dimakan” oleh kain tersebut. Sangat fatal, karena akan mempengaruhi mentalnya.

Ingatan/kenangan akan terhapus HANYA jika sedang menggunakan kain. Artinya, saat menarik senjata dari kain, energi dan ingatan/kenangan terhapus tergantung seberapa banyak kekuatan yang ditarik (jenis/ukuran senjata). Jadi, jika senjata sudah selesai ditarik dan dipegang di tangan, ingatan/kenangan tidak akan lenyap.

Jika menggunakan teknik alarm kain atau tameng kain, energi Ghranz dan ingatan/kenangan akan terus-menerus dilenyapkan sepanjang kemampuan itu terus digunakan.

Kain yang ia miliki akan mengeluarkan kekuatan jika dialiri energi Ghranz, dengan kata lain ia HARUS menyentuh/bersentuhan dengan kain tersebut. Jika kain itu terlepas dari tubuhnya dan tidak dalam jangkauannya, ia tidak bisa mengeluarkan senjata (tapi jika senjatanya terlebih dahulu ditarik keluar dan masih ia pegang, senjata itu masih bisa digunakan meskipun kainnya tidak berada di jangkauannya).

Kain itu juga merupakan perwujudan energi Ghranz, jika Flager menarik senjata dari kain itu, ukuran kainnya akan mengecil. Jadi, jumlah senjata yang bisa dikeluarkan dalam satu waktu sangat terbatas. Agar ukuran kain tetap seperti semula, setiap senjata yang ditarik atau dilempar akan dipecah menjadi partikel Ghranz (berbentuk asap putih seperti kabut) lalu ditarik kembali ke kain (untuk melakukannya cukup berkonsentrasi dan tidak perlu menggunakan energi Ghranz).

Jika terlalu banyak mengeluarkan senjata dalam satu waktu, ukuran kain akan mengecil sehingga penggunaannya sebagai tameng akan terbatas hanya untuk melindungi kepala dan leher (bisa juga sekalian punggung dan dada, meskipun akan boros energi).

Semakin padat (kuat/keras) dan tajam senjata yang dibuat, maka energi dan ingatan/kenangan akan semakin banyak hilang.

Tanpa energi Ghranz, Flager hanyalah manusia normal. Energi Ghranz bisa menguatkan fisik tapi untuk Flager, itu tidak termasuk menguatkan mentalnya.

Jika menggunakan kain dengan cara dikibaskan, maka tidak akan ada tameng pelindung. Rawan terkena serangan dadakan. Begitu pula sebaliknya.

Benda yang dikeluarkan dari kain hanyalah benda mati dan terkhusus pada senjata berbahan logam (berat, kepadatan, dan jenis logam bisa diatur. Semakin tinggi, semakin memerlukan energi Ghranz yang banyak dan ukuran kain yang diperlukan semakin banyak). Artinya tidak bisa mengeluarkan makanan dan obat-obatan.

Energi Ghranz hanya membuat sistem pertahanan tubuh bertambah kuat (anti racun dll) tapi hanya SEDIKIT membuat penyembuhan luka bertambah cepat. Artinya kecepatan penyembuhan lukanya cenderung normal seperti manusia biasa dan perlu dibantu dengan obat-obatan dan istirahat yang cukup.

Jika konsentrasi dan mentalnya turun, teknik penggunaan kekuatannya akan menurun bahkan gerakannya menjadi lambat dan mudah dibaca.

Dengan persyaratan energi Ghranz serta ingatan/kenangan harus hilang setiap menggunakan kekuatan kain, membuatnya hampir tidak mungkin menggunakan gabungan teknik pada kain di waktu yang bersamaan.

Karena dasarnya hanya manusia biasa, mentalnya mudah diturunkan dengan serangan dadakan, atau saat strategi yang disusunnya gagal total, atau jika melawan musuh yang sangat kuat dan seolah-olah mustahil dikalahkan.

Sayang, bahkan di dunianya sendiri, hampir mustahil untuk mengukur jumlah/banyaknya energi Ghranz yang dimiliki seseorang karena jumlahnya bisa berubah-ubah sesuai dengan mental. Meskipun begitu, para pengendali Ghranz memiliki kemampuan untuk mengukur energi/kekuatan lawannya berdasarkan patokan energi dirinya sendiri atau seseorang. Jadi, ia bisa menilai suatu lawan apakah kuat dengan membandingkannya dengan dirinya sendiri atau orang lain secara langsung.

Kadang terlalu lama berpikir menyusun strategi sehingga rawan terkena serangan mendadak.

Jika emosi sedang tidak terkendali, maka mental bertambah kuat TAPI konsentrasi menurun sangat drastis. Sehingga keefektifan hingga akurasi serangan akan menurun. Paling fatal adalah ketika emosi mereda maka dipastikan akan sangat kelelahan dan energi pasti menipis.

Jarang mengambil risiko kecuali jika terpaksa.

LATAR BELAKANG
Realms : Planet yang mirip dengan bumi. Berfokus pada Rhigavean Land. Lalu berfokus di Kerajaan Glidkaze. Rhigavean Land adalah sebuah daratan luas yang mana terdapat tujuh kerajaan di dalamnya dan di tengah-tengahnya terdapat sebuah danau raksasa bernama Danau Rhigavlake, luasnya hampir setara dua kerajaan. Pada bagian paling barat Rhigavean Land dibatasi oleh lautan yang belum diketahui luasnya lalu pada bagian paling timur dibatasi oleh hutan raksasa yang konon belum pernah dilewati oleh orang hingga keluar ke seberang karena belum diketahui luasnya hutan tersebut.

Lebih terfokus di Kerajaan Glidkaze, salah satu dari tujuh kerajaan besar di Rhigavean Land. Sering disebut Negeri Angin karena angin hampir tidak pernah berhenti berhembus di negeri ini dengan kecepatan yang di atas rata-rata. Meskipun kerajaan lain tidak terlalu memedulikan teknologi kerajaan ini, teknologi di kerajaan ini sangat maju. Saat kerajaan yang lain masih menggunakan kekuatan batu berenergi Ghranz sebagai cahaya penerangan, mereka sudah memakai lampu listrik. Listriknya berasal dari pembangkit listrik tenaga angin.
Realms Trademark : Istana Idkaz, tempat tinggal keluarga raja Kerajaan Glidkaze, sangat megah dengan kincir angin yang terus berputar di sekitarnya karena angin hampir tidak pernah berhenti berhembus.
Kehidupan Sebelum Turnamen : Flager terdiam. Tubuhnya tidak bergerak, matanya terbelalak melihat keadaan di sekelilingnya. Kota itu hancur. Api di mana-mana. Mayat-mayat tampak tergeletak bersimbah darah di tanah, mungkin orang tuanya menjadi salah satu di antara semua mayat itu, ia tidak mau tahu.

“Sial, mengapa bisa seperti ini?” ucapnya lalu roboh dan bertahan dengan lututnya untuk menopang tubuhnya. Umurnya masih 16 tahun dan ia harus melihat kejadian seperti ini. “Pasukan pemberontak sialan,” gumamnya kemudian, jarang baginya untuk mengumpat seperti ini.

Kerajaan Glidkaze sedang berperang melawan pasukan pemberontak dan kota tempatnya berada terkena imbasnya. Hancur di tangan pasukan pemberontak.

Ia tertunduk lalu menangis, menyesali mengapa ia begitu lemah meskipun sudah menjadi seorang pengendali Ghranz. Faktor tidak memiliki kekuatan khusus dan tidak bisa mengendalikan reaksi elemen menjadi penyebab ketidakberdayaan Flager.

“Menarik,” tiba-tiba terdengar sebuah suara yang membuat Flager mengangkat wajahnya dan mencari asal suara itu. Ia merasakan sebuah sensasi energi di atasnya.

Ia menoleh, tampak seseorang tengah duduk di atas atap rumah yang terbakar. Api belum mencapai atap rumah itu tapi rasa panasnya seharusnya membuat siapa saja yang duduk di atasnya bisa terpanggang.

Flager berusaha melihat dengan jelas sosok itu. Sosok itu ditutupi oleh kain abu-abu dari kepala hingga ke kakinya. Hanya bagian matanya yang terlihat, itupun sangat tidak jelas.

“Siapa kau?” tanya Flager sambil bangkit berdiri dan mulai waspada. Ia tidak tahu apakah sosok itu kawan atau lawan.

“Kau orang yang menarik. Aku sudah melihat sedikit kekuatanmu,” ucap sosok itu tanpa memedulikan pertanyaan Flager.

Suaranya terdengat aneh, seperti gabungan bermacam-macam jenis suara sehingga Flager tidak bisa memperkirakan apakah sosok itu orang dewasa atau anak-anak, terlebih karena ia duduk dan ditutupi oleh kain.

“Memiliki kemampuan mengendalikan energi Ghranz yang luar biasa tapi tidak memiliki kemampuan pereaksian elemen. Biarkan aku memberimu sedikit kekuatan,” lanjut sosok itu.

“Kekuatan?”

Hari itu kehidupan Flager telah berubah, masa depannya juga, dan.......bahkan masa lalunya.

-----

-----

“Kain ini.......”

“Kau sudah kuajari cara menggunakannya.”

“Tapi, semudah ini kau memberikanku benda seperti ini?”

“Memang genius, kau tahu ada yang tidak beres rupanya. Ya, tidak ada yang gratis.

“Eh?”

“Bayaran penggunaan kain ini selain energi Ghranz adalah......masa lalumu.”

“Hah? Apa maksudmu?”

-----

“Kekuatanmu menarik. Sifatmu juga baik. Berminat bergabung bersamaku?” ucap pria itu sambil tersenyum. Flager terperangah, pemimpin tertinggi pasukan pelindung mengajaknya bergabung.

“A...Anda serius?”

Flager, 17 tahun, bergabung dengan Pasukan Pelindung. Tak lama kemudian mendapat tempat khusus sebagai anggota pasukan pelindung yang bertugas melindungi anak kedua Raja Egrayn, Putri Keiri, selama peperangan di dalam kerajaan berlangsung.

-----

Flager tidak terlalu ingat masa kecilnya. Ia sudah melupakannya ditambah lagi dengan dihapusnya ingatannya secara perlahan-lahan oleh kain. Terlalu berat untuk diingat, terutama kematian orang tua dan teman-temannya.
Cerita Kematian : Flager berjongkok lemas. Darah segar mengalir dari luka yang terdapat pada bagian kiri perutnya. Sambil terengah-engah, Flager berusaha agar tetap sadar sambil menekan luka itu dengan tangan kirinya sementara matanya yang sayu memandang ke depan.

Seluruh bagian Istana Idkaz nyaris terbakar habis, banyak mayat bergelimpangan di tanah, entah itu prajurit istana atau dari pasukan pemberontak. Beberapa mayat anggota pasukan pelindung juga terlihat tergeletak bersimbah darah sedangkan sisa anggota yang lain sudah pergi membawa raja serta anaknya yang pertama ke tempat yang aman. Ada yang bersikeras untuk tetap bersama Putri Keiri, tapi gadis muda berumur 17 tahun itu memerintahkan mereka untuk segera pergi tanpa memedulikan dirinya yang ditangkap oleh salah satu pengendali Ghranz dari pasukan pemberontak.

“Kuakui, nyalimu besar juga untuk menjadikan dirimu sebagai umpan agar raja dan pangeran itu bisa pergi,” ucap seorang pria bertubuh tinggi tegap sambil mencengkeram kerah gaun Keiri dan mengangkatnya ke udara.

“Sialan, lepaskan Tuan Putri!” teriak Flager yang berada tak jauh dari pria itu dengan susah payah.

Pria itu serta Keiri menoleh ke arah Flager.

“Rupanya kau masih bisa bertahan,” ucap pria itu dengan nada mengintimidasi.

“Flager! Kalian sudah kuperintahkan untuk pergi dan melindungi ayah serta kakakku!” ucap Keiri nyaring dengan ekspresi agak terkejut, tak menyangka Flager masih hidup.

“Anda pikir anggota yang lain pergi karena perintah Anda? Sampai matipun, sebenarnya mereka tidak akan pergi,” ucap Flager sambil mencoba bangkit berdiri. Lututnya bergetar dan kesadarannya mulai hilang.

“Maksudmu?” Keiri tak mengerti.

“Aku yang menyuruh mereka pergi. Tidak ada yang boleh mati lagi setelah ini,” ucap Flager sambil berusaha tetap berdiri tegak. “Cukup aku sendiri yang menyelamatkan Anda,” lanjutnya.

“Cih, masih banyak bicara. Serangan barusan masih belum membunuhmu rupanya,” ucap pria itu sambil tetap mencengkeram Keiri.

Flager tertegun sesaat. Ia masih bisa selamat karena membuat kainnya itu menjadi tameng pelindung untuk melindungi kepala hingga dadanya meskipun ia harus rela perutnya tersayat jurus reaksi angin pria itu. Flager kemudian tersenyum, ia sudah memikirkan beberapa strategi tapi hanya satu yang sepertinya akan berhasil dan bayarannya mahal.

---------

“Kau mengambil masa laluku, kini biarkan aku memberikan semua masa laluku dan........masa depanku untuk sesuatu yang lebih besar!!”

Satu gerakan cepat dari tangan kanan Flager segera menarik kain itu dari tubuhnya untuk menutupi seluruh tangan kanannya sementara tangan kirinya menarik sedikit bagian kain itu lalu mengubahnya menjadi pisau.

“Ambillah semua,” gumamnya pelan.

Kain itu bersinar terang bersamaan dengan kosongnya segala pikiran Flager. Ia merasa damai seraya tersenyum tipis. Satu gerakan cepat dari tangan kirinya membuat pisau yang ia pegang menancap dengan mantap di dadanya, menembus tepat di jantungnya.

Hari itu, malam itu, di antara selimut gelapnya malam dan cahaya kobaran api yang membakar Istana Idkaz, sebuah cahaya terang muncul lalu melesat sangat cepat ke langit disusul dengan terdengarnya bunyi ledakannya yang sangat nyaring. Tampak seseorang yang ditutupi cahaya menyilaukan memegang pedang lalu menusuk pria itu tepat di dadanya.

------------------------

Keiri dan beberapa anggota pasukan pelindung termenung, bahkan ada yang menitikkan air mata saat melihat sosok itu. Sosok itu, Flager, terlihat seolah-olah tertidur terlentang dengan tenang. Senyum lembut tersungging di bibirnya, tangan kirinya masih memegang pisau yang menancap di dadanya. Mentari pagi kala itu menerpa tubuhnya, membuat darah segar di dadanya tampak berkilauan.

“Terima kasih,” gumam Keiri pelan dengan nada bergetar.

--------

Flager mati dengan cara bunuh diri. Ia tahu, menggunakan kekuatan terbesar dari kain akan memakan habis seluruh ingatan dan energi Ghranz miliknya. Ia lebih memilih mati daripada hidup dalam kekosongan tanpa masa lalu. Tanpa kenangan. Takkan ada masa depan. Takkan ada.
Motivasi : Ingin kedamaian bisa hadir di tempat ia berada lalu ingin bisa mengingat masa lalunya kembali dan terlepas dari ketergantungan terhadap kekuatan pada kain itu (meskipun sulit bahkan hampir mustahil) agar bisa hidup normal. Salah satu keinginan yang kadang mengusiknya adalah tentang sosok yang memberikannya kekuatan kain itu. Ia ingin bertemu dan mengenali sosok itu.

Share this character sheet:

4 comments:

  1. kesukaan: pisang goren - check -

    aku juga suka benda itu. >/////<

    kyknya kita bisa akur deh, atau nggak bisa akur, sebagai pencinta pisang goreng.

    terlalu panjang kemampuannya. nggak disusun dengan rapi dan kronologis jadi kerasa panjang. emang panjang sih sbnarnya.

    btw, kain atau syal ya disini, lumayan menarik penggunaannya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pisang goreng~

      pas malah kita jadi lawan? :D

      Delete
  2. baca kemampuannya bikin muntah darah *ohok*

    *gak kuat sama penjelasan super panjang*

    ReplyDelete

Silakan meninggalkan komentar. Bagi yang tidak memiliki akun Gmail atau Open ID masih bisa meninggalkan komentar dengan cara menggunakan menu Name/URL. Masukkan nama kamu dan juga URL (misal URL Facebook kamu). Dilarang berkomentar dengan menggunakan Anonymous dan/atau dengan isi berupa promosi produk atau jasa, karena akan langsung dihapus oleh Admin.

- The Creator -