April 18, 2014

[ROUND 1 - C] ALVIN DZEKOV - AWAL PERJUANGAN SANG MONSTER

[Round 1-C] Alvin Dzekov
"Awal Perjuangan Sang Monster"
Written by Diemas Aryasena

---

Bertahanlah, jalani hidupmu dengan lapang dada. Biarkan semua yang telah berlalu menjadi butiran debu, banyak cara untuk mencari hidayah-Nya. Tidak ada kata terlambat untuk menebus dosa-dosamu, bahkan sampai ke akherat.


Gelap. Itulah kata pertama yang ada dibenaknya, alam baka? Alvin terbangun dari beban dunianya, dia melihat tempat yang penuh dengan warna merah. Kehancuran, warna yang sangat disukainya selain hitam. Belum sempurna pijakannya, dia dikagetkan dengan munculnya berbagai tumbuhan merah, apalagi munculnya sesosok esksistensi atau yang sudah dikenal dengan Hvyt membawanya ke sebuah kastil seram, bernama Jagatha vadhi. Disana ada seorang, bukan dia bukan orang dia menganggap dirinya tuhan semesta alam, Dewa Thurkq.

"kalian adalah jiwa yang dipadatkan. Kalian akan merasa seolah masih hidup, dan tidak ada bedanya bagi kalian. Kalian tetap membutuhkan makan, minum dan bernafas. Tentu kalian akan terluka. So, jangan mengecewakanku dalam pertunjukkan ini" Ucap thurkq dengan suara yang menggelegar. Mereka lalu dibawa oleh para Hvyt ke sebuah tempat yang mungkin tidak akan asing bagi salah satu mereka, sebelumnya 55 orang yanng berada ditempat itu dibagi menjadi 5 orang setiap kelompok. Untuk saling membunuh.


Mereka memasuki tempat yang berbeda dari sebelumya, sebuah tempat yang seperti dibumi. Perkotaan, lebih tepatnya perpustakaan sekolah yang tak berpenghuni, Bulan purnama yang indah menemani mereka.
"Bersenang-senanglah dan hiburlah dewa thurqk" Ucap salah satu hvyt yang mengantarkan mereka.
"Bertarung lagi, ya? Mungkin aku akan memanaskan otot-otot dan sendi-sendiku dahulu"
"Dimana ini?, aku tidak akan ingin bertarung lagi" Seorang yang seperti idi*t berkata dengan mimik wajah yang menyebalkan.
"Dengarkan aku, mereka menyuruh kita bertarung atau kita akan dimasukkan di nerakanya yang menyebalkan" Ucap satu-satunya wanita diantara mereka berlima.
"Biar, aku tidak takut dengan dewa jelek itu" Ucap salah seorang yang bergaya rambut emo.
"Jaga bicaramu! Dia pimpinan yang agung, penguasa seluruh alam semesta. Apakah kau sudah bosan untuk kehidupan keduamu ini?" Hardik hvyt.
"Ya, ya, ya. Terserah" Ucap orang itu.
"Baik, aku tinggal dulu" Ucap Hvyt sambil terbang ke angkasa.
"Oke, sekarang bisa dimulai dari mana" Ucap Alvin.
"Kau, denganku" Ucap laki-laki itu.
"Baiklah, rambut singa" Ucap Alvin.


Mereka keluar dari perpustakaan, menuju lorong sekolah. Leon lalu mengeluarkan aura kebiruan.
"Ayo!, aku sudah siap" Ucap Alvin sambil memanggil tombaknya.
Leon menerjang dengan kecepatan tinggi, Alvin menghindar kearah kanan. Tapi, dia memantulkan kakinya kearah tembok dan menembakkan gunbladernya kearah Alvin. Alvin menghindar dengan belok ke lorong disebelahnya.




"Mereka terlalu asik dengan pertarungannya sendiri, bagaimana denganmu" Ucap Kilatih.
"Kita juga terlalu asik dengan pertarungan kita" Balas Azraq.
"Apa maksudmu??" Ucap Kilatih.
Tanpa dia sadari, Azraq telah membekukan pijakannya dan dia sudah terjebak dalam lingkaran es.
"Maaf, MEMBEKULAH KAU!!!" Teriak Azraq.
Azraq menembakan dua bola es kearah Kilatih, Kilatih pun menabrak seluruh rangkaian buku yang tersusun rapi, hingga akhirnya menembus tembok perpustakaan. Shu yang sedang membaca novel favoritnya, menjadi takut dengan apa yang diperbuat mereka. Hingga tanpa dia sadari, dia menghilangkan seluruh benda yang ada diperpustakaan. Kosong. Sebuah perpustakaan yang kosong, hanya terlihat Shu, Azraq dan Kilatih yang saling bertatapan.


"Menakjubkan, apa kita akan menghabisinya terlebih dahulu" Ucap Azraq.
"Tidak, kau dulu!!!!" Balas kilatih, dan langsung  menyayat cepat kedua kakinya. Azraq pun tidak bisa berdiri, dengan sempurna.
"ARGGGHHHHHHH......................" Rintih Azraq.
Azraq pun membalas serangan Kilatih dengan membuat sebuah pedang dari es, Katana yang berwarna seputih salju beradu dengan pedang yang terbuat dari es milik Azraq. Kilatih menghindar dengan bergerak kearah tembok, tapi Azraq melicinkan jalannya hingga dia pun terjatuh.
"ADAWWWWWWWWW, pantatkuuuuuuu" Rintih Kilatih.
"Kamu engga apa-apa, aku engga tega melihat perempuan tersakiti" Ucap Azraq, sambil menjulurkan tangannya.
"Aku rapopo"




"BRUGHGGG" Suara yang ditimbulkan Alvin, karena menabrak tembok
"Eksistensimu akan segera berakhir, Alvin Dzekov." Sambil menodongkan gunbladernya, kearah Alvin.
"Bila ingin membunuhku, pikirkan saja jarakmu ini. Jangan pernah lengah sobat"
"Apa maksudmu..........?"
Alvin mengambil pedang yang telah ia sembunyikan di punggungnya, dia melemparkan tombaknya kearah Leon, Leon menghindar dengan gerakan kayang. Tapi Alvin mengincar kakinya,dia lebih memilih menghindar dengan melompat kebelakang dari serangan fatal itu, sehingga menggores bagian lengan kanannya.
"Sigh, hanya goresan kecil"
"Apa kau tak tahu?"
"Mana ku tahu, kau belum memberi tahu"
"Whatever, pedang ini mengandung racun V-125 yang bisa membunuh 100 manusia hanya dalam waktu 10 detik"
"Wow, aku terpukau. Apakah sudah di uji di ITS dan IPB?"
"May be, tapi mungkin kau mau memberikan pesan terakhir?"
"jangan berdiri didekatku"
"Oh, itu pesan terakhirmu??"
"Ya, karena kau akan meledak"
".......?"
Leon menembakkan Gunbladernya dan mengaktifkan aura merah (Ultimate), sehingga menimbulkan efek ledak yang membuat gigi ompong dan wajah Alvin penuh dengan luka bakar. Lalu Leon menembakkan Gunbaldernya secara membabi buta, Sehingga membuat seluruh sekolah hancur berantakan. Alvin pun kehilangan lengan kanannya.
"ARGHHHH....... belum mati juga, ya?" Ucap Alvin sambil menahan sakit.
"Kata siapa? Aku udah mati kok"
"Lah, kok masih ngomong"
"Ya, suka-suka saya dong"
"Baiklah, terpaksa kulakukan ini" Alvin memenggal kepalanya, sehingga darah bermuncratan kemana-mana.
"Satu sudah selesai, tinggal 4 lagi"




Shu, masih terdiam, dia memegangi kepalanya. Memori tentang Haruna memutar kembali diotaknya, sekolah yang sekarang berdiri kokoh, menjadi lapangan yang luas karena efek void dari Shu.
"Sial, hebat juga dia. Aku harus menjaga jarak"
Penyesalan memang datangnya belakangan, ya, iyalah kalau datangnya awal itu berarti pendaftaran .XD
Masa lalu Shu
"Banci lu, masa sama kucing aja takut" Ucap Rio, sambil mendorong Shu.
"Em......" shu terjerembab karena dorongannya.
"Bisu lu? Mana sajian utama kita"
"Ini dia, bos"
"Bahannya apa Rio,coba sebutin"
"Semangkok air liur kadal, rendeman cucian kaus kaki bos dan rendeman cucian cangcut bos"
"Oy, emang cangcut gue bau ya?"
"Cobain aja"
"Iya, bau......."
"Dasar pecundang, sebenarnya kalian yang banci. Beraninya sama Shu" Ucap Haruna, sambil melindungi Shu dan menarik tangannya dari posisi duduk.
"Udah, ya cewe gak usah ikut-ikutan"
"Haruna lari! Jangan peduliin aku"
"Tidak bisa, mereka harus dilaporin ke kepala sekolah"
Tapi sekelompak genk sekolah itu, memukul haruna hingga pingsan dengan balok kayu sebelum haruna melaporkannya ke kepala sekolah. Shu yang melihat semua itu menjadi paranoid, seluruh tubuhnya gemetar dan tanpa dia sadari seluruh orang disitu termasuk haruna terkena efek void.




Kini semua mata tertuju kearah Shu, Azraq dan kilatih menyerang dari arah belakang Shu. Sedangkan, Alvin menyerang dari arah depan Shu, Shu reflek berbalik dan menggunakan void. Paranoidnya semakin menjaadi-jadi, dia mengerang kesakitan. Rasa sakit dari pembullyannya di dunia semakin hebat di akherat, dia menatap tajam kearah Azraq. Suara-suara asing terdengar di telinga Shu, seakan menuntun untuk membunuh Azraq yang sedang bersama kilatih, ya Skizofrenia. Tanpa sadar dia menggunakan void terhadap Azraq, tanpa banyak perlawanan Azraq sudah hilang tertelan bumi, entah kemana. Kilatih yang melihatnya sangat terpukul, dia berjalan gontai kearah Shu dengan pandangan kosong, sesekali dia menggesekkan katana putihnya itu ketanah.


Suara itu semakin menjadi-jadi, pandangannya kembali menatap Kilatih.
"Haruna, haruna kau masih hidup?"
Kilatih masih terdiam, efek karena kehilangan Azraq masih menusuk-nusuk hatinya. Kini jarak antara kilatih dan Shu hanya sekitar 10 meter, Shu yang masih mengganggap Kiltaih itu haruna semakin mendekat. Pelukan, ya pelukan Shu terhadap kilatih. Dia memeluknya.
"Maafkan aku Haruna, aku telah melakukan itu padamu. Tolong maafkan aku"
Kilatih yang merasakan kesempatannya didepan mata, tidak menyia-nyiakannya.
"Ya, aku memaafkan mu" ucap Killatih sambil menusukkan katanya ke jantung Shu.
"Ugh.... Terimakasih, Ha-haruna" eja Shu sebelum meninggal dalam pelukan Kilatih.


Alvin yang melihatnya hanya bisa melongo, tak percaya apa yang ada dihadapannya. Kilatih menodongkan katananya kearah Alvin, setelah menyingkirkan mayat Shu dari pelukannya.
"Giliran mu telah tiba, manusia ompong" ucap Kilatih
Alvin yang tak bisa terima dengan omongannya, segera berubah menuju jakarta yang lebih baik, XP. Lizard from.
"Kau bilang apa, coba ucapkan lagi?"
Kilatih melongo melihat, Alvin yang berubah menjadi kadal besar. Apalagi luka-luka ditubuhnya beregenerasi menjadi utuh kembali.


Kilatih berlari cepat kearah Alvin, setiap serangan Alvin dia berhasil menghindarinya dengan sempurna. Alvin yang cenderung lambat, menjadi babak belur karena sayatan dimana-mana. Walaupun dia dapat beregenerasi, tetap saja itu butuh waktu.
"Awas kau!!!" Teriak Alvin
Kilatih melompat keatas tubuh Alvin dan menggoreskan tepat di perutnya, lalu menusuk di kepalanya dan terakhir di pipinya.
"Arghhhh....."rintih Alvin
Kilatih melompat lagi kemuka Alvin, dia mundur kebelakang. Tapi katananya menusuk kelobang hidung Alvin, Alvin reflek terasa gatal di hidungnya sehingga Alvin pun tidak sengaja batuk.
"Ugh..... ugh.... ughrkkk" Alvin memuncratkan cairan kehijauan, racun lizard.
Kilatih yang tidak sadar atas serangan mendadak, terkena racun itu. Racun yang menyerang sel tubuhnya bisa merusak organik nanotech dalam tubuhnya, Kilatih semakin merasakan lemas disekujur tubuhnya. Lemas, tak bertenaga dan mati.


Alvin yang merasa dirinya sudah menang hanya mampu melongo tak percaya, tanpa disadari Hvyt yang melihatnya sedari tadi juga takjub. Tanpa dikomando Hvyt yang melihatnya hanya bisa mengelu-ngelukan dirinya.


"Elu, elu, elu, elu prettttttttt"
"Lu kentut ya!!" Ucap Alvin sangar.
"Kagak, cuma sedikit"

TAMAT

7 comments:

  1. Wow. Ini mungkin entri yang paling cepat selesai saya baca.
    Saya bakal jujur kalau saya kurang suka sama banyak hal di sini meski bisa baca sampe habis - dialog yang niatnya komedi rada miss buat saya, deskripsi nyaris ga ada sama sekali, dan temponya berasa dikebut banget.

    5/10

    ReplyDelete
  2. Eleeeeh..... Bingung ini mau komentar dari mana, banyak sekali soalnya yang harus dikasih cabe. O.o

    Meh-- begitulah reaksi saia sebagai pembaca. -m-a

    Penggunaan emot -> XD di tengah cerita itu merusak suasana pembaca. Big Fail itu. Lalu kurangi juga lah sound effectnya, lebih elok kalo penulis coba bangun suara yang tercipta lewat deskripsi ciamik. Seperti: "Letupan besar tercipta seketika itu juga, melemparkan dinding kejutan ke segala penjuru." Dari pada sekedar "DUAAAR"

    Aku juga penulis yang juga demen nulis komedi. Dan gak bisa sedikit pun menarik bibir untuk tersenyum di sepanjang ceria ini. Entah karena tiap komedinya dipaksakan, juga karena kurang pas untuk menaruh komedi itu sendiri di dalam suasana yang sudah dibangun secara serius. (Contoh : Penggunaan "aku rapopo" itu gak cocok ditaruh ketika dua orang sebelumnya sudah niat untuk saling membunuh. Yang ada malah meruntuhkan pace yang coba penulis bangun.

    TAMAT-- agak kaget juga pas baca bagian itu. Baru aja baca, tau-tau udah selesai lagi. FYI, jumlah kata mungkin bisa bertambah lagi andai penulis bisa memberikan deskripsi yang lengkap di tiap cerita, nggak hanya sekadar dialog tag, narasi minim battle. Contoh : "Leon menebas, namun Azraq menghindar." lebih bagus lagi kalo diperpanjang buat memberi jeda penulis buat visualisasi adegan yang ada, seperti-- "Leon mengayunkan pedang silver sekuat tenaga. Dengan gerakan vertical dari atas, mengincar bagian lengan kiri lawannya. Akan tetapi, ayunan itu hanya mengenai angin kosong saja, Azraq cukup membelokkan tubuhnya untuk menghindar dari serangan yang mudah untuk ditebak."

    -------------------------
    Mohon maaf atas kripik dan cabenya yang mungkin terasa pedas. Semoga penulis bisa berkembang jauh lebih baik lagi di kemudian hari.
    Kalo pengen tau berapa skor yang saia kasih, bisa diambil dari huruf pertama dari tiap paragraf komentar yang ada.
    m(_.._)m

    ReplyDelete
  3. Waktu bertarung sama Kilatih, itu katananya sampe masuk ke lubang hidungnya, hahahaha XD Tapi mungkin menurut saya sih bisa lebih keren lagi kalo cara keluar racunnya lebih disengaja, gak kecelakaan kayak gitu. Dan mungkin bisa lebih seru kalo si Kilatih diliatin gimana cara dia berjuang ngelawan kelemahannya itu, misalnya kayak gimana meringis/teriak kesakitan sebelum dia mati.

    Saran utk penulisan yg saya tekankan paling perbanyak penjelasan siapa & bagaimana cara yg ngomong di akhir dialog, walaupun emang beberapa ada yg udah jelas siapa yg ngomong. Terus, jgn pake tanda kutip buat efek suara, kalo ditulis kayak gini: ["BRUGHGGG" Suara yang ditimbulkan Alvin, karena menabrak tembok] kesannya si Alvin yg teriak "BRUGHGGG" sambil nabrak tembok~

    5/10

    ReplyDelete
  4. Speechless. Umi bahkan enggak tahu mau naruh quote apa dicerita ini >A<

    mau ngasih banyak cabe, takutnya kepanjangan. Ga ngasih cabe dan ngasih nilai aja, ntar di anulir om admin. Ga komen, dibunuh penulisnya. orz

    Baiklah, Umi lakuin yang paling dikit mudharat-nya aja deh, *ceileh

    pertama, komedinya kurang tepat sasaran. Beda sama Leon yang komedinya ada di tengah bahasa sastra, disini komedinya mucul di tengah cerita yang suasananya kurang pas. Jadi munculnya ga banget.

    Kedua, romance dari Azraq dan Kilatih terasa kurang dibangun. Pas baca bagian Kilatih sempoyongan karena Azraq mati, malah baru ngeh kalau mereka ada romance-nya.

    ketiga, Umi ngerasa tulisan ini worth untuk dapet 7 sayangnya, banyolannya terasa sangat ga enak di Umi jadi 6/10.

    :D

    ReplyDelete
  5. ...........
    saya bingung mau komen apa.

    Saya jujur ngga nyaman bacanya :
    1. Typo teknikal berupa kapital, penguunaan tanda baca pada sound efek
    2. Font gede
    3. Jarak antar paragraf yang nggak konsisten. Dekat, jauh,
    4. Emoticon yang letaknya ngga pas
    5. Komedinya agak nggak pas.

    Tapi, nice job udah nggak WO
    +6

    ReplyDelete

Silakan meninggalkan komentar. Bagi yang tidak memiliki akun Gmail atau Open ID masih bisa meninggalkan komentar dengan cara menggunakan menu Name/URL. Masukkan nama kamu dan juga URL (misal URL Facebook kamu). Dilarang berkomentar dengan menggunakan Anonymous dan/atau dengan isi berupa promosi produk atau jasa, karena akan langsung dihapus oleh Admin.

- The Creator -