Pages

July 30, 2014

[ROUND 4 - ABADDON] PRIMO TROVARE - WHEN FORMER MEET LATEST

[Round 4] Primo Trovare vs Abaddon
"When Former meet Latest"

Written by Blackz

--- 

Dahulu, dia dikenal dengan nama Primo, Kali ini Ia tahu dirinya bukan lagi pria yang sama, dia adalah Helel yang paling rupawan di antar makhluk surgawi, ciptaan terindah milik Bapa.

Saat ini Helel melayang tinggi di atas pulau-pulau Nanthara, lingkaran neraka kesembilan yang dahulu merupakan tempat tinggal dirinya setelah dibuang oleh Bapa.

Tempat dingin, kecil diselimuti oleh es abadi, tempat dimana jiwa-jiwa penuh keangkuhan dan para pengkhianat agama ataupun negara dilemparkan. Tempat ini telah berubah menjadi sebuah kepulauan tropis yang sangat luas.

Seaakan menentang segala yang dibuat oleh Lucifer Thurqk membalikan 180 derajat semua unsur neraka kesembilan begitu ia diserahkan kuasa atas para jiwa-jiwa angkuh.

"Akan kau tuntun ke arah manakah diriku ini, Terkutuk?" Tanya Helel kepada  terkutuk yang melayang di depannya.

"Kembali ke Jagatha Vadhi tuan Primo, menunggu titah selanjutnya  dari Dewa Thurqk." Jawab sang terkutuk dengan kalimat datar.

Helel kembali menyadari dimata semua orang ia masihlah Primo Trovare, seorang manusia yang sepenuh hati ingin mengabdi kepada Bapa.

[ROUND 4 - KINNARAS] DEISMO - DEISMO, SEISMO AND HEISMO.

[Round 4] Deismo vs Kinnaras
"Deismo, Seismo, and Heismo"

Written by Overlord Hall

---

Kegelapan Mutlak adalah sebutan yang cocok untuk kondisi Deismo saat ini. Ia telah sadarkan diri, tapi yang ia lihat hanya kegelapan. Deismo mencoba menggerakan tangannya, ia masih dapat merasakan pergerakan tangannya, jadi dia pasti masih hidup.

Namun, Ia tak dapat mendengar suara pergerakan tangannya. Sebenarnya bukan hanya itu, bahkan ia tak mendegar denyut organnya sendiri. Jika ia tak bisa mendengar denyut organ regulasinya, berarti dia telah mati.

Deismo menggelengkan kepalanya. Mungkin pikirannya sedang kacau karena keletihan dari penggunaan mode gilanya pada ronde ke tiga. Satu menit, dua menit, tiga menit.... sepuluh menit telah berlalu, tapi ia tetap tidak bisa menangkap apa yang sedang terjadi, bahkan ia tak tahu apakah ia telah mati atau belum.

Rasa kesal Deismo akan kehampaan yang ia rasakan memuncak, sampai-sampai ia hendak berteriak sekeras-kerasnya. Namun, suaranya tidak keluar. Ia mencoba berteriak  lagi, meski mimik mulutnya mengikuti, tapi suaranya tetap tidak keluar.

"Sebenarnya... apa yang terjadi?" tanya Deismo dalam pikirannya.

Tiba-tiba sekumpulan kabut tebal muncul di hadapannya, membuat Deismo kaget dan melompat mundur secara refleks. Kabut itu tidak bertahan lama, tapi begitu lenyap ia meninggalkan sebuah pintu misterius yang tingginya sama dengan Deismo.

July 29, 2014

[ROUNG 4 - AMDUSIAS] SALVATORE JACKSON - MUSIC IS NEVER DEAD

[Round 4] Salvatore Jackson vs Amdusias
"Music Is Never Dead"

Written by Dendi Lanjung

---

[Peringatan Penulis: di beberapa bagian ada tautan musik, yang disarankan untuk dimainkan selama membaca karya ini. Alasannya karena selain sebagian tidak ada liriknya, juga karena lebih cocok didengarkan daripada hanya dideskripsikan secara tulisan]

•••

Sejatinya, setajam-tajamnya ilalang takkan bisa menyakiti telapak kaki yang terbiasa berjalan tanpa alas. Tapi ilalang berwarna hitam kemerah-merahan ini berbeda, tingginya kira-kira tiga puluh sentimeter, daun-daunnya kasar, ujungnya runcing, seakan terbuat dari potongan plastik mika yang sengaja digunting menyerupai karpet alam. RACHTAFARI nama ilalang tersebut, masih sekeluarga dengan pohon Rachta dan tentu saja hanya tumbuh di Kepulauan Nanthara. Ilalang menyebalkan itulah yang membuat Salvatore Jackson, si musisi patah hati yang kemana-mana selalu nyeker, berjingkat kesakitan. Seumur hidup, mungkin baru kali ini Sal berharap dia memiliki sepasang terompah.

[ROUND 4 - DUKE ELIGOS] CLAUDE & CLAUDIA - ACTUALLY, WE ARE AWARE WITH THE LIMERENCE

[Round 4] Claude & Claudia vs Duke Eligos (Eligor)
"Actually, We Are Aware With The Limerence"

Written by Sam Riilme

---

Author's Note

Highly advised to read the previous round before proceeding to read this one. Otherwise the content wouldn't make a connection.

*****

Behind the Curtain

'Pergantian pemain'.

Di dalam sebuah pertunjukan - baik itu teater ataupun olahraga - di mana sekumpulan pemain berlaga di depan penonton, selalu terbuka kemungkinan bahwa tidak selamanya pemain yang tampil akan benar-benar tampil secara penuh dari awal hingga akhir.

Seperti halnya pakaian yang kita kenakan setiap hari, para pemain dalam sebuah cerita pun dapat berganti.

Mulai dari sekarang, kita tidak akan lagi menemui sepasang kekasih yang berbagi satu badan dengan dua kepala.

Keduanya telah tiada.

Dan kini yang tersisa hanyalah sang pemilik tubuh yang sebenarnya.

[ROUND 4 - ANTABOGA] MAYOR YVIKA GUNNHILDR - JUST ANOTHER BITTER END

[Round 4] Mayor Yvika Gunnhildr vs Antaboga
"Just Another Bitter End"

Written by Herry P. Zulkarnaen

---

Betapa kehidupan manusia akan jauh lebih mudah bila semuanya hanya terdiri dari hitam dan putih, hanya ada baik dan buruk tanpa ada yang bimbang berada di antara keduanya. Tetapi rupanya Tuhan, Dewata, atau siapapun yang berada di atas sana lebih tertarik untuk memberi sedikit tantangan pada kehidupan manusia, karena kemudahan tersebut tak pernah ada.

Juga betapa indahnya kehidupan ini bila semua orang baik akan selalu bertindak baik, apapun situasinya dan di manapun mereka berada. Namun rupanya kehidupan tak selalu berjalan sesuai dengan yang kita inginkan, seringkali kita terjebak dalam situasi dan tempat yang mengharuskan untuk bertindak berlawanan dengan niat. Tak jarang kita dituntut untuk bertindak kejam demi untuk meraih tujuan akhir yang lebih baik.

Tak peduli sebaik apapun niatanku, itu tak akan pernah dapat menghapus dosa-dosaku atas semua nyawa yang telah kurenggut. Dan tak peduli sebaik apapun jasaku dalam membela negeriku, dari sudut pandang musuh aku hanyalah seorang keparat pembunuh yang telah membuat mereka kehilangan orang-orang terkasih. Yah, asalkan aku dapat bertindak demi kebaikan orang-orang yang kusayangi, tak mengapa walau tak segalanya tak selalu berakhir baik bagiku.

[ROUND 4 - RAKSHASA] MBA IRWIN - GOOD BYE PEACE MAKER

[Round 4] Mba Irwin vs Rakshasa
"Good Bye Peace Maker"

Written by [Re.]

---

 Good Bye Peace Maker

Peace Maker. Itulah julukan dari perempuan bernama Mba Irwin. Dahulu tak ada prajurit yang tak bergidik melihatnya. Kemampuan perempuan itu meredam konflik fisik tak jarang berbuah korban. Sekarang mungkin mereka akan tertawa atau miris melihat kondisi perempuan berambut pelangi itu.


Air mata yang mengering telah menjejak di pipi perempuan itu. Daging di pipinya menipis, membuat kulit wajahnya makin tirus-keriput. Rambut pelanginya kusut. Baju dan celana hitamnya sudah lusuh lagi bau. Wanita lain akan menganggap perempuan ini gagal mengurus diri. Berulang kali ia terisak menyebut lirih sebuah nama

"Elle… Elle…" nama itu terus diucap sembari menimang sebuah badan mungil yang sudah kaku. Badan gadis mungil itu sudah membiru dan tidak lagi mengucurkan darah dari loubang yang menganga di tengkuk. Ketiadaan panas membuat Mba menggigil lalu ganti menyebut nama lain.

"Antakaba… tolong aku… aku takut…"

Wajarlah bila ia takut. Mba saat ini berada di sebuah ruangan yang sangat gemerlap andai cahaya tersampir. Bayangkan saja, barang-barang emas mengelilingi perempuan ini. Sayangnya, saat ini sumber cahaya hanya berasal dari sebuah lampion kecil yang berada di sebuah kompartemen dari sebuah bor besar.


[ROUND 4 - ANTABOGA] SILENTSILIA - REMEMBER

[Round 4] SilentSilia vs Antaboga
"Remember"

Written by authorhinataumi

--- 

“Don’t be too high, Human. You don’t know the God’s plan.”
-          Hinata Ummi – The Author -

Dimana aku?

Gelap.

Tanganku terikat?

Siapa?

Kenapa?

“Ha... Ha... Ha...”

Suara itu? Tawa itu... Dia... Sakit.. Ini... Ah...

Ya.. Akhirnya Sil mengingat semuanya. Ia... mengingat semuanya.

* * *

“Bagaimana kabarmu, Sil?”

Gadis itu terbangun ketika merasakan sentuhan di bahu kirinya. Matanya yang terpejam perlahan membuka, menatap lapangan luas yang kini ia dan seseorang lainnya tempati.

Terdengar olehnya suara berdesing dari dua buah benda tajam yang bersinggungan.

Suara ini...

“Kenapa? Kau takut?”

[Carl?]

July 28, 2014

[ROUND 4 - ASPATRA] NIM IMANUEL - MASA LALU, PENYESALAN, DAN JANJI

[Round 4] Nim Imanuel vs Aspatra
"Masa Lalu, Penyesalan, dan Janji"

Written by Yuu

---

Aku ... tidak pernah terlahir ke dunia ini.

Sejak awal, aku diciptakan atas dasar keegoisan dan keserakahan manusia.

Sejak pertama kali membuka mata, kegelapan adalah temanku.

Aku ada untuk melenyapkan yang lain.

Keberadaanku hanya untuk membinasakan yang lain.

Di sudut manapun di dunia ini, tidak ada yang benar-benar menginginkan kehidupanku.

Tidak ada ... yang benar-benar membutuhkanku.

***

"Kubawakan mainan baru untukmu."

Kusambut pemuda bermata indah itu dengan wajah ceria. Ia tersenyum geli melihat tingkahku yang melompat-lompat karena kegirangan. Diusap-usapnya kepalaku dengan pelan, membuatku merasa nyaman.

"Beberapa hari kedepan mungkin aku tidak akan menemuimu. Ada masalah dengan ... yah, kau tahu sendiri, lah."

[ROUND 4 - FORNEUS] STALLZA - MELINDUNGIMU DAN HANYA DIRIMU

[Round 4] Stallza vs Forneus
"Melindungimu dan Hanya Dirimu"
Written by Yafeth T. B.

---


I
Sudah terlalu lama Thurqk mendiamkan Stallza. Peserta yang seharusnya membuat dia terhibur kini membuat dirinya gusar setengah mati. Dengan nyata-nyata peserta itu menolak membunuh lawannya, dan dia juga telah menghancurkan salah satu pulau kesayangannya. Dan kali ini dia menghancurkan Menara Penyesalan, satu lagi simbol keagungannya.

Sudah puluhan Hvyt yang mati akibat kemarahan sang dewa merah, tetapi kemarahannya tak redup sekalipun. Matanya menatap nyalang pada sosok yang terbang menembus Menara Penyesalan itu.

"Apa harus aku sendiri yang turun tangan dan menghancurkan orang itu?" teriak Thurqk penuh kegeraman.

Tawa seorang gadis menjawab Thurqk. Jika saja sumber tawa itu adalah salah satu makhluk rendahan yang dipanggilnya untuk bertarung, makhluk itu pasti akan bernasib sama dengan bangkai Hvyt yang bergelimpangan di hadapannya. Tetapi gadis yang tertawa itu adalah Abby. Gadis itu adalah satu-satunya yang tidak akan disentuh Thurqk dengan kemarahannya.

"Apa yang kau kerjakan di sini, Abby? Apa sudah tidak ada mayat hidup atau Hvyt yang bisa kau permainkan?" tanya Thurqk tanpa menoleh pada gadis itu.

July 27, 2014

[ROUND 4 - LAMASHTU] LAZUARDI - KELAHIRAN

[Round 4] Lazuardi vs Lamashtu
"Kelahiran"

Written by Po
 
---

Sepanjang hidupnya, sepanjang ingatannya, Lazu selalu dihantui. Lazu selalu merasa tindakannya bukan murni berasal dari idenya sendiri.

Ada sebuah suara yang memberinya gagasan-gagasan.

Buat si wanita berpupur putih kasihan padamu. Keringkan si jubah dan si baton, minum cairan tubuh mereka.

Tidak hanya Lucia, Colette, Stallza. Semua yang ia lawan dan ia buat cacat atau bunuh. Semua adalah ide dari suara itu. Lazu ingin membungkamnya, tapi bagaimana cara membungkam suara dari dalam kepalanya?

Adu domba mereka. Pancing mereka saling bunuh bagaimana pun caranya. Atur arah serangan pengendali es itu agar membunuh wanita pengindera air.

Kadang ia bisa melawan. Kadang ia tidak. Ia pernah bertanya pada Ayah dan Ibu tentang suara ini. Mereka diam sejenak, lalu menceritakan sesuatu hal.

July 26, 2014

[ROUND 4 - ALKONOST] URSARIO - SEVENY JOLLY BEARY

[Round 4] Ursario vs Alkonost
"Seveny Jolly Beary"

Written by Heru S. Zainurma
 
---

-intermezzo-
Dia yang Berada di Belakang Layar


Apa kalian tahu mengapa Thurqk menyelenggarakan turnamen afterlife ini? Dia beralasan ini demi menangkal rasa bosan, alias mencari hiburan. Tapi benarkah itu? Setengahnya sih mungkin saja betul. Namun kita belum tahu apa yang selama ini disembunyikan oleh si Merah Thurqk dan Iylich Corporation miliknya.

Well, tak perlu penasaran. Sekarang juga, kita akan ungkap semua itu. Ini semua adalah tentang ....

Yah, mari kita simak saja.

Dialah Thurqk, yang baru saja turun dari mobil limosin mewah, dikendarai oleh sang supir, yang tak lain dan tak bukan, adalah salah satu Hvyt kepercayaannya. Si supir memakai seragam hitam-hitam yang ciamik, lengkap dengan topi supir yang elegan. Namun penampilannya itu kalah mentereng jika dibandingkan dengan sang majikan. Thurqk dengan agungnya mengenakan setelan tuksedo merah marun, berhiaskan setangkai mawar putih tersemat manis di saku.

July 23, 2014

[ROUND 4 - LAMASHTU] SJENA REINHILDE - TUTORIAL

[Round 4 - Lamashtu] Sjena Reinhilde
"Tutorial"

Written by Bayee Azaeeb

---
 
 1 : How to make this game more interesting
Kilat's POV
[09.20 AM]

Aku tak mengenal bagian dari maze ini. Aku tak ingat melewati tikungan ini. Sesaat lalu, aku tak berada disini. Apakah Thurqk memiliki sihir lagi untuk maze ini?
Akupun meragukan diriku sendiri. Ingatanku pun tidak bisa kuandalkan untuk saat ini. Yang bisa kuandalkan saat ini hanyalah insting dan Katana Putih yang tak pernah jauh dariku.

Sayup-sayup kudengar suara pekikan mengerikan dari kejauhan. Monster itu, Lamashtu. Apakah dia yang melakukan semua ini?
Apakah ada hal yang lebih buruk daripada cyborg? Tentunya itu adalah Lamashtu.
Di masa depan kami telah mempelajari bagaimana menggabungkan manusia dengan teknologi nanotech untuk meningkatkan kemampuan. Tapi penggabungan manusia dengan hewan? Beberapa jenis hewan? Kepala singa, gigi dan telinga keledai, badan manusia, kaki burung.  Aku yakin Thurqk tidak punya jiwa seni. Atau mungkin ia hanyalah seorang psikopat.

Aku mulai mengerti kenapa orang menjadi Demon Hunter. 

"Sshhhhh...."

July 20, 2014

[ROUND 4 - RAKSHASA] NURIN - THE THOUSAND MASKS

[Round 4] Nurin vs Rakshasa
"The Thousand Masks

Written by Fachrul R.U.N

--- 

#1

Manusia itu istimewa. Nurin sering mendengar sentimen seperti itu saat ia masih hidup, dan ia memahami kenapa banyak yang mencetuskannya. Biar bagaimanapun, manusia adalah satu-satunya makhluk berakal budi yang hidup di bumi. Kaumnya adalah khalifah yang ditunjuk oleh Tuhan untuk memimpin seisi alam. Bila kaumnya menitahkan satu spesies hewan untuk punah, maka punahlah dia. Bila kaumnya menitahkan areal tetumbuhan untuk sirna, maka surutlah mereka. 

Dalam setiap kisah fiksi yang Nurin baca, para penulis pun hampir selalu menyajikan gagasan itu, baik secara eksplisit maupun hanya tersirat. Walau iblis yang hendak menginvasi dunia memiliki senjata mengerikan, keteguhan tekad manusia selalu mampu menumpas mereka. Di opera galaksi, meski manusia tak sekuat, secantik, dan sepintar ras alien, kaumnya mampu beradaptasi hingga menjadi disegani dalam waktu singkat.